Chapter 5 - Sugar Daddy?

13.3K 1.1K 70
                                    

Krist tidak bisa tidur. Baru saja satu hari tanpa bersama Fiat, rasanya sudah rindu. Ia melihat fotonya dengan Fiat yang dipajang di kamarnya. Hampir sebulan menjadi pengasuh bocah berusia 10 tahun itu membuatnya jadi sangat menyayanginya. Tidak lama kemudian ponselnya berdering, dan sesuai dugaannya itu Fiat! Tentunya dengan nomor ponsel Papanya. Fiat melakukan Videocall dengannya,

"Phi Kit!!!" Suara cempreng Fiat sekaligus wajahnya yang memenuhi layar ponsel Krist terpampang disana,

"Ohooo Fiatt!! Rindu dengan Phi Kit eoh??"

"Iya Fiat rinduuu uhuhu!!"ujar Fiat sambil memanyunkan bibirnya,

"Phi juga rindu padamu. Tadi Fiat ngapain aja eohh??"tanya Kit sambil terus melihat tingkah lucu Fiat,

"Tadi Fiat main sama Paman Off ke cafe, makan ice cream, terus juga beli bunga buat Mama, terus ke makam Mama, terus diceritain Paman deh, tapi sekarang Fiat sedih huhuhu"

"Ohoo serunyaaa.. terus kenapa Fiat sedih eoh?"

"Paman pergi lagi. Paman seperti Papa! Sibukkk terus! Gak berhenti berhenti kerjanya! Padahal baru sekali ini aku ketemu lagi sama Paman Off, tapi dia udah pergi huft" Fiat berceloteh sampai memanyun manyunkan bibirnya, Krist hanya tertawa melihat bocah itu, "Coba saja mereka sama seperti Phi Krist yang gabut," lanjutnya

"Eii!! Aku sudah tidak gabut lagi tau! Aku sudah berkuliah! Ingat kan Fiat?"

"Uhh kenapa Phi Krist tidak libur lagi sih?? Kan gak ada yang jadi teman Fiat buat main,"

"Nanti Phi akan sempatkan untuk bertemu denganmu eohh, lagipula Phi kan masih jadi pengasuhmu,"

"Kenapa Phi tidak jadi istrinya Papa saja sih?!"

"Eh Fiat!" Singto yang ternyata berada disamping Fiat langsung muncul di layar ponsel, ia mencubit pipi Fiat, "Maafkan aku ya Krist, anak ini memang suka sembarangan ngomongnya,"

"T-tidak apa-apa kok Phi, Fiat kan memang seperti itu hehe," meskipun begitu tapi Krist tidak bisa menyembunyikan rona merah di pipinya dan detakan jantungnya yang berdegup dengan kencang, Krist berharap Singto dan Fiat tidak mendengar ataupun melihat hal itu

Sementara di seberang sambungan telpon disana, Singto bisa melihat rona merah di pipi Krist, dan ia tersenyum, "manis" ucapnya tanpa sadar, namun tentunya hal itu disadari oleh Fiat, "Eh? Fiat atau Phi Krist yang manis Pa?" pertanyaan Fiat sontak membuat kedua pria dewasa itu bertingkah awkward,

"Ei Fiat kau tidur saja eoh? Sudah jam berapa ini?" ujar Singto mengalihkan pembicaraan,

"Eiii Papa gak boleh gitu! Hayo siapa yang manis? Fiat atau Phi Kit?"

"Sudah sudah kamu tidur sekarang! Atau Papa akan sita semua mainan kamu!"

"Papa jangannn!!!"

"Makanya tidur!"

"Uhuhu Phi Kit aku tidur dulu na? Good night Phii muaachhh!" ujar Fiat mengakhiri video callnya,

Dalam hatinya Krist masih belum bisa menetralkan detak jantungnya. Bahkan setelah sambungan itu diputus. Krist menampar pipinya sendiri, "ugh apa yang aku pikirkan hah? Itu pasti untuk Fiat, bukan untukku! Dan lagi Fiat arghhh!!" Krist frustasi dan menenggelamkan wajahnya ke bantal, "kenapa aku baru menyadari Phi Singto tampan sih? Kemana saja aku?! Ish!" Lagi dan lagi Krist menjedukkan kepalanya di bantal, namun ia berhenti ketika ada suara nada dering dari ponselnya lagi dari pria yang sudah mengacak-acak hatinya, kali ini hanya telepon biasa,

Sebelum ia menjawab, Krist menarik nafas dan membuangnya perlahan, "huft tenangkan dirimu Krist!"

"Halo?"ucapnya dengan hati yang sudah dibuat setenang mungkin,

Sugar BabiesWhere stories live. Discover now