● 01

3.6K 261 33
                                    

HappyReading !!

"Jadi, kau benar-benar Hatake Kakashi ?"

Itu adalah pertanyaan yang kesekian kalinya diucapkan Hinata saat melihat sosok lelaki berwajah malas dihadapannya.
Hinata sudah beberapa kali mengamatinya dari ujung rambut ke ujung kaki, dan tidak pernah puas dengan penilaiannya sendiri.

"Kau pikir aku kembarannya ?"

Menyahut acuh dengan wajah dingin yang menyiratkan seberapa ia dibuat jengkel dengan gadis manis dihadapannya ini.

Hinata nyengir lebar, mengusap rambutnya sebelum meminum es teh manis dingin yang es batunya sudah mencair dan menimbulkab embun di gelasnya.
Hinata sudah berada di ruangan ini sejak setengah jam yang lalu atau 30 menit yang lalu, dan Hinata masih belum bisa mempercayai apa yang matanya lihat dan apa yang dikatakan kakaknya sekaligus lelaki berwajah tampan dengan tampang bosan dihadapannya.

"Maafkan aku, Kakashi-nii terlihat sangat berbeda dari yang terakhir kali aku ingat. Jadi yah .. kau taulah .."

Hinata merasa sungkan dan malu saat mengatakannya, sedikit rasa bersalah karena ia yang sempat curiga dengan Kakashi, sebelum Neji menjelaskannya dan membuat Hinata ingat pada sosok lelaki dewasa yang berada dihadapannya.

Hatake Kakashi yang diingatnya dulu tidak seperti Hatake Kakashi yang berada dihadapannya, bukankah tidak salah jika Hinata patut curiga dengan lelaki itu.
Dan bertanya-tanya apakah Kakashi melakukan sesuatu hingga membuat wajah yang dulu penuh bopeng itu bisa sangat bersih seperti ini.
Dan tubuhnya, gila !! .. sejak kapan seorang Hatake Kakashi memiliki perut yang layaknya papan cuci baju itu ? Ouhh .. roti sobek yang tersembunyi di balik kaos rumahan tipis yang dipakainya.

"Ckckk, dasar bocah." Berdecak saat mendengar perkataan Hinata dengan tatapannya yang malu-malu mengintip dari balik matanya yang sesekali melirik ke arah dadanya.

"Jadi, dimana kamarku ?"

Pertanyaan Hinata menyadarkan Kakashi yang sedang memikirkan sesuatu di dalam otak pintarnya, mengenai beberapa hal yang membuatnya terkejut setelah kedatangan Hinata sore ini.

"Oh, disini. Kau bisa menempatinya."

Hinata mengikuti Kakashi yang sedang membuka pintu sebuah ruangan.
Berdiri di belakang Kakashi benar-benar membuat tubuh kecilnya menghilang sempurna.
Hinata berdecak pelan, dalam beberapa menit saja sudah bisa membuatnya dipenuhi kekaguman pada sosok dewasa Kakashi yang berhasil membuat dadanya nyut-nyutan.
Sejak kapan lelaki dewasa begitu menarik di mata Hinata ??

"Masuklah, aku akan membawakan kopermu."

Khayalan indah Hinata dibuyarkan dengan perkataan Kakashi yang kembali membawanya menapak pada kenyataan.

"Ah ya, terimakasih." Sahutnya dengan kikuk.

Hanya dalam 30 detik saja, Kakashi sudah kembali ke kamar Hinata dengan koper silver berukuran sedang yang kini berada ditangannya.
Meletakkan di ambang pintu saat melihat Hinata yang berdiri di dekat ranjang, mengamati secara menyeluruh pada ruangan yang akan ditempatinya untuk sementara waktu ini.
Kakashi mengetuk pintu, menyadarkan Hinata yang sibuk dengan dunianya sendiri.

"Hinata, kopermu."

"Terimakasih, Kakashi-nii. Maaf sudah merepotkan."

Hinata membungkuk sekilas, merasa tidak enak hati karena sudah merepotkan si pemilik rumah yang akan menjadi tempat tinggal sementaranya.
Kakashi hanya tersenyum singkat, mengusap puncak kepala Hinata dengan lembut.

"Istirahatlah," katanya sebelum berlalu dari hadapan Hinata yang masih mencengkram pegangan pada kopernya.

"Hmm, selamat malam, Kakashi-nii."

MONOGRAMKde žijí příběhy. Začni objevovat