Bab 16. Kekesalan Riyan

1.4K 155 17
                                    

       Happy Reading^^
<
>

   Pagi harinya Tania menjalankan aktifitas seperti biasa, suasananya masih sama selalu sunyi dan sepi. Sekarang ia merasa lebih baik dari sebelumnya walaupun tetap ada saja gangguan-gangguan kecil yang selalu datang menghampirinya.

Semenjak kejadian itu Miranda jarang terlihat di sekitaran kos perempuan, tetapi lebih sering terlihat berada di bawah, tempat kos laki-laki. Entah untuk alasan apa sekarang Tania melihat kehadiran Miranda kembali di sekitar kamarnya, Tania berharap semoga semuanya akan baik-baik saja, karna Tania tahu semuanya berawal dari kesalahan dan dress pemberian Miranda lalu berujung pada kesialan.

Di meja makan Tania melihat Salsa yang aktif bahkan sepertinya sudah kenal dekat dengan semua penghuni kos, terlihat dari caranya berinteraksi bersama yang lain, bahkan Tania yang sudah lama tinggal di sini belum banyak mengenal penghuni di sini. Tania pun memilih untuk duduk di sebelah Mita.

"Ada apa?" tanya Mita saat melihat raut wajah Tania yang berbeda dari biasanya.

"Dress itu ada di kamar Salsa."

"Oh ya? Memangnya kenapa?"

"Gue takut semuanya akan terulang kembali, gue juga udah liat Ibu ke sini lagi," ucap Tania sambil berbisik-bisik, takut akan ada yang mendengarnya.

"Yaudah banyak-banyak berdoa saja. Eh, nanti ada yang mau gue omongin sama lo."

Tania hanya mengangguk singkat sebagai jawaban, hatinya merasa gelisah sesaat setelah melihat Miranda yang menghampiri Salsa dan berbicara dengan begitu akrab. Selesai makan seperti biasa Tania berangkat bersama Riyan, tetapi ada yang berbeda dari raut wajahnya hari ini, Riyan terlihat kesal.

"Kenapa lo?"

"Salam dulu, eh," jawab Riyan dengan ketus.

"Hehe ... Asalamualaikum, Yan."

"Waalaikumsalam."

"Ada apa?" tanya Tania lagi, mengulang pertanyaan yang belum di jawab.

"Entar gue ceritain di jalan aja, deh, udah siang, yuk."

Tania hanya mengangguk singkat, saat membuka pintu Tania berpapasan dengan Salsa yang sudah  tersenyum manis ke arahnya, Tania berniat untuk menyapa tetapi Riyan menarik tangannya dengan tiba-tiba, membuat Tania heran dengan kelakuan cowok satu ini, tidak seperti biasanya.

"Lo kenapa, sih?"

"Naik!" kerus Riyan menyuruh Tania untuk segera naik ke atas motornya.

"Iya-iya," jawab Tania pelan lalu naik ke atas motor matic itu. "Ada apa?"

"Dia jelek-jelekin lo di depan gue, gue gak suka!" geram Riyan membuat Milen terkekeh.

"Salsa?"

"Iya," jawab Riyan singkat.

"Mungkin dia suka sama lo kali makannya gitu, udah deh jangan dipikirin ada yang lebih penting dari itu."

"Ya penting lah orang lo di jelek-jelekin sama dia! Gue gak terima!" dengus Riyan, dengan perasaan senang dan aneh, Tania lalu mengelus-ngelus pundak Riyan mencoba untuk menenangkanya.

"Udah lupain aja, ada yang lebih penting dari itu. Kemaren gue bantuin beresin kamarnya Salsa, gue nemuin sebuah dress di kamar itu gue takut, Yan. Gue takut dia bakalan kenapa-kenapa," ucap Tania dengan nada pelan, ia takut pada pemikirannya sendiri.

"Sudahlah lupain saja, lagian dia keliatannya agamis banget, dia gak bakalan kenapa-kenapa kok," jelas Riyan, berusaha untuk mengurangi kekhawatiran Tania yang belum tentu akan terjadi.

"Semoga saja," gumam Tania pelan. Tak lama merekapun sampai dan berpisah di tengah jalan setapak menuju ke gedung yang berbeda.

🍁🍁🍁

Haii, jangan lupa tinggalkan jejak, vote dan komentar!

Misteri Kost Tua [END]Where stories live. Discover now