00 Intro

7.9K 480 30
                                    

Typo ignore.

🚨🚨

Gadis itu terbangun saat mendengar adzan subuh berkumandang. Mengumpulkan nyawanya yang masih di alam bawah dan beranjak dari sana menuju kamar mandi.

Gadis itu menunggu giliran kamar mandi itu kosong karena di dalam ada ibunya. Memilih mendudukan diri di kursi meja makan dan kembali menutup mata.

Semalam dia tidur larut, karena tuntutan pekerjaan. Membuka mata ketika mendengar suara pintu di buka.

"Sana wudhu" ujar ibunya

Gadis yang dipanggil Una mengangguk dan berjalan ke arah kamar mandi.

"Teh awas Subin dulu" teriak adik bungsunya

"Gak mau ah, Teteh duluan" jawab Una dan buru buru masuk

"Aduh Teh, urgent nih. Panggilan alam" jawab Subin

Una berdecak. "Tunggu dulu, Teteh cuman ambil ambil air wudhu doang" balasnya

Subin mengangguk sembari memegang perutnya yang terus mules.

"Makanya kalo jajan tuh sehat, Pedes semua" singgung Una

"Gak sadar diri" balas Subin pelan dan buru buru masuk ke kamar mandi

Una balik kembali ke kamarnya dan siap melaksanakan sholat Subuh sendiri. Ibu pasti udah sholat duluan, kalo bapak pasti udah ke mesjid.

Setelah selesai sholat Subuh, Una langsung pergi ke kamar Sinbi adik tengahnya.

"Bi!" panggil Una di depan pintu kamar

"Hm" balasan adiknya bergumam

"Bangun udah siang! Mau minta tolong nih Teteh" jawab Una

"Masuk gak di kunci" balas adiknya

Una melihat Sinbi sedang menyiapkan buku buku pelajaran untuk dia kuliah pagi ini.

"Kamu mau nyetrika Bi? Sekalian ya setrikain baju Teteh hehe" ujar Una

Sinbi mendelik. "Mau bayar berapa emang kalo gue setrikain?" tanya Sinbi

Sinbi emang gitu. Dia pake lo-gue meski ke kakak dia sendiri. Kadang Subin juga begitu.

"Ck, itungan mulu lo. Nanti uang jajan di tambah lima ribu" balas Una

"Kok lima ribu sih Teh. Lima puluh ribu kek" balas Sinbi

"Bukan bank berjalan" balas Una

"Yaudah ya Bi, Teteh mau mandi dulu. Takut kesiangan, nanti bos marah lagi" ujar Una dan keluar dari kamar Sinbi meninggalkan pakaian yang akan di setrika Sinbi

"Punya kakak kok males banget setrika, heran!" gerutu Sinbi

.
.
.

Una Iswara, atau nama panggilan Una merupakan putri kedua dari pasangan Rizkyansyah dan Usna. Memiliki tiga saudara, kakak laki laki, adik perempuan dan laki laki. Berprofesi sebagai sekertaris di salah satu perusahaan di daerahnya.

Saat Una sekolah menengah akhir, keluarganya bisa di bilang di ujung tanduk. Banyak sekali yang Una rasakan saat dulu, dimana bapak nya yang berselingkuh, ekonomi keluarga yang jauh dari kata cukup. Meski begitu, Allah tetap memberikan jalan pada keluarganya, saat sekolah Una selalu mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk biaya sekolahnya. Una sangat bersyukur karena Allah masih menyayangi keluar mereka. Bapaknya sadar kembali ketika Una kelas tiga sekolah akhir. Dia menyesal telah mengkhianati keluarganya.

Una kuliah di biayai oleh paman dan bibinya, bahkan kakak nya juga ikut di biayai. Sekarang giliran Una yang membiayai sekolah adik adiknya. Una berharap semoga dengan membiayai adik adiknya, dia bisa meringankan beban ibu dan bapaknya.

Sinbi Iswara adik perempuannya yang sudah masuk di fakultas keperawatan. Cita cita nya ingin menjadi Bidan yang hebat. Tentu saja Keluarganya mendukung itu, karena itu di anggap pekerjaan yang cukup mulia.

Subin Widipa adik laki laki nya. Bungsu di keluarga ini. Baru kelas dua sekolah menengah atas jurusan IPA. Dia juga punya cita cita ingin menjadi dokter Umum.

Sedangkan orang tuanya hanya tinggal di rumah, bapaknya yang sudah menginjak usia lima puluh tahun lebih itu sudah renta jika harus di suruh bekerja untuk menafkahi anak istrinya. Sedangkan ibunya, sebagai ibu rumah tangga. Tetapi, ibunya memiliki usaha kecil kecilan, dia selalu menerima kue pesanan dari para tetangga yang ingin melaksanakan hajat atau acara acara lainnya. Dan itu cukup untuk kebutuhannya.

Maka dari itu Una merupakan tulang punggung keluarga ini. Una memang memiliki kakak laki laki, tapi sayang, sampai saat ini kakak nya itu tidak tahu dimana. Dia menghilang sudah dua tahun ini. Bahkan kakak nya itu sudah bertunangan.

Tunangannya selalu datang ke rumah mereka untuk sekedar bersilaturahmi. Tunangan kakak nya itu tidak berniat kembali mencari pria lain. Hatinya sudah sepenuhnya di bawa oleh kakak Una. Makanya dia menutup diri dari laki laki.

Usia Una sudah menginjak usia dua puluh dua tahun. Jika dipikirkan, ini memang usia yang cukup matang untuk dirinya menikah. Tetapi, sampai saat ini Una belum pernah mengenalkan sosok pria pada keluarganya. Jika ditanya maka Una akan beralasan "Belum bertemu jodohnya".

Terkadang Usna, ibunya sendiri bingung dengan sikap putrinya itu. Jika menyangkut perasaan Una memang tertutup, tapi jika berbicata atau berteman dengan lawan jenis dia sering bahkan cukup banyak pria yang berteman dengannya. Tapi salah satu dari mereka bahkan tidak ada pria yang di anggap spesial oleh Una sendiri.

Sudah banyak pria datang ke rumahnya untuk bermain. Usna selalu bertanya, apakah pria itu pacarnya Una. Tapi jawaban yang di dapat Usna selalu sama, yaitu kata Tidak disertai gelengen dan tambahan hanya sebatas teman.

Usna harap, Una bisa segera menikah. Karena Usia Usna dan suaminya tidaklah muda lagi. Mereka ingin menyaksikan pernikahan putri mereka yang dianggap super hiro karena membiayai semua kebutuhan keluarga itu.

🚨🚨

Hai, cerita baru lagi:)
Padahal Dionysus itu gantung banget. Nekatnya diri ini:)

Tolong berikan cinta pada book ini. Tq❤

My Handsome Policeman ; ekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang