Bab 13. Start to Know You

6.2K 538 4
                                    

"Mau pulang bersamaku?"
Tawar Adam.

Valencia masih mematung karena keterkejutannya. Bukan hanya karena mobil yang tiba-tiba berhenti di depannya, namun juga karena kehadiran sosok pria yang baru dihindarinya.

Ia masih terpaku. Bingung antara menerima dan tidak. Sesungguhnya ia tadi berusaha memesan taxi online. Namun tidak ada yang menjawab. Sementara untuk jalan ke halte cukup jauh. Ia takut bertemu dengan kelompok pemuda yang mabuk seperti tempo hari.

Sementara menerima tawaran Adam pun bukan tanpa resiko. Valencia masih trauma dengan peristiwa beberapa waktu yang lalu.

Akhirnya ia memutuskan...

"Tidak... "

Dan berlalu melewati Adam....

Terlihat raut kecewa Adam. Ia masih memandang Valencia sampai punggung gadis itu menghilang di sebuah belokan gang.

Dengan langkah gontai Adam kembali ke mobilnya.

Namun sebelum sempat masuk, tiba-tiba terlihat Valencia muncul kembali dari belokan gang. Ia sedikit berlari dengan nafas terengah-engah menuju ke arahnya.

"Apa tawaranmu masih berlaku ......? " Tanya gadis itu yang langsung masuk ke mobil tanpa menunggu jawaban.

Adam melongo tak percaya. Ia menahan tawa geli dan membalikkan punggung agar tak terlihat Valencia. Dia gadis yang lucu. Pikir Adam.

Kini senyum kemenangan merekah dibibirnya.

"Jangan mengejekku! "
Rajuk Valencia melihat Adam berkali-kali mengulas senyum disela mengemudi.

"Apa kau tak bisa membedakan arti sebuah senyuman, hem? " goda Adam

Valencia diam dengan muka cemberut. Sesungguhnya ia memang merasa malu. Bagaimana dia tadi menolak tawaran Adam dengan angkuh.

"Tadi di gang ada gerombolan pemuda mabuk.... Aku takut!"
Valencia berusaha mencari pembenaran atas keputusan yang diambilnya.

Adam hanya diam mendengarkan. Namun senyum masih belum hilang dari bibirnya.

"Aku takut mereka memperkosaku! "

Hek.. Hek!
Adam tersedak mendengar perkataan Valencia.

Adam memandang Valencia.

"Bukankah denganku juga beresiko seperti itu? Apa kau tidak takut?"
Tanyanya menggoda.

"Kau tidak akan melakukannya..... "

"Apa kau yakin? "
Adam kembali menggoda

"Jika kau melakukan itu. Akan kupastikan kau bertanggung jawab !"
Jawab Valencia kesal.

"Dengan menikahimu? "

Adam masih menggoda. Ia tidak yakin dengan candaannya. Tiba-tiba kata itu keluar begitu saja.

Menikah? Bukankah dia paling anti dengan komitmen seperti itu. Entahlah.... Gadis itu benar-benar membuatnya melakukan hal diluar kebiasaan.

"Tentu saja tidak! Kau bukan tipeku!Aku tidak tertarik menikah denganmu! "
Tolak Valencia.

Sebenarnya Valenciapun tidak yakin dengan jawabannya. Pesona Adam terlalu besar.

Lampu traficlight baru saja merah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lampu traficlight baru saja merah. Saat mobil berhenti ada banyak waktu bagi Adam untuk lebih mengamati gadis disampingnya. Apa? Aku bukan tipenya? Pikir Adam.
Apa dia tidak tahu, saat ini semua wanita tergila-gila padanya. Dan ada apa dengan gadis ini? Menolaknya? Ah Benar-benar....

"Lalu... Kau akan minta pertanggungjawaban seperti apa?"

Adam masih penasaran dengan apa yang dipikirkan Valencia. Ia memandang gadis itu lekat. Beradu pandang dengan manik coklat yang membuatnya kepayang.

"Aku akan memerasmu! Sampai hartamu habis tak tersisa! "Jawab Valencia penuh penekanan dengan senyum smirknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Aku akan memerasmu! Sampai hartamu habis tak tersisa! "
Jawab Valencia penuh penekanan dengan senyum smirknya.

"Ha.. Ha... Ha... !"
Jawaban itu sontak membuat Adam tertawa. Gadis ini benar-benar menggemaskan. Apakah ia tahu seberapa besar kekayaan Adam? Tak akan habis untuk tujuh turunan. Belum lagi kalau ditambah kekayaan daddy nya. Yang tentu saja akan jatuh ketangannya sebagai satu-satunya pewaris Smith.

"Kau sungguh lucu, honey"
Adam menghentikan tawanya.

Valencia tampak kesal dengan apa yang didengarnya.
"Jangan memanggilku honey, aku bukan kekasihmu."

"Bagaimana aku harus memanggilmu? Aku tidak tahu namamu. Bukankah kita belum berkenalan, hem?"
Adam masih tersenyum menggoda. Senang melihat gadis itu kesal.

Tentu saja ia berbohong. Adam sangat tahu gadis disampingnya. Namanya Valencia Albource. Umurnya 20 tahun. Hobbinya......

"Ah. .....lupakan saja."Valencia menepiskan tangannya diudara.

Mobil kembali berjalan. Setelah 20 menit akhirnya mobil sampai di mension.

"Kau tidak masuk? "
Tanya Valencia sambil membuka savebelt-nya.

"Dad masih marah padaku. "
Jawab Adam.

Valencia membuka pintu.
"Terimakasih, Adam... "

Adam berbunga-bunga saat gadis itu menyebut namanya. Senyumnya merekah.
Ya,  penyebutan sebuah nama dalam budaya Barat memang mengandung makna tersendiri. Biasanya orang akan memanggil orang lain dengan nama belakang keluarga. Ketika seseorang berani memanggil nama kecil orang tersebut berarti sudah ada kedekatan  emosional disana. Dan kini Valencia melakukan itu.

"Ini tidak gratis," Jawab Adam.

Sontak membuat Valencia mengerutkan kening. Namun belum sempat bertanya, Adam sudah melajukan mobilnya.

Tanpa disadari oleh keduanya. Agak jauh dibelakang mereka, seorang lelaki setengah baya memperhatikan sambil tersenyum didalam mobilnya.

"Dia benar-benar tidak kenal menyerah..." bisiknya.

--------------------
Lanjut? Vote bintang dulu ya? Makacih.....

A Sweet Curse Of Love (End) Where stories live. Discover now