🌻1

4K 281 80
                                    

Mengemban amanah untuk menjaga suami kembaran sendiri bagi Joohyun adalah sesuatu yang berat, entah apa yang di pikirkan oleh kembarannya itu saat ini. Paska keguguran, Irene sering jatuh sakit dan berujung di larikan ke rumah sakit seperti saat ini. Joohyun dan Irene adalah kembar identik, seperti tidak ada yang berbeda dari mereka berdua. Namun isi kepala semua manusia berbeda bukan ? Begitupun dengan Irene dan Joohyun.

Irene lahir lebih dulu tujuh menit darinya, itu berarti Irene adalah kaka kembarnya. Begitupun dengan sikap dewasa dan lemah lembut yang di miliki oleh Irene, berbanding balik dengan apa yang Joohyun punya. Wanita itu sedikit kekanakan, bahkan masih bersikap manja di usianya yang ke dua puluh sembilan ini. Terlahir dari keluarga broken home tak membuat Joohyun menjadi wanita yang sulit di didik, dia hanya sedikit manja. Hanya itu.

Di usianya yang tak lagi muda ini Joohyun bahkan masih memilih untuk tak berkencan, dia tak ingin jika hidupnya akan seperti Ibunya. Menjadi single mother karena ayahnya yang tak setia, memilih untuk berselingkuh dan mencari wanita yang lebih muda. Joohyun mendecih.

Dia memang berbeda dengan Irene, karena kembarannya itu mempunyai pria yang dia percaya dan mencintainya. Tidak seperti dirinya yang sering mendapatkan pria brengsek yang memilih meninggalkannya dan berselingkuh dengan wanita lain.

Joohyun pun sangat tahu bagaimana hubungan Irene dengan suaminya itu, mereka berpacaran sangat lama. Empat tahun mereka berpacaran dan menikah di saat usia menginjak 23 tahun, lima tahun pernikahan mereka. Tuhan baru memberi mereka kepercayaan untuk mendapatkan keturunan, namun semuanya berakhir hanya dalam satu waktu. Penantian panjang itu kandas karena kandungan Irene yang sangat lemah, Irene mengidap kanker Rahim satu tahun yang lalu. Wanita itu menyembunyikan semuanya dari suaminya, dia tak ingin suaminya khawatir akan dirinya.

Irene bahkan berani mengambil resiko, yaitu mengandung. Padahal dokter jelas melarangnya, namun bagi Irene ini adalah kesempatan agar Suaminya bahagia dengan datangnya buah hati mereka. Namun lagi-lagi dewi kebaikan tak berpihak padanya.

Joohyun tersadar dari lamunannya saat tangan lembut menggenggamnya lemah, Joohyun melihat kearah kembarannya dengan senyuman tipisnya itu.

"Kau jangan menolak kemauanku, Joohyun-ah."

Joohyun mendesis. "Bisakah kau tak berkata seperti itu, Irene. Bahkan Junmyeon itu sangat mencintaimu, aku tak mau."

"Wajahmu denganku sama, aku yakin dengan hadirnya kau di sisinya. Dia tak akan lagi sedih ketika kehilangan aku." ucapnya lemah, bibirnya pucat dengan selang yang berada di hidungnya.

Joohyun menggelengkan kepalanya. "Kau akan sembuh, bodoh!"

Irene terkekeh. "Jika aku sembuh pun aku tak akan bisa membuatnya bahagia."

"Mengapa kau tak begitu yakin ? Semua manusia tidak tahu akan meninggal kapan, bukan ?"

"Satu tahun aku berjuang, tapi sepertinya semua sia-sia. Aku tak bisa seperti ini terus Joohyun, aku akan menemui anakku di sana."

Joohyun menggeleng keras. "Ini semua karena kau tak bicara dengan suamimu, kau akan sembuh jika berkata kau-"

"Sudah ku bilang Joohyun, jika aku hidup pun aku tak akan bisa membuatnya dan keluarganya bahagia. Dia putra semata wayang, dia butuh penerus untuk melanjutkan perusahaan keluarganya." lirih Irene, wanita itu kembali menyunggingkan senyum tipisnya mengelus punggung tangan Joohyun.

"Aku tak akan rela Junmyeon menikah dengan wanita lain, kecuali dirimu. Adik kembarku, Bae Joohyun."

"Dua bulan, dokter memfonis waktuku di dunia tinggal dua bulan." lanjut Irene dengan lirih.

Un[Wanted] MarriageWhere stories live. Discover now