Jisung bangun dengan perasaan yang campur aduk. Dia sangat lelah karena berdebat dengan Bora semalam, tentu saja membahas si tampan Hwang Hyunjin. Namun ada sedikit perasaan senang dihatinya, mengingat apa yang Minho katakan tadi malam.Ia tak tahu apa yang Minho maksud, yang jelas Minho membuatnya bahagia.
Jisung melihat jam kamarnya. Masih pagi dan Jisung tak ada jam kerja pagi hari ini.
Baru saja ingin beranjak dari tempat tidur, handphone nya berbunyi. Terdapat nama 'Seungmin' di sana.
"Ada apa?" Jisung dengan suara yang masih serak menjawab.
"Aku tahu kau pasti bosan sampai nanti malam." Seungmin terkekeh kecil. "Kau punya dua pilihan."
Jisung mengernyitkan dahi. "pilihan apa?"
"Kau harus menggantikan aku bekerja, atau kau harus menggantikan aku untuk menemani teman - temanku hari ini." Seungmin mengehela napas cepat. "Aku minta tolong padamu, Jisung. Kumohon."
"Menemani teman - temanmu?" Jisung masih belum mau setuju.
"Hanya di rumah Chan, menonton film dan bersenang senang. Chan akan sedih kalau hanya Jeongin yang datang."
"Ya, tak masalah." Jisung akhirnya memberi jawaban.
"Terima kasih, Minho akan menjemputmu sebentar lagi." Seungmin menutup teleponnya.
"Gila." Jisung bergegas pergi ke kamar mandi dan bersiap siap.
Setelah rapi, Jisung mengirim pesan untuk Bora bahwa ia tidak di rumah siang ini. Tak lama kemudian, terdengar ketukan di pintu rumahnya.
"Hai, Ji. Sudah siap?" Minho dengan santai nya mengelus rambut pirang Jisung. Jisung yang terlalu panik hanya melangkah mundur, membuat Minho merasa di abaikan.
"Ya. Dimana rumah Chan?" Jisung mengganti topik.
"Agak jauh, tapi kau aman bersamaku." Minho tersenyum.
***
"Hai, kalian berdua." Chan membukakan pintu sambil tersenyum. Jisung dan Minho hanya tersenyum menanggapi.
Mereka duduk di sofa, yang di depannya terlihat banyak sekali makanan. Jeongin terlihat sudah tak sabar menonton filmnya sambil mempersilahkan mereka berdua duduk.
"Ayo nonton filmnya!" Jeongin berteriak.
Chan segera memutar film dan kembali duduk di lantai dekat sofa bersama Jeongin. Jisung yang tak bisa fokus kefilm malah sesekali memandang ke arah Minho. Minho pun memandangnya kembali, membuat Jisung salah tingkah.
"Kau tidak nyaman?" Minho bertanya.
Jisung menggeleng dan mengalihkan pandangan ke filmnya. "Aku baik baik saja."
Minho tersenyum, mendekatkan diri pada jisung. Ia melingkarkan tanganya pada bahu Jisung.
Mereka tetap pada posisi seperti itu sampai filmnya selesai. Jisung tak tahu bagaimana ia bisa bertahan beberapa jam belakangan. Ia mati matian menahan pipinya agar tidak memerah, dan menahan detak jantungnya agar tak berdetak terlalu cepat. Sedangkan Minho hanya bersikap seperti tak ada yang terjadi.
"Aku akan memesan pizza, kalian tunggu saja oke?" Chan mengambil handphonenya di meja dekat sofa.
"Hyung, jangan marah, tapi merencanakan sesuatu untukmu." Jeongin berbicara pada Minho. "Tapi itu rahasia."
Jeongin duduk di samping Jisung, mendekatkan dirinya ke telinga laki laki pirang itu. "Minho hyung sudah lama sekali tak punya pacar, dan kita akan mengikutkannya untuk kencan buta."
Jisung tak siap mendengar berita itu. Hati Jisung terasa sedikit sakit. Tapi ia hanya tertawa, dan menyembunyikan raut sedihnya.
Tapi dari hati jisung yang sakit, semua bisa tersimpulkan.
Yang dirasakan Han Jisung pada Lee Minho lebih dari sekadar rasa kagum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girls [Minsung] ✅
Fanfiction[Minho x jisung] Minho pikir ia adalah pria yang tak punya rasa kasih. Yang hanya memiliki wajah tampan, memacari banyak orang hanya karena kasihan. Tapi semenjak ada pria pirang itu, ia dapat merasakanya. Rasa yang ia tunggu. Minho tak pernah mer...