ꗃ KookV
"Jungkook-ah kalau misalnya kamu bukan manusia, kamu mau jadi apa ?"
"Aku mau menjadi matahari."
"Kenapa?"
"Karena bulan membutuhkan matahari untuk meminjam cahayanya dan kamu tahu siapa yang jadi bulan tadi?"
"Siapa?"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•
⏯️🎹 Kim Seokjin - Tonight (Piano vers)
•
Ini adalah cerita antara aku dan dia.
Sebuah pertemuan yang terjalin atas dasar ketidaksengajaan sampai menghubungkan benang merah antara dua insan yang membawa takdir mereka masing-masing. Mengukir kenangan pun juga kisah abadi seolah tak lekang oleh berlalunya waktu.
Kisah antara aku dan Jeon Jungkook, pemuda penuh teka-teki namun juga manis.
Membawa aku, Kim Taehyung, pada sebuah lembaran memori menyakitkan sekaligus mengharukan.
Kisah yang kini aku sebut,
Matahari dan bulan.
-ˋˏ✄┈┈┈┈
Musim dingin pertama di kota Seoul adalah awal mula aku kehilangan cahayaku dengan begitu tragis.
Ya, kecelakaan.
Rasa sakit dan derita mendera dengan begitu kejam. Menghantarkan sebuah kegelapan dalam setiap sudut ruang hati yang menyusut pedih. Harapanku hilang bahkan kehidupanku berubah menjadi kelam.
"D-dokter tolong selamatkan anakku. Aku mohon." Suara Ibu yang begitu pilu terdengar dari samping telingaku. Beliau menangis, menggenggam tangan dinginku dengan begitu erat seolah takut kehilangan.
"Kami akan berusaha sebaik mungkin, mohon menunggu di luar."
Lalu kehangatan itu menjauh, digantikan oleh rasa takut bercampur amarah. Siapapun yang sudah melakukan ini mungkin tidak akan pernah bisa aku maafkan.
-ˋˏ✄┈┈┈┈
23 Desember 20xx
Semuanya gelap, tidak ada lagi secercah cahaya dalam garis pandangan meski setitik. Ingin menangis namun apa daya, ini semua mungkin sudah takdir yang Tuhan tuliskan untukku.
"Kamu baik-baik saja 'kan sayang?" Ibu berbisik disela isak tangis pilunya terus mengusap pucuk kepalaku dengan penuh kehati-hatian. Aku ingin sekali berkata 'tidak' namun hanya dengan membayangkan air mata kesedihan jatuh membasahi wajah tua ibu, aku tidak bisa.
"Anak ayah pasti kuat, bertahan sebentar lagi ya." kali ini tanganku sedikit gemetar, berkedip samar begitu suara serak ayah mengalun lirih seolah ingin memberikan kekuatan.
