3. First day

57.6K 7.7K 694
                                    


[B] [a] [b] [y] - [B] [o] [s] [s]

.
.
.

"Pagi pak" sapa pegawainya yang berpapasan dengan Johnny di koridor.

Wajah Johnny yang lesu telah menghilang dan dipenuhi kecerahan setelah tidur dengan nyenyak semalaman. Tidak ada yang bisa mengalahkan semangatnya untuk bekerja hari ini. Tapi ini sedikit aneh.

Disaat Johnny begitu bersemangat. Pegawainya nampak lesu. Apa selama ia tidak masuk kantor mengalami masalah?

"Oi John" panggil Doyoung yang merupakan sekertaris sekaligus tangan kanannya di kantor. Sambil berdiri di depan pintu ruangannya, Doyoung membawa beberapa berkas untuk Johnny baca.

"Gimana liburan lo?" Tanya Doyoung mengungkit hilangnya Johnny selama 3 hari.

"Liburan apanya?" Johnny menyunggingkan senyumannya. Baginya beberapa hari kebelakang bagaikan neraka. Mendengar tangisan bayi selama berhari-hari membuatnya stress level dewa.

"Lo tiba-tiba gak masuk tanpa alasan jelas. Ya kali aja lo pengen liburan dan gak mau diganggu"

"Kemaren ada masalah keluarga yang gak bisa gue tinggalin. Gimana kantor? Aman?"

"Aman dong. Gue nyampe bercucuran darah ngegantiin kerjaan lo" jawab Doyoung penuh percaya diri.

"Bisa aja lo. Hari ini jadwal gue apa aja?"

"Maraton sampe malem" jawab Doyoung dengan menampilkan tawa jahatnya.

Sudah diduga. Absennya selama 3 hari pasti menumpuk begitu banyak pekerjaan. Ia siap ngebut kerja hari ini.

"Ngomong-ngomong, apa cuman gue atau pegawai kita hari ini mukanya pada kusut banget?"

"Enggak ah, muka mereka tiap hari kayak gini kok" jawab Doyoung santai, tidak menimbulkan kecurigaan.

Mungkin memang hanya perasaannya saja. Bahwa pegawai nampak kelelahan seperti habis dipekerjakan rodi semalaman.

"Berkas yang harus gue kerjain udah disimpen di meja gue?" Tanya Johnny menuju ruangannya. Doyoung mengangguk mengiyakan.

"Eh?" Gumam Doyoung ketika Johnny berjalan melewatinya. Aroma tubuh Johnny sedikit berbeda. Biasanya akan tercium aroma mint dan pepohonan pinus dari parfume yang ia pakai, tapi kini aneh? Lebih seperti... bau bayi?

"Makanya kata saya juga kerjain dari kemaren kalian malah leha-leha karena Johnny gak ada!" gerutu Doyoung pelan pada pegawai yang ada disekitarnya.

Ekspresi lesu mereka bukan tanpa alasan. Setelah kemarin Doyoung memberitahu Johnny akan masuk kerja lagi hari ini, semua pegawai sibuk membereskan pekerjaan yang selama ini mereka tunda. Bahkan sampai ada yang belum tidur dan tidak pulang.

"Abis kalian semua!" ancam Doyoung menunjuk satu persatu orang yang ada disana hingga menghilang dibalik pintu ruangan Johnny.

"John, sebelum kesini lo abis jenguk bayi ya?" Tanya Doyoung masih kepo.

"Emang kenapa?" Tanya Johnny mulai khawatir ternyata Doyoung memiliki penciuman yang tajam.

"Enggak, pas barusan lo lewat gue kayak cium bau bayi. Gue heran aja lo tiba-tiba bau bayi"

"Tadi pagi gue sarapan di rumah abang gue dan main bentar sama anaknya. Mungkin baunya nempel dibadan gue"

"Oh pantes. Orang sangar kayak lo gak cocok sama bau bayi" celoteh Doyoung tidak takut meskipun kini Johnny menghujaninya dengan tatapan siap menyeleding teman baiknya ini. Ternyata bukan hanya hidung Doyoung saja yang tajam, tapi mulutnya juga.

Baby Boss - Johnny Suh [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang