Cap 29 "Perpisahan."

250 30 2
                                    

Enam hari sudah berlalu kini saatnya Sowon dan Taeyong bersiap-siap untuk pergi ke negara asalnya. Bahkan saat ini para sahabatnya belum pulang karena besok pagi mereka semua akan mengantarkan dia saudara kembar itu pergi ke bandara.

Malam ini setelah makan malam Sowon berada di kamarnya, dia menatap setiap sudut kamarnya dengan perasaan berkecamuk. Hari terakhirnya di sini sungguh membuat perasaan nya tak tenang, dia benar-benar tak bisa meninggalkan negara tropis ini.

"Huft... Inget Siwon, ini perintah dan harus di laksanakan!" ucapnya menyemangati diri sendiri agar tidak larut dalam kesedihan.

Sowon kembali mengambil beberapa baju untuk dibawanya pulang ke Korea. Sesekali dia tampak menghapus kasar air mata yang dengan lancangnya keluar dari sarangnya.

"Gue ga boleh cengeng, gue bakalan ninggalin negara ini dan gue bakalan ninggalin rasa cinta gue disini."

Sowon berucap sambil memilih baju-baju yang akan dia bawa, yang sekiranya dia tak di omeli oleh Oma nya karena selalu memakai baju berwarna hitam dan putih saja.

"Gue ga boleh egois. Jaehyun berhak bahagia walaupun tanpa gue disamping nya."

Satu air mata lolos lagi di pipi gembil nya, lagi-lagi dengan kasar dia menghapus nya dan memasukan satu persatu bajunya ke dalam koper.

Tok..

Tok...

Tok....

"Siapa??" tanya Sowon sambil menghapus air matanya lagi.

"Tiway." setelah mengetahui siapa yang berkunjung ke kamarnya Sowon mengijinkan saudara kembarnya itu masuk.

Pelan tapi pasti, Taeyong melangkah kan kaki mendekati Sowon setelah menutup kembali pintunya.

"Ngapain ke sini?? Yang lain mana??" tanya Sowon setelah Taeyong benar-benar duduk di samping nya.

"Gapapa, pengen nemenin lo beres-beres baju. Yang lain? Ada di bawah, main PS." Taeyong menyadari tatapan sendu saudara kembarnya, dia bisa menipu orang lain tapi dia tak akan bisa menipu Taeyong yang jelas-jelas orang yang selalu di ajak berbagi itu, bahkan dengan janin.

"Lo gapapa??" tanya Taeyong ~sekedar basa basi~ Sowon hanya mengangguk.

"Hubungan lo sama Jaehyun?" mendengar pertanyaan yang satu ini sukses membuat Sowon berhenti dari acara ~ mari menyiapkan baju untuk pulang kampung~ tertentu.

"Apa kalo gue mertahanin hubungan ini semuanya bakal baik-baik aja??" tanya Sowon pada Taeyong.

Sowon menatap Taeyong dengan nya berkaca-kaca, dengan sigap Taeyong membawa Sowon masuk ke dalam pelukan nya.

Sodaranya gercep:)

"Gue ga tau pasti. Tapi gue bakalan dukung apapun yang jadi keputusan lo, kalo lo butuh tempat bersandar selain eomma sama appa atau pun Mark gue selalu ada di belakang lo."

Entah sejak kapan Sowon sudah menangis dan baju Taeyong menjadi basah. Sudah lama tak melihat saudara kembarnya seperti ini membuat Taeyong terkekeh geli.

"Aishhh... Ternyata lo ga pernah berubah, masih cengeng." mendengar ucapan Taeyong, Sowon menghapus air matany lalu memukul kencang lengan Taeyong hingga si empu terpekik kesakitan.

"C-coba lo ng-ngong se-kali lagi!" bukan nya takut Taeyong malah mencibir Sowon.

Emang minta dihampar ini mah.

"Cibi li ngiming sikili ligi." Sowon mengambil nafas sejak lalu....

"TIWAY!!!! KELUAR DARI KAMAR GUE SEKARANG JUGA!!! SETAN LO EMANG, GA TAU SIKON! DASAR SODARA GA TAU DIRI!!!" dengan gerakan cepat Taeyong segera berlari keluar kamar Sowon.

[BOOK I] He Is My Boy°~NCTWhere stories live. Discover now