● 05

2.4K 219 23
                                    

Happy Reading !!

"Aku tau ini tidak benar."

Hinata terlihat sangat gugup sekarang, dengan dua tangan yang saling bertautan dan membuat jari jemarinya bermain dengan berantakan.
Hinata hampir saja menangis, seandainya tidak mempunyai tekad besar dalam otaknya yang hanya sekecil kuaci.
Sementara Kakashi hanya menatapnya dengan heran, memperhatikan bagaimana gadis cantik dihadapannya yang nampak gugup hingga membuat wajahnya pucat.

"Aku menyukaimu, Hatake Kakashi."

Mengatakannya dengan sebuah teriakan keras, Hinata menunduk semakin dalam untuk menyembunyikan wajahnya.
Rasanya sangat memalukan saat ia harus jadi yang pertama mengatakannya.
Tapi, Hinata sudah tidak tahan dengan dirinya sendiri, dan meledakkan sekarang.

Kakashi menatapnya dengan wajah terkejut, sebelum terganti senyum tipis.
Tangannya meraih Hinata mendekat, memeluk pinggangnya dengan erat.
Hinata terkesiap, saat merasakan Kakashi yang mengecup leher sampingnya dengan cepat.

"Maafkan aku. Karena membuatmu mengatakannya lebih dulu." Bisiknya.

Meski tidak yakin dengan artinya, Hinata membalas pelukan itu.
Menyamankan diri dalam rengkuhab erat dari Hatake Kakashi, lelaki dewasa yang berhasil memikatnya dan sukses membuat Hinata mengatakan perasaannya.
Bagi Hinata, itu adalah hal baru dan ia tidak terbiasa melakukannya.
Jadi, anggap saja jika Hatake Kakashi adalah batu loncatan tertinggi dalam pengalamannya.

Bagi lelaki dewasa sepertinya, Kakashi tidak perlu memberi alasan secara lisan, karena ia sudah terbiasa memberi balasan dengan perbuatan.
Jadi, karena Hinata sudah mengatakannya, Kakashi juga akan memberi jawabannya.
Lelaki itu tidak akan lari, meskipun nanti Hyuuga Neji akan membantainya.

Hinata bukan gadis polos yang tidak mengerti dengan gairah seorang lelaki, mengingat bagaimana kegilaan mantan pacarnya yang sangat brengsek seperti Uchiha Sasuke.
Jika ada yang berpikir, bahwa Hinata sudah melepaskan dirinya sendiri, jawabannya adalah salah.
Meski Hinata pernah pacaran dengan Sasuke, bukan berarti ia pernah melakukan hubungan badan dengan lelaki itu.
Hinata masih perawan sampai saat ini.

Jadi, saat Kakashi mulai mendekatkan wajahnya dengan tatapan yang tak lepas dari bibirnya, saat itulah Hinata memejamkan mata.
Membiarkan diri merasakan tentang bagaimana sentuhan dari lelaki dewasa.
Kakashi menciumnya dengan hati-hati dan perlahan, membawa Hinata dalam godaan sensual yang digelanyarkan lewat sentuhan tangannya yang kini mengusap pinggangnya.
Untuk pertama kalinya, Hinata melepaskan diri dari semua norma dalam kepalanya.
Membiarkan Kakashi menuntunnya dalam permainan berbahaya yang belum pernah di cobanya.
Hinata melepaskan diri, membiarkan dirinya hancur dalam pelukan lelaki yang kini merengkuh dirinya dengan begitu erat.

Saat akhirnya ciuman panjang itu terlepas, Hinata hanya bisa menunduk malu dan menyembunyikan diri di dada bidang Kakashi.
Hatake Kakashi tertawa kecil melihat tingkah kekanakan Hinata yang menurutnya sangat menggemaskan.

"Hinata, lihat aku."

Meski enggan, Hinata mengangkat kepalanya demi menampilkan wajahnya yang memerah sempurna.
Mengecup kening Hinata dengan lembut, merasakan perasaan menghangat yang kini mengisi hatinya.
Senyum tipisnya yang membuat Hinata sesak napas, rasanya ia ingin pingsan sekarang.
Hinata tidak tau, jika pesona lelaki dewasa bisa begitu membutakannya.

Kakashi mengusap lembut pada pipi Hinata yang sepenuhnya memerah, membuat Hinata memejamkan mata saat merasakan bagaimana telapak tangan yang kasar itu menyentuh pipinya.

"Neji pasti akan membunuhku." Katanya dengan suara rendah.

Hinata tidak tau apa arti yang sebenarnya, tapi langsung tersenyum saat melihat bagaimana lelaki itu mengecup pipinya cepat.

"Dia tidak akan melalukan itu." Sahutnya.

"Hnn .. sepertinya."

Dengan gerakan cepat, Kakashi menarik Hinata mendekat, kembali meraih bibirnya dalam lumatan bibirnya yang penuh kehati-hatian.
Kecupan saja tidak cukup, jika Kakashi bisa memagutnya, melumatnya dan bahkan menjadikannya hanya miliknya.
Kakashi sedang tidak ingin memikirkan hal lain, bahkan tidak lagi peduli pada teriakan murka Hyuuga Neji yang kini menggema di kepalanya.
Dia hanya menginginkan Hinata saat ini.

🌺

Suara dering ponsel yang membuatnya terganggu, membuka mata dengan malas, bersusah payah meraih benda elektronik yang tergeletak di bawah bantal.
Menguap lebar, Hinata berdecak saat melihat nama Hyuuga Neji yang tertera di layar depan ponselnya.
Mengabaikannya, memilih mematikannya dan kembali menyimpan ponselnya di bawah bantal.

Hinata hampir kembali memejamkan mata, sebelum melihat Kakashi yang kini terlelap di sampingnya, dengan tangan yang memeluk pinggulnya dengan ringan.
Untuk satu dari sekian alasan, Hinata tidak lagi peduli pada apapun, bahkan asumsi orang-orang diluar sana.
Mungkin terdengar obsesif, tapi Hinata menyukainya.
Meringsek mendekat, meringkuk di pelukan Kakashi yang membuatnya nyaman.
Lupakan Hyuuga Neji dan segala omelannya, Hinata sedang tidak mau mengingat kakaknya.

Mereka hanya tidur. Tidak ada malam panas yang mungkin sedang orang lain bayangkan.
Memang mengecewakan, tapi Hinata sedang dalam masa tanggal merahnya.
Mungkin, mereka akan melakukannya nanti, saat Neji selesai dengan segala masalahnya atas hubungan Hinata dan Kakashi.
Hinata hanya sedang menunggu bagaimana reaksi kakaknya, dan mengingat tentang bagaimana rewelnya lelaki itu, Hinata cukup yakin jika Neji tidak akan bisa menerimanya dengan mudah.
Meskipun yang memacari adiknya adalah teman baiknya sendiri.
Hatake Kakashi, bersiaplah untuk mengatasi amukan Neji dan segala omong kosongnya tentang dunia.
.
.
.
.
Akhirnya selesai. Sesuai yang saya mau sih 😂

Vote pleasee ❤❤

MONOGRAMWhere stories live. Discover now