黒子のバスケ One Shot!! [END]

If I'm Not Happy, Then I Want To Give Happiness To Others

Heyya~
Ken kembali lagi membawa si tsundere berlumut (^・^)

Kali ini Ken ngambil tema yang sedang trend nih.
Yup. Apalagi kalau bukan Covid-19.

Semoga ini tidak membuat tissue di rumah Reader-tachi habis ya:'>

• • • •
Pairing : (Doctor!Midorima x Wife!Readers)
• • • •

Let's start!!

=~=~=~=~

Seorang wanita bersurai {Hair colour} tengah sibuk mempersiapkan barang-barang yang hendak dibawa suaminya kerja.

Ia mengabaikan dirinya yang berantakan serta matanya yang masih sayu karena ia baru saja bangun beberapa menit lalu.

"Kamu yakin mau kerja? Maksudku, pemerintah kan sudah melarang kita untuk keluar rumah."

"Aku harus bekerja. Orang-orang di rumah sakit membutuhkan bantuanku nodayo."

"Aku tahu. Tapi kan di sana banyak dokter yang bekerja. Kenapa kau memaksakan dirimu untuk bekerja juga?" Tanya sang wanita seraya merapikan dasi sang suami.

"Bagaimana bisa aku mengabaikan pasien-pasien yang membutuhkan pertolongan di rumah sakit ku sendiri nodayo? Aku tahu resikonya besar. Tapi jika bukan aku yang menolong mereka, siapa lagi nanodayo."

Sang wanita menghela nafas. "Aku menghargai keinginanmu untuk menolong orang lain, Shintaro. Tapi kamu juga harus menjaga dirimu sendiri. Aku tidak ingin hanya karena kamu memikirkan para pasienmu, kamu sampai lupa pada dirimu sendiri."

"Aku bisa menjaga diriku nodayo."

Pria bersurai hijau itu mengambil jas dokternya lalu berlalu menuju pintu depan. Sang wanita ikut mengantarnya.

"Kau juga harus diam saja di rumah nodayo. Jangan kemana-mana. Kalau kau ingin pergi keluar, telepon aku dulu nanodayo. Biar aku yang mengantarmu nanti. Aku tidak mau kau jadi salah satu pasien di rumah sakit ku juga nodayo. Aku berkata begitu agar kau tidak ikut merepotkanku."

Sang wanita terkekeh pelan lalu mengangguk. Ia kemudian memberikan Briefcase berwarna coklat pada sang suami.

"Hati-hati ya. Jangan lupa makan dan jika sudah tidak ada tugas segera pulang. Jangan lupa untuk terus mencuci tanganmu."

Pria bersurai hijau itu mendekatkan wajahnya lalu mengecup pelan kening sang istri. Tanpa berkata lagi, ia segera berlalu memasuki mobilnya. Sang istri mengulas senyum hingga akhirnya ia memilih untuk kembali masuk.

=~=~=~=~

"Dokter Midorima!! Pasien di ruang 8 butuh penanganan segera! Kondisinya semakin menurun!"
.
"Dokter!! Pasien positif Covid-19 bertambah! Kali ini harus segera di tangani karena pasien kejang-kejang!"
.
"Dokter, gawat!! Pasien di ruang UGD mengalami kegagalan fungsi jantung!

Pria bersurai hijau pemilik nama Midorima Shintaro hanya bisa menghela nafas. Entah sudah keberapa kalinya para perawat ataupun dokter lain memanggilnya untuk menangani beberapa pasien.

Ini memang Midori Hospital, rumah sakit nya sendiri tapi ia merasa seperti dokter yang sedang bekerja di rumah sakit lain.

Bayangkan Midorima harus berlari kesana-kesini untuk menangani pasien sambil mengenakan baju APD nya. Tidak berat sih. Ya cuma bayangin aja, lari kesana-kesini memakai jas hujan, sepatu karet, sarung tangan, masker dan kacamata. Apalagi kalau ada bagian tubuh yang gatal, tidak bisa menggaruk karena kalau APD di lepas maka tidak bisa di pakai lagi.

Bisa aja Midorima beli semua APD yang ada hanya untuk rumah sakitnya. Namun karena Midorima bukan orang yang egois macam Haizaki, jadi dia tidak ingin melakukan hal itu.

"Dokter!! Pasien ruang A mengalami gagal jantung! Jantungnya tidak memompa!!"

Lagi, Midorima hanya bisa menghela nafas. "Aku langsung ke sana nanodayo." Midorima pun segera menuju ruangan yang di maksud.

Midorima hanya berharap wabah ini segera hilang dan semua lekas pulih kembali. Kelelahannya setiap hari, Midorima harap tidak sia-sia.

=~=~=~=~

Sedang asyik memotong-motong bahan untuk memasak tiba-tiba bahan yang di cari tidak ada.

"Duh, masa sih bahannya habis? Bukannya Shin baru membeli semuanya Minggu lalu?"

Wanita bersurai {Hair colour} itu terus mencari namun hasilnya nihil. Barang yang di carinya tak kunjung ketemu.

"Mungkin sudah habis. Hhhh.... Tidak ada cara lain selain membelinya di supermarket. Eh tapi, Shin melarangku pergi kemanapun tanpa seizinnya. Hmm..."