ᴛᴡᴇɴᴛʏ ғɪᴠᴇ

1.4K 171 16
                                    

ʜᴀᴘᴘʏ ʀᴇᴀᴅɪɴɢ

ᴅᴏɴᴛ ғᴏʀɢᴇᴛ ᴛᴏ ᴠᴏᴍᴍᴇɴᴛ

ᴡᴀʀɴɪɴɢ : ᴛʏᴘᴏ

ㅇㅇㅇ


"Kayaknya gegera kebanyakan nyemil coklat malem-malem deh", gumam Rosé saat melihat angka berat badannya yang naik.

Junhoe sontak menaikkan sebelah alisnya, "Yakin naik? Kok badan kamu kayaknya gitu-gitu doang"

SRET

Rosé mendorong penimbang berat badannya kembali ke kolong kasur dengan kaki sebelum mengarahkan fokusnya pada Junhoe.

"Itu karena kamu tiap hari ketemu aku, coba sanak keluarga di amrik, pasti pada ngatain aku gendut"

"..."

"EH?! JUNE!!!!", pekik Rosé saat Junhoe tiba-tiba menggendongnya.

"Masih sama kok, sama yang terakhir kali aku gendong kamu"

"Dih, emang kamu penimbang? Sok-sok tau gitu?"

Junhoe menurunkan Rosé kemudian dengan ringan mendorong dahi gadis itu.

"Udah, gak usah die-diet ya?"

"Siapa yang mau diet, huft. Kan cuman ngomong aja berat badan naik"

Junhoe terkekeh, "Pelajaran besok udah bisa?"

"Seharusnya aku yang nanya kamu tau"

"Kamu kayak baru hari ini kenal aku, ya pasti enggak lah!"

"Yaudah belajar sana! Ngapain mampir kesini?"

"Ingin minta diajarin berkedok kangen"

Rosé mendengus, "Banyak alasan. Besok kan cuman ujian b.inggris sama penjas doang"

"Hehe, mau minta ajarin mate minat bukan yang besok"

"Oh, yaudah sini"

"EITS! BENTAR"

"Hmm?"

"Makan dulu yuk?"

***

Sepanjang sore, Eunha habiskan dengan Jungkook di dalam kamar cowok itu.

Mengingat besok ujiannya bahasa inggris sama penjas orkes, rasanya untuk membuka resleting tas saja seperti mengangkat beban 100 kg.

Jungkook bermain game konsol di depan TV sementara Eunha menggantung di tengahnyaㅡkedua tangan mengalung ke belakang, kedua kaki membungkus habis pinggang Jungkook dan kepala yang dengan manja ngedusel pada dada bidang Jungkook.

"Sayang, pacar kamu aku apa game sih?", rengek Eunha.

"Bentar ya, udah mau siap. Nanggung"

"Yaudah, gak usah ngomong lagi sama aku. Kita putus. Kamu jadian aja sama konsol kamu. Bye"

Awalnya, Jungkook merasa Eunha hanya bercanda tapi dia beneran panik saat melihat Eunha hendak keluar kamar.

"Beneran merajuk, anjrit ", umpatnya dan segera menarik Eunha.

"Eh, jangan marah dong. Yaudah, bilang sekarang maunya apa"

[1.2] Blue Blood 2.0 || 97 line ✔️Where stories live. Discover now