Datangnya hanya memberi luka, dan perginya tak pernah memiliki makna.
Hari ini, dia yang katanya "Ayahku" datang seperti biasanya. Bukannya memberi bahagia, lagi dan lagi dia hanya datang bersama luka baru yang akan dia hadiahkan padaku.
“Hari ini terakhir kalinya saya mengurusi dia!”
“Saya tidak masalah jika dia tidak menganggap saya ayahnya lagi!”
Ya. Itu yang dia katakan pada Ibuku.
Aku termangu di depan cermin bersama luka baru ini. Kutatap dalam wajah penuh lelah itu.
Terakhir kalinya, yah?
Perlahan, bibirku tertarik ke atas.
Bahagia.
Ini adalah akhirnya. Lukaku akan sembuh. Sakitku akan pulih. Kelabuku akan berakhir.
Lengkung senyum itu berderai menjadi tawa, binar yang tak pernah kulihat belakangan ini kini kudapati muncul dari manik mataku.
Tak akan ada lagi luka.
Tak akan ada lagi sakit berkepanjangan.
Tak akan ada lagi sesak yang menyiksa.
Sekarang ... aku bebas.
Bebas dari alur memuakkan ini.
Semuanya telah berakhir. Bajingan itu ... Tidak akan lagi mengorek lukaku yang mulai kering untuk membasah kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quotes Broken Home
RandomSebuah kesakitan yang hanya bisa kulampiaskan dalam sebuah tulisan tentang penderitaan tak berujung, jeritan tak bersuara, rintihan yang tak pernah didengar. •Highest rank• #01 in sakit [23.07.18] #01 in nyata [23.11.18] #09 in sastra [23.11.18] #09...