Episode 4

33 3 2
                                    

Suasana indah di pagi hari begitu sejuk, Wendy terbangun dari tempat tidurnya dan begegas mandi. Sesampainya di sekolah, Wendy langsung masuk kelas dan duduk di samping jendela. "Permisi, apakah kamu Rasti?" "A-anu, maaf, sepertinya saya salah kelas." Wendy pun sadar bahwa dia bukan Rasti lagi. Wendy pun berlari menuju kelasnya.

Bel istirahat pun berbunyi, Wendy pergi menuju kantin untuk membeli minuman. Setelah di kantin, ia bertemu Fian yang sedang duduk sendirian dan menundukkan kepalanya seolah sedang murung. Wendy pun menghampirinya dan duduk di samping Fian. "Fian, kamu kenapa murung begitu?" "Aku mempunyai berita buruk, Rasti kecelakaan dan dia sekarang dirawat di rumah sakit." "Oh begitu, gimana kalau habis sekolah kita jenguk?" "Akan ku usahakan."

Sesudah sekolah, Wendy menunggu Fian untuk menjenguk Rasti yang sedang dirawat di rumah sakit. Setelah menunggu, akhirnya Fian pun keluar dari sekolah dan menghampiri Wendy. "Maaf ya kalau aku telat, soalnya abis piket kelas." "Tidak apa apa kok, aku juga baru keluar. Ayo kita menuju ke rumah sakit." Ucap Wendy.

Sesampainya di rumah sakit, Fian dan Wendy masuk ke kamar Rasti. "Jadi, bagaimana ini bisa terjadi?" "Aku melihat Rasti keluar dari intermedia dan dia membeli beberapa buku pelajaran dan buku manga. Lalu, ada seseorang dibelakang Rasti yang sedang mengikutinya dan mendorong Rasti kedepan hingga terpental jauh. Lalu aku pun berlari menghampiri Rasti dan menolong warga untuk memanggil ambulan." "Lalu, siapa orang yang mendorong Rasti?" "Orang tersebut adalah Daniel." "Da-Daniel?"

Wendy pun merasa kaget ketika dia mengetahui bahwa yang mendorong dia adalah Daniel, dan Wendy pun sadar bahwa Daniel adalah teman sekelas Rasti. "Mengapa Daniel melakukan seperti itu?" "Aku tidak tahu mengapa dia melakukan seperti itu. Setelah salah satu warga menelepon ambulan, aku melihat di sekitar dan Daniel pun menghilang begitu saja."

Setelah Wendy dan Fian mengobrol, mereka pun keluar dari kamar Rasti dan bergegas pulang."Aku pulang dulu ya Fian, sampai ketemu di sekolah." Sesampainya di rumah, Wendy pun masih memikirkan tentang Daniel. "Mengapa Daniel melakukan nya seperti itu? Apa salahku?" Ucap dalam hati. Wendy pun pergi ke kamar mandi dan berendam di bathub.

Pagi hari pun menerangi kamar Wendy yang sedang terbaring di kasur. Wendy pun berangkat sekolah dengan tepat waktu. Selama menuju ke kelas, wajah Wendy nampak begitu murung ketika dia masih memikirkan hal kemarin. Usai sekolah, Wendy pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan. Setelah berbelanja, Wendy pun bergegas pulang kerumah.

Ditengah jalan, dua orang preman melihat Wendy berjalan sendirian di gang kecil. Dua orang pria tersebut menghampiri Wendy dan menghadangnya. "Neng, mau jalan jalan sama abang nggak?" Wendy pun berusaha menolak ajakan preman tersebut tetapi pria tersebut memaksa Wendy untuk ikut. Akhirnya Wendy pun disekap oleh dua pria tersebut menggunakan lap yang sudah diberi obat bius. Diwaktu yang sama, sebuah cahaya pun muncul di belakang dua preman tersebut. Sosok tersebut adalab dewa kematian

"Berhenti!" "Ada urusan apa anda dengan saya?" Ucap preman.
"Kembalikan wanita itu kepadaku." "Anda cukup berani ya, hadapi saya terlebih dahulu." Akhirnya salah satu dari preman tersebut mengeluarkan pisau tajam dan berlari menuju pria tersebut. Dewa kematian tersebut mengeluarkan sebuah mantra dan menghajarnya hingga pingsan.

Dewa kematian tersebut membawa Wendy ke rumah Wendy. Lalu ia meletakkan Wendy di sofa dan memberi sebuah mantra untuk menyembuhkannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 29, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Switched GirlsWhere stories live. Discover now