05- ketahuan

40 2 0
                                    
















jangan lupa vote nya ya



















komennya juga ya














follow aku agar kita bisa lebih dekat dan akrab lagi.

Dengan langkah yang berat, aku masuk ke rumah. Hari ini terlalu banyak drama yang sudah ku lewatkan, mulai dari Bianca yang menunjukkan kemesraannya dengan pacar gua--- no, maksudnya mantan pacar gua---. Sampai perkelahian ku dengan nya hanya gara-gara cowok.

Huuuf. Hari ini terlalu melelahkan untuk ku.

"assalamualaikum ummi" ucapku seraya mengetok pintu rumah. Tak lama kemudian pintu pun terbuka dan memperlihatkan wajah ummi penuh kecemasan.

"abi mau bicara" ucap abi dengan nada dingin.

Ada apa dengan abi hari ini. Bantinku berbicara.

Akupun duduk di sofa depan televisi, menghadap ke arah abi yang hanya melihat televisi. Jantungku berdetak sangat kecang, seolah firasat ku berkata akan ada kemarahan di hadapan ku. Ummi? Aku baru sadar ummi tidak ikut duduk bersama, ia lebih memilih ke dapur. Sekarang aku sendiri, tidak akan ada yang membela ku.

"sudah berapa lama kamu berpacaran" deg, sejak kapan abi tau aku berpacaran. Sial, aku hanya memiliki waktu hitungan hari sebelum masuk pesantren. Aku tau ini konsekuensi dari tindakan ku selama ini.

Aku hanya tertunduk "dua tahun bi" jawabku dengan takut.

Abi memang sangat tegas dalam hal yang bersangkutan dengan hati dan nafsu. Saat aku SMP abi pernah berkata kelembutan hati akan hilang ketika nafsu mendominasi.

"bagus, sekarang kemas barang kamu besok abi antar ke pesantren" udara bebasku sudah hilang. Dunia ku pun ikut lenyap. Dan mulai besok aku akan menyelinap ke dunia abi.

Huuff. Ku tarik nafas dalam-dalam lalu ku lepaskan. Hanya itu yang bisa kulakukan saat ini, menenangkan diri dihadapan abi lalu menagis di pelukan ummi.

Sudah berapa kali abi menegur ku dan mengancam akan di masukkan ke pesantren hanya karena memakai celana jeans, berkelahi di sekolah dan masih sering melalaikan sholat.

Hari ini ancam tersebut sudah menjadi kenyataan, tidak berbesit sedikitpun dipikiran ku bahwa guru BK akan mengirim surat skor langsung ke rumah. Biasanya tiap kali guru menyerah surat skor padaku agar ku berikan ke abi ummi, aku langsung merobek dan membuangnya.

Semua baju sudah ku masukkan ke dalam koper, ku tatap sekeliling kamarku yang tak lama lagi ku tinggalkan. Tidak banyak kenangan yang ku miliki hanya sebatas canda tawa yang sering ku lakukan bersama ummi dan abi. Tapi ada satu hal yang sangat sulit untuk ku tinggalkan yaitu cinta.

Jujur aku langsung bisa melupakan Randy. Tapi sekarang hati terpaut pada sosok laki-laki dingin dan irit bicara yaitu kak Gibran. Jangan tanya bagaimana aku bisa jatuh cinta padanya, karena sungguh cinta ini datang tiba-tiba. Aku jatuh cinta pada pandangan pertama, sikapnya yang dingin terkesan cuek tapi perhatian.

"Fatim" panggilan itu datang dari ummi.

"iya mi, masuk aja gak di kunci" jawabku.

"bagaimana sudah siap semuanya?"

"sudah mi, besok bisa langsung berangkat"

"besok kita ke sekolah dulu ambil surat pindah"

"apa Fatim bisa sambung sekolah lagi?" tanyaku antusias.

Fatimah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang