27. 7 Bulan

1.7K 225 81
                                    

Typo ignore.

Mau up kemarin, cuman nonton iland, dan malah pusing karena banyak nangis. Jadinya gak jadi, hari ini aja aku up nya🙂

🚨🚨

"Bangun Ba!" Ujar Una dengan memukul pantat Bima keras.

Bima membuka matanya sebentar, lalu menutup kembali. Panggilan keduanya sudah dibiasakan menjadi Baba dan Bubu. Kata Una agar terbiasa saat anak mereka lahir nanti.

"Bangun Sholat Subuh." Ujar Una lagi-lagi memukul pantat suaminya.

Una mendengus ketika melihat suaminya kembali menutup mata.

"Laporin baby utun ya Baba nya gak mau Sholat!" Ancam Una.

Bima yang mendengarnya terkekeh. "Laporin aja, lagian si kembar belum ngerti." Balasnya tersenyum mengejek.

Una yang kesal mencubit pinggang Bima kuat lalu berkacak pinggang.

"Bangun gak?" Ancam Una.

"Gak mau." Balas Bima menutup matanya kembali.

"Kalau gak bangun—"

"Cium dulu baru bangun." Potong Bima.

Una membuang napas kasar. "Buruan Ba, ini Bubu pegel berdiri apalagi bawa si kembar." Rengek Una.

Bima beranjak bangun untuk duduk. Una yang melihatnya tersenyum.

"Udah wudhu?" Tanya Bima.

Una menggeleng membuat Bima tersenyum.

"Cium dulu sini!" Pinta Bima menarik istrinya.

Una terjatuh di atas pangkuan suaminya. Usia kandungan Una sudah menginjak tujuh bulan.

Bima sempat meringis, berat badan istrinya bertambah dua atau bahkan tiga kali lipat dari biasanya.

Una terkekeh melihat Bima dengan wajah merahnya.

"Berat ya Ba?" Tanya Una.

"Enggak kok." Bohong Bima.

Una tertawa, "Jujur aja. Bubu udah tau Bubu berat." Balasnya.

Bima meringis kecil. Lalu dia menarik tengkuk istrinya meminta jatah ciumnya. Semalam Bima pulang pukul sebelas malam, Una tentu saja sudah tidur. Jadi Bima tidak bisa bermanja seperti biasanya.

"Udah ayo Sholat, gak inget abis Ashar ada pengajian?" Ajak Una.

Nanti setelah Ashar memang ada acara pengajian tujuh bulanan Una. Itu memang biasa di lakukan, saat usia kandungan menginjak empat atau tujuh bulan selalu ada pengajian.

Pengajian biasa, hanya mengundang ibu-ibu komplek saja, meminta doa agar kandungan Una sehat dan dalam persalinan lancar.

"Dari Subuh ke Ashar lama Bu." Balas Bima.

"Ya Bubu juga tau lama, tapi Bubu harus bantu Bunda." Ujar Una.

Bima mengangguk pelan. "Nanti Baba kerja dulu?" Tanya Una.

Bima menggeleng. "Enggak, udah ijin juga ada acara di rumah. Jadi Baba disini bantu-bantu juga." Balas Bima.

Una mengangguk paham. "Yaudah ayo wudhu terus Sholat, nanti keburu abis waktunya." Ajak Una.

Dengan susah payah Una berdiri, Bima terkekeh melihatnya. Dia membantu istrinya berdiri lalu mengecup perut Una pelan.

"Pagi anak-anak Baba." Sapanya.

Una tersenyum melihatnya. "Pagi juba Ba." Balasnya.

🚨🚨

"Subin gak sekolah lo?" Tanya Una kaget melihat adik bungsunya ikut ke rumah mertuanya.

My Handsome Policeman ; ekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang