Developer, atau Pengembang. Tidak hanya dalam dunia properti, dalam dunia video game istilah tersebut juga digunakan.
Dari asal katanya, Pengembang adalah suatu pihak yang mengalihkan sesuatu, menjadi bernilai lebih, dan untuk tujuan tertentu.
Untuk Pengembang Game sendiri, itu bisa diartikan mereka adalah pihak yang mengubah coding pemrograman, menjadi bentuk yang lebih mudah dimainkan, atau diperintah. Walau untuk kepentingan tersebut mereka butuh sumber daya yang tidak kecil.
Selain perangkat keras, dan lunak, sumber listrik besar, tentu saja, manusia merupakan sumber daya yang tidak tergantikan dalam semua kegiatan. Ini tidak jauh beda dari pelaku industri kreatif lainnya.
Sedikit keterangan dibawah, menceritakan dengan sangat sederhana, bagaimana game dibuat.
Biasanya pada Pengembang, mereka sudah memiliki jadwal, kapan game akan dipasarkan, atau kapan akan dikembangkan untuk kemudian dijual ke publik pada saat yang telah ditentukan. Biasanya, Pengembang membuat jadwal berdasarkan empat musim yang ada. Alasannya adalah, pada permulaan musim, pasar potensial mereka, remaja, sedang libur dari kegiatan sekolah.
Setelah ditentukan, kapan waktunya bagi pengembang untuk memasarkan sebuah produk, maka berikutnya akan dibahas judul, atau genre apa saja yang akan diluncurkan, serta siapa saja yang akan menjadi director judul-judul tersebut.
Dalam hal ini, tidak salah kiranya kita beranggapan, membuat game tidak jauh beda dengan membuat satu judul film.
Biasanya, sebuah developer game sudah mempunyai filosofinya sendiri.
Dalam pemilihan genre misalnya, apabila sebuah developer berfokus pada genre daily living, maka pengembang tersebut tidak akan membuat game dengan genre lain. Jadi, pihak sutradara hanya diminta untuk membuat game yang telah ditentukan, tapi sangat diizinkan menambahkan unsur minor di dalamnya.
Selain itu, ada sebuah developer pengusung banyak genre.
Untuk pengembang seperti ini, maka yang akan mereka mulai dari awal adalah pemilihan genre, dilanjut dengan judul game serta storyboard-nya.
Sedangkan bentuk lain adalah membuat game dengan genre, dan judul yang telah ditentukan sejak awal. Untuk jenis yang satu ini game yang akan dibuat biasanya game legendaris yang memiliki filosofi, dan gameplay yang otentik.
Sebut saja serial Final Fantasy untuk versi console, atau Warcraft series untuk game PC. Selain itu juga ada judul seperti Ragnarok untuk versi game online.
Nama-nama tersebut memiliki basis penggemar fanatik, sehingga pihak developer tidak bisa setengah-setengah menampilkan game ini pada publik. Andai saja penggemar tidak puas, atau kecewa terhadap serial baru yang dikeluarkan, bukan saja penjualan judul tersebut yang jeblok, namun reputasi pengembang menjadi anjlog di mata investor.
Sederhananya, untuk mengeluarkan sebuah judul ke pasaran, pengembang dihadapkan pada dua pilihan.
Pertama, membuat game yang biasa, dengan biaya produksi yang tidak terlalu mahal, dan kesehatan keuangan perusahaan bakal aman.
Atau.
Kedua, membuat dengan budget serius, memaksimalkan semua sumber daya yang dimiliki, sampai, bahkan membahayakan keuangan pengembang.
Khusus keadaan kedua, orang mungkin bertanya, mana ada perusahaan yang bertaruh sedemikian besar, hanya untuk sebuah judul game.
Sayangnya, memang ada sebuah pengembang yang seperti itu. Bukan developer biasa, bisa dikatakan developer ini cukup mempunyai nama besar.
Adalah Square Enix. Merger dari dua raksasa. square dengan seri Final Fantasy, dan Enix dengan waralaba Tomb Raider Lara Croft.
Bagi Square, Final Fantasy adalah hidup mereka, tapi tak jarang judul ini hampir membuat pengembang ini kehabisan nyawa.
Alasanya, apalagi jika bukan, investasi mereka yang terlewat besar, namun penjualan judul tersebut tidak semanis harapan.
Pertanyaan yang muncul kemudian, apa tidak bisa kegagalan untuk sebuah game di pasaran dibuat seminimal mungkin?
Jawabanya adalah, sangat bisa. Dan, untuk tujuan inilah seorang Game Tester, dan Game Master dibutuhkan.
Walau dalam arti harfiah, itu berarti penguji permainan, namun tugas mereka tidak bisa dianggap semudah itu.
Serta dengan maksud hampir sama, untuk permainan MMO, game master tidak hanya menjadi penguji.
Mereka juga dituntut untuk paham kondisi pasar. Karena, bagaimanapun juga mereka adalah gamer.
Khusus judul besar, seleksi para Game Tester, maupun Game Master, pengembang akan memilih Gamer fanatik, dengan segala cara.
Seperti mencapai level maksimal dalam mode insane, dan di beri batas waktu sebulan saja, atau semacamnya.
Setelah menjadi Game Tester, atau Game Master, keduanya bakal disibukan dengan menguji game baik proto tipe, sampai siap luncur, sepanjang jam kerja.
Walau tidak sepanjang jam kerja pada umumnya, sekitar 4 jam, tapi umpan balik mereka benar-benar berguna bagi pengembang.
Game tester akan bicara segalanya. Seperti karakter, gameplay yang sesuai dengan filosofi game, pergerakan baik karakter, maupun non playable character.
Bisa juga tentang tantangan dalam game yang mesti diselesaikan, kesulitan, serta kemudahannya. Juga tentang sistem informasi, apakah calon pemain bakal kebingungan, atau tidak untuk mengakses jendela informasi, dan banyak hal lain.
Tugas serupa juga ada pada Game Master. Seperti yang diketahui, dunia MMO sering kali menampilkan permainan tanpa batas. Dan, tempat seperti ini membutuhkan semacam pengawas permainan.
Sama-sama memainkan video game, bedanya, Game Tester hanya bertugas sebelum game diluncurkan, sedangkan Game Master akan diterjunkan langsung dalam permainan.
Seperti pemain pada umumnya, Game Master berbaur.
Bermain tidak jauh beda dari pemainnya, tapi juga memiliki kewenangan tertentu.
Selain melaporkan bug yang ada di permainan, Game Master juga membuat laporan pada saat maintenance berkala, apa saja yang harus dibenahi.
Sedangkan bug sendiri adalah sebuah sistem korup yang menyimpang dari program seharusnya.
Bukan hal sederhana, bukan, sebuah pengembang game menampilkan karya mereka buatmu.
***
ANDA SEDANG MEMBACA
When Story Build Up
Bukan FiksyenSemua tidak terjadi begitu saja, tanpa alasan. selalu ada sebab musabab, asal muasal. Begitu juga sebuah fiksi. Ada fondasi yang harus dibangun, logika yang harus dirangkai. Semua dilakukan agar cerita lebih menarik, mempunyai kedalaman, juga agar...
