4 : Bad Luck

3K 305 15
                                    

SINAR matahari pagi memasuki setiap celah yang ada di kamar, suara ketukan pintu mengganggu tidur seorang gadis cantik yang sedang asik dengan mimpinya. Ketukan dan suara lembut sang Ibu dari balik pintu kamarnya semakin membuat gadis yang sedang tertidur itu mendengus kesal.

"Lia-ya," Shinhye masuk ke dalam kamar Lia, "Bangun sayang."

Lia menggeliat. Lalu ia mengerutkan dahinya, "Eomma berikan aku waktu lima menit saja, aku masih mengantuk."

Shinhye menggelengkan kepalanya, tangan sang Ibu mengusap kepala anaknya itu, "Kau tidak ingin terlambat ke sekolah, bukan?"

Tidak ada jawaban.

"Alasan aku tidak suka kalau kau tidur sampai larut malam, ya seperti ini jadinya." Lia mengangguk, matanya masih terpejam. Hampir semalaman Lia mengerjakan tugas sekolah yang banyak itu, mau tidak mau Lia harus menyelesai kan tugasnya untuk di kumpulkan hari ini.

Shinhye berdecak, "Nanti kau telat, ayo bangun!" Shinhye menyibak selimut yang membungkus tubuh Lia. Kemudian ia beralih untuk membuka gorden dan jendela kamar anak nya.

Lia tidak menjawab, ia langsung beranjak dari kasurnya dan pergi ke kamar mandi. Shinhye tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

****

Sebuah motor melaju dengan kecepatan penuh membelah jalanan.

Pabo aku terlambat!

Setelah sepuluh menit berkendara, akhirnya Ryujin sampai juga ke tempat tujuannya.

Sekolah.

Ketika motor itu sudah memasuki lingkungan parkiran, ia melihat ke sekelilingnya, sudah tidak ada lagi murid bertebaran di parkiran. Ryujin tahu, kalau sekarang ia sudah sangat terlambat.

Ryujin langsung mengunci stang motornya dengan cepat. Tanpa menunggu waktu lama lagi Ryujin berlari menuju gerbang sekolah.

Ryujin tersenyum saat melihat gerbang masih terbuka, "Bagus! Gerbang masih terbuka dan tidak ada Pak Jung. Sungguh beruntung nasibmu hari ini Ryujin."

Kaki Ryujin baru saja melangkah melewati gerbang, namun tertahan karena ada Pak Choi— Satpam sekolah. Laki-laki berumur sekitar 40-an itu berdecak, "Kau tidak boleh masuk!"

Gangguan apa lagi ini.

Ryujin meringis. "Tolong izin kan saya masuk. Saya sudah terginggal kelas, saya tidak ingin melewati pelajaran." kata Ryujin memelas.

Pak Choi menggelengkan kepalanya. "Sudah menjadi peraturan di sekolah ini kalau terlambat lebih dari lima menit dilarang masuk ke sekolah. Kau sudah seharusnya tahu kalau peraturan sekolah ini ketat!" ceramahan Pak Choi membuat Ryujin segera menunduk meminta maaf berharap Pak Choi berbaik hati dan membiarkannya masuk begitu saja.

Dahi Pak Choi mengkerut saat tersadar bahwa anak yang terlambat ini masih mengenakan helm di kepalanya. Laki-laki yang yang sudah berumur itu berdehem, "Kau belajar menggunakan helm?"

Kedua alis Ryujin terangkat, matanya melirik ke atas. "Aigoo!" tak lama kemudian ia menertawakan kebodohannya. "Maaf Pak saya lupa!" sambil terus tertawa Ryujin melepaskan helm di kepalanya dan memberikan helm itu kepada Pak Choi dengan cepat. "Saya akan menitipkan helm kesayangan saya sama Pak Choi. Pulang sekolah saya akan mengambilnya!" kaki Ryujin melangkah mundur setelah itu ia berbalik dan langsung melenggang pergi.

"YAK! DASAR ANAK NAKAL!"

Ryujin menghentikan langkah larinya, ia mengatur napasnya yang terengah-engah, memegang dadanya yang sakit karena berlari tanpa mengambil napas. Ryujin meneguk salivanya untuk menetralisir rasa tersendat di tenggorokkan nya kemudian mulai berjalan santai setelah tahu bahwa Pak Choi tidak mengejarnya.

FallTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang