----EPILOG----
°°°°°°
"Taehyung-sunbae ..." suara perempuan yang berdiri dihadapan Taehyung.
Gadis rambut pendek yang Taehyung ketahui salah satu anggota dari club cheerleaders di sekolahnya, gadis itu mengajak Taehyung untuk bertemu di gedung olahraga indoor. Sebenarnya Taehyung sangat malas tapi jika ia menolak maka gadis dihadapannya ini tidak akan berhenti menggangu.
Taehyung masih lengkap menggunakan seragam sekolah musim panas, ia menghela nafas melihat gadis itu tak kunjung bicara. Taehyung memperhatikan jam yang melingkar di pergelangan tangannya, waktu ia tak banyak. Jam istirahat akan berakhir dan Taehyung belum makan siang.
"Jung Eunmi, jika kau tak bicara aku pergi!" kata Taehyung yang hendak melangkah lalu dihalangi tubuh mungil gadis itu. Taehyung menghela nafas kesal.
"Su-sunbae .., aku menyukaimu!" kata Eunmi menunduk menutupi rona merah diwajahnya, ia merapalkan doa agar Taehyung senior yang sangat ia sukai membalas perasaannya.
Taehyung menatap datar Eunmi, "maaf, tapi aku sudah memiliki tunangan dan aku mencintai tunanganku!" kata Taehyung dan berlalu begitu saja meninggalkan Eunmi yang diam membatu.
"Ternyata rumor itu benar ..." lirih Eunmi lalu menangis, gadis itu berlari menuju kelasnya.
Rumor yang sudah diketahui seisi sekolah bahwa Taehyung sudah memiliki tunangan dan dia akan menolak gadis-gadis yang menyatakan cinta padanya.
°°°°°
"Gadis itu sudah yang keberapa kau patahkan hatinya?" pertanyaan dari sahabat Taehyung saat laki-laki bertulang hidung tinggi itu menjatuhkan bokongnya dikursi kantin sekolah.
Taehyung mengedikan bahu, lalu mengambil sumpit dan mulai memakan makan siangnya yang sudah diambilkan oleh sahabatnya, Park Jimin.
"Hei, kau benar-benar tidak ingin berkencan? Sekedar menikmati masa muda?" tanya satu-satunya gadis yang duduk dimeja kantin yang diisi empat laki-laki, satu-satunya sahabat perempuan laki-laki itu.
Taehyung menggeleng dengan tegas, "aku tidak berminat, Jisoo!" kata Taehyung.
"Kau benar-benar menerima perjodohan itu tanpa berusaha menolaknya? Hei, Kim Taehyung kita hidup di negara demokratis!" Jeonghan ikut mengeluarkan pendapatnya.
Taehyung tersenyum lalu tersenyum tipis, "aku tidak berniat menolak, lagi pula sejak kecil kedua orangtuaku sudah mengatakan hal itu!"
"Yang benar saja Kim Taehyung!" protes Jimin, ya, laki-laki paling mungil dari kawan-kawannya itu masih saja terkejut melihat Taehyung dengan mudah menerima sebuah perjodohan.
Taehyung mengangguk, meletakan sumpitnya diatas meja. "Jimin, aku menerima perjodohan ini karena orangtuaku sangat berhutang budi pada keluarga gadis itu, lagi pula perjodohan ini adalah hal pertama yang diminta oleh ayahku mana bisa aku sebagai anak menolaknya disaat seisi dunia selalu mereka berikan untukku," kata Taehyung memberi pengertian pada sahabatnya, dia tidak marah, tepatnya Taehyung tidak pernah bisa marah.
"Aku menolak gadis-gadis yang menyatakan cintanya padaku, karena aku tidak ingin terikat sebuah hubungan yang aku tahu dengan jelas semua tidak akan berjalan lancar. Menikmati masa muda tidak perlu dengan memiliki kekasih bukan? Aku lebih suka menikmati masa mudaku dengan bersenang-senang bersama kalian, menghabiskan waktu dengan belajar agar dimasa depan aku bisa menikmati usaha mudaku!" tegas Taehyung, diakhiri senyum kotak miliknya.
"Kau sangat berbeda, Kim Taehyung!" puji Bobby mengacungkan dua jempol miliknya pada Taehyung.
Taehyung hanya tersenyum mendengar itu, dia kembali melanjutkan makannya sebelum jam makan siang habis.

ВЫ ЧИТАЕТЕ
LEARNT - [TAE-RIN] ✔️
Фанфик(END) Belajar untuk mencintai seseorang yang baru di kenal itu memang sulit dan rumit, tapi jika dilalui dengan hati ikhlas semua akan berjalan dengan baik. Seperti kisah Kim Taehyung yang harus menerima perjodohan kolot atas keinginan orangtua, ser...