°o.OSUKA DAN DUKA O.o°

377 43 6
                                    

"WEH ULANGAN BAHASA INDONESIA WEH HARI INI" teriak sang ketua kelas, Rasya.

"ANJIR LAH, BUKU TULIS PINJEM WOY"

"BAB BERAPA WEH"

"LAH, LAH HARI INI?"

Semua murid terlihat sibuk, mereka di kejutkan dengan ada nya berita bahwa hari ini mereka akan mengadakan ulangan bahasa Indonesia.

Dan keributan itu berakhir saat sang guru memasuki kelas, tanpa berkata sepatah kata pun. Rasya yang paham dengan keadaan pun memberanikan diri untuk medekati sang guru.

Saat di dekati slaah satu muridnya, sang guru hanya menyerahkan tumpukan kertas kepada Rasya. Seketika kelas terasa horror, mereka paham dengan situasi seperti ini. Guru mereka sedang keadaan tidak baik, lebih baik mereka bungkam daripada harus mendengarkan ocehan yang dilontarkan guru mereka ini.



KRINGGGG

"KANTIN KUY" ajak Tasia.

Saat mereka melewati lorong sekolah. Tasia, Naya, Elina dan Adel terawa lepas. Berbeda dengan Carissa yang merasakan nyeri di dadanya dan juga ia mengalami sesak nafas.

"Sakit banget ya ampun"

"Sini dong sa, jangan di belakang kita. Kek musuhan aja" Adel menarik pergelangan tangan Carissa.

"Ah, iya"

Mereka kembali berjalan dan tidak mengetahui bahwa Carissa sedang menahan rasa sakitnya.






"Em,halo" ucap Raffi. Saat ini ia sedang berdiri di tengah lapangan sambil menggenggam sebuah mikrofon.

"Gw mau nyatain perasaan gw ke seseorang yang udah nyuri hati gw selama ini. Gw gak bisa mendem perasaan gw lagi. Gw tau gw bukan orang yang romantis, orang yang bisa bikin kata kata manis. Gw bukan orang kayak gitu. Tapi, I need to confess my feeling to someone, so..."

Kantin menjadi heboh, semua orang menggenggam erat ponsel yang mereka gunakan untuk merekam kejadian ini. Bahkan beberapa Obet berhenti hanya untuk menyaksikan kejadian yang bisa di anggap langka. Anak txt yang lain hanya tersenyum melihat sahabat mereka akhirnya memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya.

"Elina Pradista, do you want to be my girlfriend?"

Semua orang mulai berbisik bisik, ada yang terima dan ada juga yang tidak percaya bahwa Raffi jatuh hati kepada Elina. Anak itzy sudah memegang sebuah mikrofon yang mereka arahkan ke arah Elina, mereka ikut serta dalam acara ini.

"Emmm" gumana Elina. Gugup, itulah ia rasakan. Sedangkan semua orang sudah menunggu jawaban darinya.

Elina mengambil mikrofon yang di genggam Naya. Ia berjalan menuju tengah lapangan, dimana Raffi berdiri saat ini.

Ia tersenyum lalu menjawab, "Yes, I do. Raffi Anggara"

Sorak gembira terdengar jelas, siapa lagi yang berteriak kalo bukan sahabat sahabat gila mereka.

Hari ini, hari yang spesial untuk itzy dan txt. Setelah pulang sekolah tadi, Raffi mentraktir semua anak txt dan itzy. Semuanya menikmati makanan nya dengan nikmat, sesekali mereka merayu Raffi dan Elina. Di ujung meja, Carissa berusaha sekeras mungkin agar tidak menangis. Nyeri di dadanya terasa kembali.

Ia segera mengabari kakaknya yang sibuk merayu Raffi. Ia ingin pulang. Saat Azkara mendapatkan pesan dari adiknya itu, ia seketika melihat kearah adiknya yang sedang menunduk. Ia paham adiknya sedang menahan rasa sakit, oleh karena itu mereka berdua pamit dengan alasan sudah dicari kedua orang tua mereka.

"Weh, gw sama Carissa duluan yah. Dicariin bunda soalnya" pamit Azkara.

"Yah, kok udah mau balik aja sih" kata Rasya sambil memelas.

"Udah biarin aja, lu tau kan bundanya Aksa kalo udah marah begimana" kata Tara. Rasya pun meringis, ia ingat saat itu ia tidak sengaja mendengar bunda Azkara yang memarahi teman sekelas Azkara. Yang dimarahi hanya menundukkan kepalanya, salahnya juga mengerjai Azkara.

"Yaudah, gw pamit ye. Sa, yuk pulang"

"Hati hati ye"



Saat sampai di mansion mereka, Carissa segera masuk ke dalam dan berlari ke kamarnya.

Kedua orangtuanya yang sedang menikmati acara TV nya terkejut ketika melihat anak perempuan nya berlari dan membanting pintu secara kasar.

"Kak, Carissa kambuh lagi sakitnya?" tanya sang bunda saat ia melihat anak laki lakinya.

"Kayaknya Bun" ucap Azkara dengan lesu.

Ruang tamu hening, hanya suara TV yang mendominasi. Ketiga orang yang berada di ruang tamu sibuk dengan pikirannya masing masing. Mata sang bunda sudah berair. Ia masih tidak bisa menerima jika anak perempuan nya mengalami penyakit yang sangat mematikan itu. Carissa, ia mengidap penyakit jantung koroner.







TBC

HIYA HIYA, AUTHOR KAMBEK

By the way, maafkan author kalo author salah mendeskripsikan penyakit jantung koroner.

And, RAFFI SAMA ELINA JADIAN YUHU
Aneh ye, tiba tiba jadian :") tapi gak papa, author lagi nyiapin book baru.

VOMENTNYA GUYS



Smile (TXTZY) ✅Where stories live. Discover now