20) Munafik

276 52 63
                                    

❝Ada orang yang benar-benar tidak tahu diri, mereka yang menyakitimu, tapi mereka bertingkah seolah-olah merekalah yang tersakiti.❞

In My Dream

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

In My Dream

Aku hari ini masuk sekolah. Padahal Bundaku sudah melarangku agar tidak pergi ke sekolah, karena beliau khawatir akan kondisi kesehatanku yang belum terlalu pulih. Tapi, aku berusaha meyakinkannya bahwa aku tidak apa-apa.

Entahlah, sebenarnya aku juga merasa belum terlalu mendingan. Fisikku masih sakit, begitupun batinku. Tapi aku berusaha untuk kuat.

Aku juga sebenarnya tidak tahu apa yang membuatku memaksakan diri ingin sekolah, hari ini tidak ada ulangan, pelajarannya santai, dan juga aku pasti akan bertemu dengan lelaki itu, walau melihat wajahnya saja sudah membuat hatiku sakit, apalagi mendengar kata-kata tajam yang keluar dari mulutnya.

Tapi tak apa, aku bisa bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Aku pandai dalam menyembunyikan perasaan.

Baru saja aku menampakkan batang hidung di kelas, tapi aku sudah sakit hati. Bagaimana tidak? Aku melihat Raka sedang duduk berdua dengan Clara.

Aku melangkah gontai ke dalam kelas, mencoba untuk tidak memperdulikan keberadaan manusia itu. Aku langsung duduk di kursiku.

"Sayang, aku boleh nanya?" tanya Raka pada Clara.

"Boleh dong sayang, mau nanya apa?" Respon Clara antusias.

Raka menoleh ke arahku, "Luna, coba lo kesini dulu," perintahnya.

Aku hanya mengangguk, lalu menghampiri mereka. "Kenapa?"

"Tunggu dulu, belum waktunya lo ngomong," tahan Raka.

Aku bingung dengan situasi sekarang, sebenarnya ada apa ini?

"Clara, apa bener kamu yang ngunciin Luna di toilet waktu itu?" tanya Raka serius.

Clara langsung membulatkan matanya terkejut, ia seketika salah tingkah, "H-ha? K-kata siapa? E-enggak kok." jawab perempuan itu dengan terbata-bata.

Aku memutar bola mataku malas, "Nggak usah pura-pura nggak tau deh kamu,"

"Kok kamu ngomongnya gitu?" Clara membuat tampang seolah-olah dia di tuduh, padahal aku tahu dia sedang pencitraan di depan pacarnya.

"Udahlah, kalo salah ya salah aja, nggak usah pencitraan gitu,'' balasku malas.

Clara menatapku kesal, "Heh, pasti lo kan yang udah mencemarkan nama baik gue? Lo sengaja nuduh gue kan?" Akhirnya jati diri perempuan itu yang sebenarnya keluar, pencitraannya gagal.

Keyla yang baru datang pun menghampiri kegaduhan yang sedang terjadi, "Ada apaan nih? Kok rame?"

"Lo nggak usah ikut campur!" Clara menunjuk Keyla.

In My Dream Where stories live. Discover now