Third Story

1.8K 142 18
                                    

Edrea mengikuti langkah lebar Ryker menuju Rumah sakit. Walaupun masih bingung tapi Edrea tidak menolak ajakan dokter tampan yang berjalan di depannya itu.

" Ya Tuhan, aku lupa." Pekik Edrea begitu sadar banyak orang yang memandanginya. Dia masih memakai baju seragam Toko. Ryker menoleh menatap Edrea yang hendak berbalik. Dengan cepat tangannya memegang lengan Edrea yang membuat gadis itu tidak jadi beranjak.

" Mau kemana?" Tanya Ryker sambil menatapnya. Edrea takut takut menatap Ryker.

" Aku belum berganti pakaian dan juga tasku tertinggal di sana." Ucap Edrea pelan sambil menunjuk ke dirinya. Ryker tersenyum.

" Nanti aku minta Karyawan Grandma untuk membawakan pakaian dan juga tasmu."

Ryker kembali menarik tangan gadis itu, menaut jemarinya. Membawanya memasuki lift di lobby Rumah sakit, menuju ke lantai atas. Lalu Ryker memasuki ruangan di lantai paling atas Rumah sakit tersebut. Ruangan yang begitu luas, rapi dan wangi. Edrea menatap berkeliling ruangan tersebut dengan tatapan mata takjub, bingung dan sedikit takut.

" Aku sudah katakan panjang lebar tentang cara bagaimana menjaga dislokasi bahumu itu, tapi kau tadi melanggarnya." Ucap Ryker tegas sambil mendorong pelan tubuh Edrea agar duduk di sebuah sofa besar.

" Hari ini kau duduk saja di situ sampai sore, kau bisa menonton Televisi atau mendengarkan musik." Ucap Ryker lagi, Edrea diam. Dia hanya menatap Ryker yang terlihat menghubungi seseorang.

" Mulai besok kau bekerja di Rumah sakit. Di ruanganku. Membantu aku menyusun data pasien, sebelumnya kau ke sini dulu. Pagi pagi. Jangan telat. Kau membantuku dulu di sini." Ucap Ryker dengan nada agak cepat, Edrea bingung menatapnya.

" Ini rumahmu?" Ryker menatapnya tajam. Edrea dengan cepat menutup mulutnya, menyadari pertanyaan bodoh yang dikeluarkannya.

" Bukan." Jawab Ryker singkat. Edrea menatapnya.

" Ini tempatku beristirahat jika lelah dengan semua tugas yang kulakukan. Tapi sebelum memulai hari aku juga selalu ke sini, setiap pagi. Biasanya aku juga sarapan dan makan siang di sini. Kadang kadang juga menginap kalau terlalu lelah untuk pulang. Jelas?"

Edrea mengangguk cepat menanggapi ucapan Ryker dan sedikit kaget lalu memundurkan wajahnya, ketika lelaki itu memajukan wajah ke hadapannya di akhir kalimatnya.

" Nah, sekarang istirahatlah. Aku sudah meminta salah seorang dari Karyawan Grandma untuk mengantar pakaian dan tasmu. Aku harus segera kembali ke ruanganku." Ucap Ryker yang kembali ditanggapi anggukan oleh Edrea.

" Kau bisa makan siang di sini. Kau boleh memasak mie instant atau apa pun yang kau mau dan jangan lupa untuk minum susu. Tubuhmu terlalu kurus." Ucap Ryker sambil mengacak rambut Edrea lalu melangkah dengan santai. Meninggalkan gadis itu yang terbengong sendiri.

Sepeninggal Ryker, Edrea segera saja menghembuskan napas lega. Gadis itu terlihat cemberut dan bersungut sungut.

" Seenaknya saja, membawaku ke sini. Memintaku menjadi assistantnya dan mengataiku kurus. Dia pikir dia itu siapa."

" Ada apa?"

" Aahh." Teriak Edrea keras begitu mendapati Ryker kembali masuk ke ruangan dan menyapanya. Dengan cepat gadis itu menggeleng tegas.

" Kau kembali lagi?" Tanya Edrea dengan wajah terlihat takut untuk menatap Ryker. Lelaki itu malah menengadahkan wajah Edrea dengan memegang lembut dagunya. Lalu mendorong tubuhnya itu sehingga membentur meja yang ada di ruangan itu.

" Aku kembali karena ada yang aku lupa." Ucap Ryker pelan. Wajahnya begitu dekat dengan wajah Edrea yang jadi merona merah. Gadis itu memberengutkan wajahnya seperti ketakutan.

Wajah Ryker lebih mendekat dengan tangan terulur. Edrea pun semakin memberengutkan wajahnya. Matanya memicing dengan dada berdentum keras.

" Aku lupa ini." Ucap Ryker sambil mengacungkan ponselnya dihadapan wajah Edrea yang membuat gadis itu membulatkan matanya dengan wajah semakin memerah.

Ryker kembali melangkah keluar ruangan dengan senyum menggoda. Edrea berdecak kesal.

" Ya Tuhan, mimpi apa aku semalam. Bertemu dengan dokter tampan yang membuatku menjadi tidak karuan seperti ini." Gumam Edrea pelan. Sangat pelan sambil kepalanya menoleh ke kiri dan ke kanan, khawatir dokter itu kembali lagi.

SEASON OF LOVE  (COMPLETED)Where stories live. Discover now