Part 10

3K 268 18
                                    

Akhirnya setelah sekian lama update juga, maaf kalau kelamaan😄

Selalu jaga kesehatan ya guys, tahu kan lagi rame-rame nya virus😷 supaya kalian punya imun yang kuat dan tidak mudah tertular😘😘

Happy reading 😊

Mia keluar dari rumah sakit sambil menghela nafas panjang. Ia berada disana, karena baru saja menemani Kanya yang mengalami kejadian buruk di toilet dekat kantin, hingga membuatnya masuk rumah sakit.

"Kalau bukan karena berkas penting itu, aku tidak mungkin mau meninggalkan Kanya sendirian dengan Pak Ray." Bisik Mia, karena ia harus meninggalkan Kanya. Karena ketika ia menolong Kanya, berkas yang harusnya ia berikan pada CEO, justru tertinggal di toilet.

Dengan menaiki ojek online, Mia akhirnya kembali ke perusahaan. Setelah sampai, dengan cepat Mia kembali ke toilet. Dengan wajah pucat Mia mencari berkas penting yang ia tinggalkan di sudut-sudut toilet, namun Mia harus menelan pil pahit karena tidak menemukan berkas penting itu. Ketika Mia berfikir ia sudah tamat karena menghilangkan berkas penting, ia mendapatkan sedikit ketenangan ketika salah satu Office Boy memberi tahu kalau ia sempat melihat berkas yang Mia mkasud. Dimana berkas itu, sekarang sudah dipegang Erick, karena Erick pun juga ada di tempat kejadian ketika Kanya mengalami musibah itu.

Setelah mengucapkan terimakasih pada sang Office Boy, Mia segera pergi untuk mencari Erick.

Erick tersenyum sepanjang perjalanan menuju ruangannya, sambil menatap berkas ditangannya, dimana ia tahu kalau ini merupakan berkas milik Mia "Dia pasti sebentar lagi kesini." Erick bisa membaca situasi nya, karena ia tahu kalau berkas ditangannya ini merupakan berkas penting.

"Pak Erick." Erick yang sedang memegang knop pintu ruangannya tersenyum, ketika tahu kalau itu suara Mia.

Erick menoleh dengan senyum menggoda seperti biasa "Mencari ini?" Ucap Erick tanpa basa-basi, pada Mia yang berjalan mendekati nya.

Mia membelakan matanya sebentar, lalu mengangguk pelan "Iya Pak."

"Lain kali kamu hati-hati ya, ini berkas penting loh." Erick menyodorkan berkas itu.

"Iya Pak maaf." Mia yang mau mengambil berkas itu di buat emosi, ketika Erick kembali memeluk berkas ditangannya.

"Tidak ada ucapan terimakasih untukku?" Tanya Erick, dengan senyuman menggoda nya.

Mia menghela nafas "Terimakasih Pak." Erick menggeleng, selepas Mia berbicara "Bukan terimakasih seperti itu?" Ucap Erick.

"Lalu?" Tanya Mia yang sudah semakin emosi namun mencoba menahannya.

"Makan malam bersama, tapi itupun kalau kau tipe orang yang berterimakasih. Tapi kalau bukan, kau pasti nanti menolak ajakan makan malam ku ini." Ucap Erick, membuat Mia tak berkutik.

Mia menghela nafas "Iya, saya terima tawaran makan malam Bapak."

Erick tersenyum bahagia "Nah bagus, nanti diluar perusahaan ya." Mia mengangguk, dan Erick langsung memberikan berkas ditangannya pada Mia.

"Sampai jumpa nanti, selepas pulang bekerja." Ucap Erick, Mia mengangguk pelan untuk menjawab nya.

Mia menghela nafas "Semakin lama bukannya semakin menjauh, kenapa aku dan dia malah semakin mendekat." Mia menepuk keningnya, lalu pergi dari sana.

**

Mia berjalan keluar dari rumah sakit bersama Rio, selepas mengantar barang-barang Kanya yang tertinggal di perusahaan.

"Rio, aku ada urusan jadi kau tidak usah mengantarku." Ucap Mia.

"Mau ku antar tidak?" Tawar Rio, sambil mengenakan helmnya.

That Playboy Is My Calon Husband (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang