3. Awal yang Baru (I)

1.2K 128 7
                                    

Fall for You

©FanFicta11

Wifam_Fanfiction™

^Happy Reading^

Lelaki itu duduk membelakangi pintu masuk apartemen Seohyun. Beberapa kali dia melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Dia mendengus pelan. Sudah hampir 5 jam dia menunggu Seohyun yang sedang asyik menghabiskan waktunya dengan Nara.

Pria itu berjalan ke arah dapur untuk mencari sesuatu yang bisa di makan karena perutnya mulai mengeluarkan suara-suara yang mengganggu. Awalnya dia ingin mengajak Seohyun makan siang bersama, namun dia harus mengurungkan niatnya itu.

"Mengapa hanya ada buah dan sayur di sini?Apa putri bungsu keluarga Seo sudah berubah menjadi vegetarian?" gumam pria itu sambil tangannya berusaha mencari-cari daging untuk dia masak.

"MAX!"

Teriakan dari gadis pemilik apartemen ini membuat pria itu berhenti dari kegiatannya. Dia tutup pintu lemari es dan memutar badannya. Sebuah senyuman manis dia suguhkan untuk menyambut adik kesayangannya.

"Siapa yang menyuruhmu untuk mengacak-acak lemari es ku?" tatapan tajam Seohyun lemparkan pada pria bernama Seo Changminatau biasa dipanggil dengan nama Max saat pria itu menempuh pendidikan di luar negeri dulu.

"Dari mana saja kau? Dan mana sebutan Oppa yang selalu kau gunakan?" tanya pria itu menekankan pada kata 'oppa'.

Seohyun menghela napas sebelum menjawab pertanyaan kakaknya, "Aku bertemu dengan Nara dan menghabiskan waktu terakhir kami di sini."

"Terakhir?" Changmin menaikkan salah satu alisnya.

"Aku akan pulang sesuai kehendak eomma."

"Apa aku tidak salah dengar? Kalau begitu, mari kita pulang bersama dan jadikan ini sebuah kejutan.Eomma pasti akan sangat senang melihatmu di rumah."

"Sepertinya aku tidak akan tinggal di rumah kita. Oppa tahu sendiri 'kan bagaimana sikap eomma tentang pekerjaanku."

Changmin berjalan mendekati Seohyun. Dia mengacak pelan rambut adiknya itu, "Untuk itu, kita bisa bicarakan lagi saat kita sampai di rumah. Sekarang lebih baik kau temani aku makan. Aku sudah kelaparan menunggu adikku yang tidak kunjung pulang."

***

"Hyun, apa Nara juga akan ikut pulang bersama kita?"

"Mengapa tiba-tiba menanyakan Nara?"

"Apa ... apa aku tidak boleh menanyakan kabar sahabat adikku?" balas Changmin cepat.

Seohyun menyeringai kecil, "Oppa, apa kau menyukai Nara? Kau tidak pernah lupa untuk menanyakan kabarnya saat meneleponku atau pun saat kau berkunjung seperti ini. Asal oppa tahu saja, sahabatku tidak hanya Nara. Minho juga sahabat baikku."

Changmin memilih untuk diam. Sepertinya dia tidak ingin menjawab pertanyaan Seohyun atau lebih tepatnya dia tidak ingin Seohyun tahu tentang perasaannya.

"Ok ... ok ... aku minta maaf. Anggap saja pertanyaan itu tidak pernah keluar dari mulutku."

Sesekali Seohyun melirik Changmin yang makan dengan diam. Tidak seperti biasanya. Apa ucapan Seohyun menyinggung perasaan pria itu?

"Besok siang kita akan pulang aku sudah memesankan tiket untuk kita."ucap Changmin memecah kekakuan di antara mereka.

"Besok? Maksud Oppa benar-benar besok?" Seohyun membulatkan matanya.

Changmin mengangguk kecil, "Aku tidak menerima alasan apa pun."

"Tapi ... bagaimana dengan pakaianku? Barang-barangku? Aku belum membereskannya."

"Terima kasih sudah memberiku waktu cukup untuk membereskan semua pakaianmu dan barang-barang yang akan kau bawa."

"Ck! Oppatahu dari mana barang-barang yang akan kubawa dan yang tidak?"

"Jika kau lupa, ada catatan barang mana apa saja yang akan kau bawa tergeletak di atas meja ruang tamu."

"Mengapa Oppa tidak bilang dulu? Setidaknya jika Oppa bilang, aku bisa meminta agar tidak pulang besok."

"Mau sampai kapan kau seperti ini, Hyun?Beruntung aku bisa mencegah eomma dan Yoona yang ingin menjemputmu pulang."

"Kau juga tidak mengabariku jika kau datang kemari." Seohyun mengerucutkan bibir, "Kapan Oppa datang?"

"Beberapa hari yang lalu. Ada pekerjaan di sini."

"Pantas saja.Oppa, terima kasih."

"Untuk apa?"

"Tidak membiarkan mereka ke sini."

"Apa kau dan Yoona belum berbicara lagi?"

"Dia yang memulai lebih dulu. Waktu itu, saat aku masih duduk di tingkat kedua perkuliahan, aku selalu mencoba untuk meneleponnya sekadar hanya untuk bercerita, tapi apa yang kudapat? Dia tidak menjawab semua panggilanku. Bahkan saat terakhir kali aku pulang ke rumah, dia juga tidak pernah terlihat. Bersamaan dengan hilangnya Yoona, eomma mulai memintaku untuk berhenti menjadi dokter. Sungguh sangat aneh."

Changmin hanya menatap Seohyun tanpa berniat untuk mengatakan apa pun, 'Andai saja kau tahu kejadian sebenarnya, Hyun.'

***

Seohyun dan Changmin telah tiba di negara yang menjadi tempat kelahiran mereka. Sejak menginjakkan kaki kembali di Korea Selatan, hanya wajah datar yang selalu Seohyun tampilkan. Tidak ada senyum atau ekspresi lainnya. Entah apa yang ada di pikiran gadis itu saat ini.

"Seohyun-ah!" seru ibu Seohyun menyambut putri bungsunya dengan sebuah pelukan erat. Wajah bahagia ibu Seohyun tidak dapat disembunyikan lagi. Akhirnya ibu Seohyun dapat melihat Seohyun kembali ke rumah setelah sekian lama.

"Eomma sangat merindukanmu, Sayang."

Seohyun terdiam. Dia enggan mengeluarkan ekspresi meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa dirinya juga merindukan sang ibu.

"Segera ke kamar dan beristirahatlah. Eomma tahu kau pasti lelah."

Seohyun mengangguk kecil, "Kamshahamnida, Eomma."

"Min-ah, apa Seohyun masih marah pada eomma? Mengapa Seohyun yang sekarang bukan seperti Seohyun yang eomma kenal dulu?"

"Eomma tidak perlu khawatir. Aku yakin Seohyun tidak marah pada eomma. Dia hanya masih kesal dengan eomma yang memintanya untuk berhenti menjadi dokter secara tiba-tiba. Mungkin suatu saat nanti jika eomma mau menceritakan alasan yang sebenarnya, Seohyun bisa berubah menjadi Seohyun kita yang dulu." Changmin menepuk lembut bahu ibunya. Berusaha untuk menenangkan sang ibu.

TBC

A/N:

Hai! Maaf untuk segala kekurangan serta kesalahan dalam FF ini. Semoga kalian suka ya.. 🙏🏻

Mohon kritik dan sarannya

Terima kasih 💖

Fall for You [Complete] ✅Where stories live. Discover now