Aku Gadis Aneh 19

104 12 3
                                    

"Lo tadi ngapain ke kelas gue? Udah gitu nyari gara gara lagi di kelas," ucap Bintar heran.

"Dia duluan."

"Ngurusi bocah kayak dia, gak ada untung yang lo dapat."

"Gue gak akan maju kalau dia gak keterlaluan."

"Terus sekarang lo ngapain nyuruh dia ke ruang kepsek?"

"Biar jera."

Bintar kemudian mendekat, "kalo sampai dia kena skors gimana?"

"Gak peduli, siapa suruh mau nyakitin secara fisik."

"Lo mau maafin dia, kan?"

"Kamu kok rempong banget, sih! Kamu pacarnya?"

"Amit! Itu anak emang udah gila, makanya gue saranin jangan buat onar sama dia, gak ada manfaatnya."

"Abis ini juga ogah bermasalah sama orang kek dia, buang buang waktu," ucapku sambil membereskan kertas berserakan di meja osis.

"Lo jadi pulang bareng gue, kan?"

Astaga, karena ini aku mendapat masalah baru, "lain kali bisa, kan, Bin?"

"Kenapa?"

"Aku pengin naik angkut aja. Udahlah aku mau pulang dulu, bye!" ucapku sambil bergegas dari hadapannya.

Sampai depan gerbang aku mendapati orang yang tak asing bagiku, David? Ngapain dia kesini? Menjemputku? Buat apa?
Bertepatan dengan itu ia melihat kearahku, ia melangkah menghampiriku.

"Ngapain kesini?" tanyaku langsung.

"Jemput kamu."

"Aku naik angkut aja."

"Kamu masih marah?"

"Dav! Kita udah selesai!"

"Gak ada kesempatan buat aku lagi?" tanyanya memohon.

"Kamu ngotot kayak gini cuma bikin aku risih tau gak!" ucapku sambil berlalu, ia diam tak mengejar, baguslah.

Mungkin kali ini angkutan tak mengangkutku pulang, karena sedari tadi tak ada yang lewat. Tak terasa mataku sampai terasa jenuh menunggu angkutan umum datang, sampai buku yang aku baca sudah selesai, juga minuman yang aku beli sudah habis, aku memutuskan untuk jalan kaki saja, seperti biasa aku selalu mencari jalan pintas, yang membuatku takut bukan karena jalan sendiri, mungkin cuaca memang sedikit mendung, detik berikutnya pasti akan turun hujan. Benar, kan! Rintik hujan mulai menetes di rambutku, bermain main dengan hujan tak masalah, kan? Aku semakin mengembangkan senyumanku, air hujan semakin deras, deraslah! Keluarlah cukup deras! Aku tetap berjalan dengan menikmati setiap rintikan hujan, begini saja sudah terasa nikmat, meninggalkan segala beban sejenak, mungkin tubuhku sekarang sudah basah kuyup , seluruh tubuhku sudah basah, tak apa, kupingku sudah siap menerima ocehan dari mama, dia mengoceh juga untuk yang terbaik dariku, aku merindukan ocehanya sekarang.

Tiiiinnn, suara klakson motor yang cukup keras berhasil membuatku terkejut.

"Lo ngapain jadi orang gila di tengah jalan?" ucap seseorang, ternyata Bintar.

"Orang gila ndasmu! Orang aku lagi main main sama hujan!"

"Sering dipermainin, sih! Makanya jadi pengin main main!"

"Apaan, sih! Pergi sana!"

"Ayo naik! Ntar lo sakit!"

"Enggak! Aku mau pulang sendiri!"

"Lo jangan kayak orang stres di jalan! Muter muter loncat  gak jelas sambil senyam senyum sendiri!"

"Jangan nambah nambahin, deh!"

Aku Gadis Aneh [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang