Bara Rindu - 22

44.2K 2.6K 32
                                    

Lantunan adzan berkumandang merdu dengan suara bass seorang Barabas Anggara. Rindu menatap takjub tak percaya saat melihat Bara mengadzani ketiga anaknya. Ya anaknya dengan Bara.

"Anak ayah ternyata bisa adzan. Ga nanya arah kiblat lagi nih?" Celetuk Atha menyindir Bara.

"Ga akan ada yang ngevidcall sampe 100x lagi nih." Celetuk Kelvin menatap Bara dengan senyum miringnya.

"Tenang juga hidup gue!" Ujar Raja dan Raenand bersamaan.

"Ga akan ada yang gila lagi nih dirumah." Ujar Candara tanpa mengalihkan pandangannya dari layar hp.

"Ga akan ada lagi yang merengek minta dimanja sama ibu nih." Kini Safira yang menyindir dengan nada bahagia.

Bara menatap tajam mereka satu persatu. Ia menatap Rindu yang sedang tersenyum mengendong bayi perempuan mereka. Mereka saling balas senyuman hingga tak sadar jika semua orang yang masih berada diruangan sudah saling tatap dan mengangguk serempak. Kelvin mengangkat jarinya dari jari telunjuk, jari tengah dan terakhir jari manis.

"Jadi kapan Bara nikahin Rindu?!" Tanya mereka semua bersamaan dengan nada cukup kencang.

Oeekkk ooeeekk ooeekkkk

Ambyar sudah ketiga bayi kembar yang baru terlelap itu menangis terbangun kaget, meski tak berada ditempat yang sama. Bukan merasa bersalah tapi semuanya malah tertawa kencang membuat Bara kesal memanyunkan bibirnya.

"Rindu, ini gendongnya gimana?" Tanya Bara pelan.

"Ya gendong ambil pake tangan." Yang menjawab Raindra dengan nada ketus. "Masa pake centong nasi." Lanjutnya dengan dengusan kasar.

Raindra melangkah mendekat dan mengambil si sulung kedalam gendongannya, ia mengeyong pelan hingga terlelap kembali. Tinggal si bungsu yang masih menangis dengan tangan Bara yang menepuk pahanya pelan, namun tak mempan. Rindu yang gemas pun memberikan bayi perempuannya pada Bara. Sedangkan ia mulai turun mengambil anak bungsu mereka - yang memang sejak lahir paling suka menangis.

"Kamu ahli banget Rindu ngurus bayi." Ujar Safira yang sudah berhenti tertawa, mendekat pada Bara namun menatap Rindu.

"Dipanti dulu sering ngurus adik-adik bu. Kadang kalo ada bayi yang baru masuk panti karna dibuang orang tuanya Rindu ikut membantu mengurus jadi lumayan tau cara mengurus bayi." Jawabnya dengan senyuman khasnya.

"Sungguh manis ciptaan tuhan ini!" Ujar Kelvin, Raja, Raenand serta Candara bersamaan.

"Kalian mau nikung?" Tanya Bara sedikit menekan disetiap suku katanya.

"Cembokur membunuh mu." Ujar Raindra berjalan kesisi lain brangkar Rindu saat Bara sudah siap akan menendang bokongnya.

"Jadi......"

"Kapan kalian nikah?!"

"Biasanya juga nanya kapan kawin, kok sekarang jadi kapan nikah." Balas Bara yang sudah duduk diatas brangkar dengan masih mengendong si cantik.

"Nikah dulu baru kawin!" Ujar Safira serta Antha bersamaan.

"Lo kan udah kawin, ampe ngasilin tiga penerus gitu. Masih mau kawin lagi sebelum nikah lo? Belum ngerasain golok punya bokap gue motong dua biji sama batang dari singgah sana nya kali ya." Ujar Raja mulai jengah melihat Bara.

"Biasa aja dong bahasanya. Ingat perjanjian." Jawab Bara dengan sedikit bergidik ngeri mendengar ucapan Raja.

"Jangan ngomong 'Lo' 'Gue' kalo lagi ga kepepet banget apalagi kalo lagi ga marah." Ujar Raenand melanjutkan ucapan Bara.

Bara RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang