BAGIAN 6

3.5K 507 17
                                    

Jenderal Jungkook menatap seorang wanita yang kini tengah menundukkan kepalanya. Matanya tak lepas dari wanita itu. Bibir wanita itu terkatup rapat seakan tak ingin berbicara apapun mengenai dirinya. Jenderal Jungkook hanya bisa mendengus.

"Siapa kau? " Jenderal Jungkook bertanya dengan intonasi yang mengintimidasi.

Lalisa meneguk ludahnya gugup. Dirinya tak pernah tau jika apartemen rahasianya sekarang sudah disewakan. Sial! Seingatnya apartemen ini yang tau hanyalah dirinya dan kepercayaan nya. Lalisa ingat betul bahwa saat ayahnya memberikan hadiah apartemen ini tidak ada yang tahu. Bahkan ibu dan kakaknya pun.

"Apa kau tuli?" nada Jenderal Jungkook terkesan sinis.

Lalisa hampir saja memutar bola matanya karena saking kesalnya dengan pemuda yang ada didepannya ini. Mendadak pemuda ini menjadi sangat cerewet. Padahal dipertemuan pertama mereka saat dirinya tak sengaja menabrak pemuda itu. Pemuda itu terkesan dingin tak tersentuh. Bahkan yang menjawab permintaan maafnya itu orang yang ada disamping nya.

Astaga! Hampir saja lalisa melupakan bahwa saat dia dan pemuda itu bertabrakan dirinya sedang berada dalam lorong kediaman rumah utama anggota keluarganya. Sial! Kenapa lalisa baru mengetahuinya. Apa jangan-jangan pemuda ini adalah orang yang disuruh untuk menangkapnya? Lihat saja lalisa tak semudah itu untuk dikalahkan.

"Tak usah berpura-pura! Kau tau kan aku ini siapa? " jawab lisa sinis.

Alis Jenderal Jungkook tertaut mendengar nada sinis dalam ucapan gadis itu. Wajah dan sikapnya sangat berbeda. Benar-benar menipu.

"Katakan pada atasanmu tak perlu bersusah payah mencariku. Kau tak akan bisa membawaku kembali. " Lalisa melanjutkan omongannya yang sempat terjeda beberapa saat.

Jenderal Jungkook benar-benar tidak mengerti dengan ucapan gadis yang ada didepannya ini. Apa gadis ini terbentur sesuatu? Astaga tadi gadis itu bilang apa? Atasan? What the? Jenderal Jungkook adalah orang yang suka memerintah bukan orang yang suka diperintah.

Matanya menatap tajam gadis yang ada didepannya itu. "Jangan macam-macam denganku nona. Apa maksudmu sebenarnya? "

Lalisa terkekeh. "Memangnya kau siapa sampai aku tak boleh macam-macam denganmu? Tingkahmu yang seperti jenderal benar-benar membuatku muak. Ingat! Kastamu jauh dibawah ku. " ucapnya angkuh.

Rahang Jenderal Jungkook mengeras. Sialan! Harga dirinya dipertaruhkan disini. Kenapa mulut gadis ini tajam sekali?

"Jaga bicaramu. " suara rendah tertahan dari Jenderal Jungkook bukannya membuat Lalisa takut malah membuat lalisa semakin gencar menginjak-injak harga dirinya.

"Apa yang perlu kujaga? Bawahan sepertimu tak seharusnya berucap dingin pada majikanmu! "

Lalisa menatap tajam Jenderal Jungkook. Dirinya tak takut dengan pemuda yang menurutnya adalah utusan dari kakak iparnya untuk mencarinya. Menurutnya pemuda itu benar-benar konyol. Lihat? Bagaimana nada bicaranya yang terlewat dingin pada sang majikan? Benar-benar tak tahu diuntung.

"Kau telah melewati batasanmu nona. Kau pikir siapa kau berani sekali mengataiku seorang bawahan? Cih bahkan kasta dari penduduk yang tinggal di Pallas tak lebih dari seperempat kedudukanku. "

Jenderal Jungkook tak akan diam saja saat harga dirinya terinjak-injak. Mulut berbicara gadis yang ada didepannya ini memang harus diberi pelajaran agar tak berbicara seenaknya. Dia pikir dia akan menang melawannya? Tidak sama sekali. Bahkan dalam hal peperangan Jenderal Jungkook tak pernah kalah. Apalagi berurusan dengan gadis kecil dihadapannya ini. Cih benar-benar memuakan.

Lalisa menggeram marah. "Berani sekali kau! " telunjuk lalisa terarah pada wajah pemuda itu.

"Atas dasar apa kau merendahkan Pallas? Kau cuma seoarang bawahan yang tinggal diPallas dan beginikah sikapmu kepada kota yang telah memberimu kenyamanan?! " teriaknya.

CASTALLA : The Beginning | RevisiWhere stories live. Discover now