Aku Gadis Aneh 21

302 15 6
                                    

Waktu tetap berjalan, mana bisa waktu berhenti! Rasaku untuk David juga semakin sulit aku kendalikan, ingin aku hentikan, namun perasaan ini tetap berjalan bersamaan dengan waktu, aku semakin aneh dengan diriku sendiri, merasa asing, hanya karena sebuah perasaan. Aku berusaha menghilangkan nama David dari ingatanku, namun hal ini sangat bodoh jika aku lakukan, mana bisa aku melupakannya? Sama sekali tak masuk akal. Keadaanku masih sama, tetap buruk, harus dihadapkan dengan Bintar juga Zaki, yang tak aku ketahui kapan mereka akan berbaikan, menghadapi mulut racun Vania, selalu mendengarkan segala ocehan dari Maika tentang Bintar, ditambah dengan tugas osis juga sekolah, ah! Pusing! Namun hal ini membuatku sedikit melupakan rasa kehilangan seseorang.

Hari hariku tetap berjalan tanpa sebuah hal yang mengejutkan, harapanku hanya sia sia menunggu Zaki berkata maaf pada Bintar, hanya sebuah angan angan. Aku seperti kembali menjadi yang dulu, pendiam, tak banyak bicara tapi banyak senyum, bahkan Bintar heran sendiri denganku. Lihatlah, aku tertular seperti Bintar yang selalu memiliki jiwa berganti ganti dalam satu raga. Ah, aku rasa memang lingkungan pergaulanku yang membuatku terombang ambing seperti ini.

Hari ini aku pulang sore karena ada les tambahan untuk mempersiapkan UN. Betul, aku tinggal menghitung bulan duduk di SMA Garuda, aku juga sudah menjadi mantan osis beserta angkatanku, waktu begitu cepat sekali, tiba tiba Bintar sudah menggantikan posisiku. Aku kini tinggal fokus dengan ujianku, harapanku tetap yang terbaik.

"Lo pulang bareng siapa?" tanya Maika.

"Gak tau."

"Bareng gue mau?"

"Gak usah, aku mau cari angin dulu."

"Ohh, kalau gitu gue duluan ya, De." Aku hanya mengangguk.

Aku berjalan keluar sekolah, angin senja menghangatkan perasaanku, aku berjalan tanpa arah.

"Kemana, ya?" tanyaku pada diri sendiri. Akhirnya aku balik ke sekolah ingin ke rooftop saja, siapa tahu Zaki disana.

Tak sengaja aku mendengarkan perbincangan seseorang, memang suaranya tidak asing, aku rasa itu Zaki dan Bintar. Mereka ngapain? Mau bertengkar lagi?

"Gue juga heran sama diana, beda banget." Suara serak itu sangat khas punya Bintar.

"Bin."

"Hmm."

"Sebenernya kita ini musuhan bukan, sih?"

"Gak tau," ucapnya berubah dingin.

"Kita musuhan karena apa? Dulu jelas karna diana, tapi diana aja mau jadi teman, gak mau milih salah satu."

"Berarti kita gak jelas, nih?" sahut Bintar.

"Bukan gak jelas! Emang kita gak waras!"

"Itu, mah, lo, gue sorry!"

"Maaf," ucap Zaki tiba tiba, percayalah aku ikutan terkejut mendengar kalimat Zaki di balik pintu rooftop.

"Maksudnya?"

"Gue mau kita kayak dulu. Diana bener, kita emang bodoh."

"Terus?"

"Ayolah, man!"

"Jadi lo kayak nembak gue, nih, ceritanya?"

"Apaan si bangke!"

"Gue masih doyan cewek!" tambah Zaki.

"Lo nembak gue sebagai teman! Pikiran lo kemana? Yakali gue mauan juga sama lo!"

"Apaan, sih! Lo tuh ngomong apa?"

"Bodo!"

"Cie anak bekatan ngambek!"

"Heh!"

"Apa?"

Aku Gadis Aneh [Completed]Where stories live. Discover now