Awalan

12.7K 578 8
                                    

Di balik tembok itu seorang pemuda berdiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di balik tembok itu seorang pemuda berdiri. Sudah beberapa menit Adit berdiri di balik tembok kokoh itu. Ia mulai merasa bosan, hingga suara langkah kaki terdengar. Dan terlihat seseorang melompat dari balik tembok. Adit menatap Bian yang terlihat acak-acakan setelah berhasil melompat dari balik tembok

"Lo beneran mau bolos lagi?" Bian terlihat tak yakin untuk bolos sekolah hari ini. Karna sudah dari kemarin mereka berdua berhasil bolos. Jika hari ini mereka bolos, kemungkinan besar orang tua mereka akan di panggil oleh kepala sekolah.

"Kenapa? Abang udah nggak berani bolos?" Adit tersenyum sinis. Bian hanya diam, sudah hapal dengan tingkah adik kelasnya itu. Jika Bian tidak menurutinya, Adit akan mulai berceloteh meremehkannya.

"Emang Lo nggak takut orang tua Lo dipanggil?" Tanpa menjawab pertanyaan Adit, kini Bian balik bertanya.

"Itu urusan nanti. Ayo, pergi" Adit mulai melangkah pergi dan di iringi Bian di belakangnya.

🍁🍁🍁

Sementara itu di lapangan sekolah, terlihat seorang pemuda berdiri tegap dengan keringat di pelipisnya. Sudah sedari tadi ia berdiri di hadapan tiang bendera. Ya, Arik dihukum. Arik datang terlambat dan berhasil dihukum oleh wali kelasnya.

Arik sudah merasa lelah. Kakinya terasa keram, dan kepalanya mulai terasa pusing. Terlihat seorang pemuda berjalan ke arah Arik dengan membawa sebotol air mineral. Pemuda itu menepuk pundak Arik pelan.

"Minum, gue tau lo udah capek" Rega mengulurkan air mineral itu kepada Arik. Dengan senang hati Arik menerimanya.

"Makasih, ga" Arik tersenyum. Dan Rega membalasnya.

Arik meminum air itu hingga tandas. Wajahnya terlihat sangat pucat. Bahkan seragamnya kini dibasahi oleh keringat. Rega menatap Arik iba, ia tahu Arik tak akan sekuat itu untuk menyelesaikan hukumannya. Rega mengantar Arik menuju UKS dengan merangkul bahu Arik berjaga-jaga jika Arik akan tumbang.

🍁🍁🍁

"Bang, mau rokok?" Adit mengeluarkan dua batang rokok dari dalam saku seragamnya. Bian hanya menatap rokok itu.

"Nggak. Lagi nggak pengen"

"Tumben"

Bian hanya diam mendengar ucapan Arik. Ia mengeluarkan smartphone- nya. Ada dua notifikasi pesan yang dikirim satu jam yang lalu, kemudian Bian membukanya. Pesan itu berisi permintaan dari seseorang.

"Bang, gue tahu kalian bolos lagi"
"Gue cuma mau minta tolong awasin Adit. Gue nggak mau dia ngerokok lagi. Makasih"

PERGI [COMPLETE]Where stories live. Discover now