Di Sekolah

457 36 0
                                    

Pagi ini Zahra ke sekolah,namun hari ini ia terlihat memikirkan sesuatu,ia masih tidak percaya kemarin di jodohkan dengan laki laki yang mungkin hampir ia lupakan,namun karena perihal laki laki itu akan menjadi calon imamnya nanti ia mengurungkan niatnya untuk melakukan hal itu.

Zahra sudah tiba di sekolahnya,seperti biasa ia di antar oleh Ayahnya,Zahra berjalan memasuki sekolah menelusuri koridor,sampai ia mendapati Ridha yang tengah bermain bola di lapangan sekolahnya.

Zahra memperhatikan gerak gerik calon suaminya itu sambil sesekali tersenyum,sampai tidak sadar kalau bola itu mendarat padanya,salah satu teman Ridha menendang bola itu dengan amat keras yang ternyata mengarah pada Zahra.

"Astagfirullah"pekik seseorang yang di kenal dengan nama Jimly sang penendang bola maut tersebut.

Bruk..

Bola itu berhasil mendarat di kepala Zahra,membuat gadis itu jatuh ke lantai akibat hentakan bola yang begitu keras,menyadari hal itu Ridha,Jimly,dan yang lain menghampiri Zahra yang masih duduk di lantai koridor.

"Kamu baik baik saja?"tanya Ridha datar sambil mengangkat Zahra membuat gadis itu berdiri tegak.

"Maaf yah,gue gak sengaja"ucap Jimly meminta maaf kepada Zahra.

Zahra hanya mengeluas kepalanya yang masih terasa sakit."Iya aku baik baik saja kok Kak!tidak apa apa"Zahra memperhatikan wajah Ridha yang nampak khawatir.

Sementara teman Ridha hanya menganga melihat pria tersebut yang menyentuh perempuan yang bukan mahramnya itu tadi.

"Eh..Zahra kamu ada di sini?"tanya Wiwi yang baru saja tiba menghampiri Zahra dan yang lain.

"Kenapa kamu di sini?nggak ke kelas?"lanjut Alya menatap Wajah Zahra yang sedikit pucat.

"Aku baru mau ke kelas kok"Zahra pun berjalan menuju ke kelasnya belum cukup ia berjalan tiga langkah,kepalanya tiba tiba saja pusing membuat penglihatannya kabur,hingga ia tidak bisa menahan tubuhnya,yang akhirnya Zahra jatuh ke lantai dalam keadaan tidak sadarkan diri.

***
Zahra membuka matanya walau masih terlihat samar samar,tapi ia tahu kalau sekarang dia berada di UKS,kepalanya masih terasa pusing ia bengun dan menyandarkan dirinya di sandaran ranjang UKS tersebut.

Tiba tiba Wiwi dan Alya masuk dan langsung menghambur ke pelukan Zahra.

"Zahra!"teriak Wiwi yang masih berada di pelukan Zahra.

"Kamu kenapa?apa yang terjadi?"Zahra mengerutkan dahinya meminta penjelasan dari Wiwi.

"Zahra!kamu harus keluar sekarang,Kak Ridha Zah!"jawab Alya antusias bercampur dengan wajahnya yang panik.

"Kak Ridha kenapa?"tanya Zahra tidak kala antusias memegang erat tangan Alya.

Alya menghela napas pelan."aku tidak bisa menjelaskannya,pokoknya kamu keluar saja dulu"jelas Alya mencoba menarik tangan Zahra.

Zahra hanya mengangguk kemudian ia turun dari ranjang,dan segera berlari keluar UKS,mereka bertiga berada di koridor sekolah sekarang.

Yang benar saja saat Zahra melihat ke arah lapangan,begitu banyak orang berkurumun di lapangan,memang saat ini guru guru sedang rapat,sehingga mereka tidak tahu kalau sekarang ini sedang terjadi kekacauan di lapangan."apa yg terjadi di sana?"batin Zahra ketika melihat siswa siswi yang berada di lapangan tersebut,seakan sedang menahan seseorang.

Zahra menyipitkan matanya mencoba memperjelas penglihatannya,sontak membuatnya terkejut ketika mendapati calon suaminya tengah di tahan oleh beberapa siswa.

Dengan cepat Zahra berlari ke lapangan,membuat Alya dan Wiwi serempak melotot.

"Zah!!kamu mau kemana?"panggil Wiwi,sedangkan Zahra hanya mengacuhkan panggilan tersebut.

Merasa kalau Zahra tidak akan mendengarkannya,Wiwi dan Alya pun menyusul Zahra menuju ke lapangan.

Zahra menerobos masuk ke kerumuan tersebut,"ada apa ini!teriak Zahra ketika sudah tepat berada di samping sang calon suami.

"Zahra!"gumam Ridha.

Zahra menatap tajam ke arah Ridha kemudian menatap...."loh Kak Jimly?"pekik Zahra dalam hati.

Zahra bertanya tanya apa alasan mereka berkelahi seperti itu.

"Kenapa kalian berkelahi?"tanya Zahra,membuat seorang siswa yang menahan Ridha melepaskan pegangannya,begitupun yang menahan Jimly.

Ridha hanya diam,tidak menggubris pertanyaan Zahra,ia malah mendengus kesal,"bagaimana bisa gadis ini tidak mengerti?"batin Ridha.

Setelah lama dalam keheningan akhirnya Jimly angkat suara."begini Ra!gue benar benar tidak salahkan?,karna gue udah minta maaf ke elo,tapi Ridha malah menghajar gue"jelas Jimly yang sekali lagi mendapat tinjuan maut dari Ridha di pipinya.

"Lo salah bego,lo nyakitin ca-Zahra!"elak Ridha sambil berteriak membuat seisi lapangan berhenti bergeming,mereka kini menjadi diam seakan sedang di introgasi saja oleh polisi.

Dengan cepat Zahra berlari ke hadapan Ridha yang hendak memukul Jimly lagi,"istighfar Kak!sudah berhenti"ucap Zahra mencoba menghentikan Ridha sambil memegang pergelangan tangan Ridha.

Semua siswa menatapnya dengan tatapan membingungkan.

"Apa apaan sih Zahra pake pegang pegang tangan Kak Ridha segala?"

"Dihh...Modus banget nih orang"

"Duhh...nyesek,tapi romantiss"

Bisik semua siswa membuat Zahra menoleh ke arah tangannya yang dengan memgang pergelangan tangan Ridha.

Buru buru gadis itu melepaskan genggamannya kemudian menunduk malu.

Ridha yang menyadari hal itu pun berhenti,kemudian menetralkan napasnya yang tidak karuan,menatap datar Zahra kemudian berlalu dari hadapan Zahra dan di susuk oleh Yadi dan Zayn.

"Astaghfirullah Kak!"batin Zahra yang hanya dapat melihat punggung Ridha yang kian menjauh.

***
Zahra,Alya,dan Wiwi sedang berada di kantin sekarang ini.

"Guyyss !tadi waktu di tempat rohis,kenapa kak Nisa tidak masuk?"tanya Zahra kepada temannya yang sedang menyantap makanannya.

Alya merapikan niqabnya kemuadian menghela napas pelan,"Kak Nisa udah pindah sekolah kemarin dulu"jawab Alya santai yang di angguki oleh Wiwi.

"Loh..kok aku tidak tahu sih?"tanya Zahra kepada kedua sahabatnya itu.

"Yah...kami juga lupa ngabarin itu ke kamu"ujar Wiwi setelah meneguk jusnya.

Sedangkan Zahra hanya beroh mendengar jawaban dari Wiwi,"apakah mungkin alasan kak Ridha menerima perjodohan ini,karena kak Nisa?apa karena Kak Nisa sudah pergi,jadi dia bisa menerimaku?"batin Zahra,namun dengan cepat ia menepis pemikirannya itu"astaghfirullah"ucap Zahra beristighfar dalam hatinya.

So,segini dulu ya
Guyss...maaf kalau
Ada penulisan kata
Atau kalimatnya yg typo🙏

Makasih yang sudah
Membaca cerita ini
Pokoknya di Vote dan Coment
Gratis kok😀

Mkasih....😇
Wassalamualaikum Wr.Wb.

                       
                                Zhrayulianti2005

Zahra Kakak Kelas Ku Calon ImamKu [END] Where stories live. Discover now