εννέα

7.5K 1.2K 22
                                    

"maafin echan" Haechan menundukkan kepalanya dihadapan sang bunda setelah seharian tidak pulang ke rumah. hey— tentu saja dia shock. dia menginap dirumah Jaemin semalam. anak itu, meskipun sok asik di awal, tapi ternyata memang asik dan sangat hangat.

Jaemin membujuk Haechan agar segera kembali kerumah. dia harus menjaga ibunya. karena Haechan sekarang sudah mengetahui identitasnya, otomatis ia dan orang terdekatnya akan sering diincar oleh para monster. setelah mendengar penjelasan dari Jaemin, dengan segera Haechan kembali ke rumahnya untuk memastikan sang bunda baik baik saja.

dilihatnya sang bunda yang duduk di sofa dengan tatapan sulit diartikan itu. luka yang sempat ia lihat di dahi dan tangannya sudah hilang tanpa bekas.

sang bunda yang hanya diam sejak Haechan kembali kerumah tadi membuat Haechan khawatir. ia berlutut didepan bundanya.

"bunda, bunda nggak papa?" Haechan berkontak mata dengan bunda Sunny yang langsung mengeluarkan air mata

"eh, loh, bunda? jangan nangis" Haechan panik. seumur hidup dia tak pernah merasa tega melihat ibunya menangis

"maafin echan bun. pukul aja echan, hukum echan, echan emang kurang ajar bun pukul aja, tapi bunda jangan nangis" lanjutnya. ia pasrah sekarang. hatinya hancur melihat bundanya menjatuhkan air mata

tanpa di duga, bunda Sunny menarik Haechan ke pelukannya. didekapnya anak semata wayangnya itu dengan lembut. isakannya semakin menjadi ketika Haechan membalas pelukannya.

"maafin bunda..." lirihnya

"maaf udah sembunyiin identitas kamu selama ini. bunda— bunda cuma belum siap sama semua kemungkinan kemungkinan yang bakal dateng ke kamu seandainya kamu tau" Haechan mendengarkan penuturan sang bunda didalam dekapannya dengan senyum masam.

"nggak apa apa bun, echan ngerti" Haechan mengusap punggung sang bunda, berusaha untuk menenangkan

"jadi, bisa ceritain semua ke echan?" melepas pelukannya, bunda Sunny menghapus jejak jejak air matanya lalu tersenyum tipis sambil mengangguk. ia lalu mengusak pelan pucuk kepala putra kesayangannya itu dengan lembut

•••

"wa—waaw. anjing!"

"apaan dah lu pagi pagi misuh mulu detadi heran gua" kesal Hyunjin yang sejak mereka berangkat tadi sampai sekarang menuju kelas Haechan tidak berhenti mengumpat

"h—haa? apaan? mau makan bakso lo? ya ntar lah kalo istirahat! panggil aja gue dikelas" ucap Haechan asal sambil terus menelisik sekitarnya

"ga nyambung bangsatttt" Hyunjin memukul pelan kepala Haechan

"hehee iya tau gue ganteng"

"bodo amattt"

Apa yang membuatnya mengumpat dari tadi adalah keterkejutannya dengan penampakan penampakan jelmaan utusan dewa dewi untuk mengetes kemampuan para demigods dibumi. ada banyak sekali, bahkan anjing lucu milik tetangganya yang sering ia beri makan juga merupakan jelmaan. sangat mengerikan.

"anak A—bmmmm mmm!!" hhhh, itu Jaemin. kebiasaan sekali memanggil Haechan dengan sebutan anak Ares. untung Jeno segera membekap mulut petasannya

"BWAHHH HAHHH HAAAHH. GA GITU JUGA BRENGSEK" Jaemin meninju lengan Jeno yang berotot. ia terengah engah setelah dibekap

"jangan kebiasaan manggil dia gitu. apalagi ditempat umum" Jeno memelototi Jaemin. wahh— dengan ekspresi yang seharusnya menyeramkan itu saja Jeno masih sangat tampan

Hei! lupakan! Haechan masih suka anak perempuan. gila saja, terpukau dengan anak Aprodhite.

"iya iyaaa" Jaemin sedikit memanyunkan bibirnya

"apa?" Haechan angkat bicara setelah dari tadi diam memperhatikan dua ora— ee maksudnya dua demigod itu beradu mulut. mereka satu kelas dengan Hyunjin ternyata, batin Haechan.

Jaemin mendekat disusul oleh Jeno

"di dalem aja, sekalian sama injun" Jaemin menunjuk pintu kelas Haechan

"injun?" Haechan mengernyit

"Renjun" jawab Jeno

"ooh, yaudah masuk dah" Haechan mendahului masuk diikuti Jeno dan Jaemin dibelakangnya

Dan detik itu juga, kelas Haechan berisik. oh, tentu saja itu karena pesona Lee Jeno. siapa yang tidak tergila gila dengannya? bahkan Haechan saja— eeuu lupakan.

Renjun yang menyadari keributan dikelas langsung menebak siapa yang memasuki kelasnya. dia merenggangkan tubuhnya setelah mengerjakan tugas secara dadakan karena ia benar benar lupa bahwa ada mapel Matematika hari ini. untung dia pandai.

"ada apa?" tanya Renjun ke tiga cowok dihadapannya

"gapapa si, mau ngobrol aja. kita kan temen" Jaemin nyengir

"hm? sejak kapan?" Haechan bergurau

"jahat lu anjir"

"canda cuk" keempatnya terkekeh

"jadi gimana hari pertama lu disekolah dengan identitas baru?" Renjun menggoda Haechan

"ngeri njirr" Haechan bergidik

"belom tau aja gua pernah diikutin sampe rumah" Jeno bersuara sambil membuka bungkus permen karet lalu memakannya

"serius? terus gimana?" tanya Renjun

"ya gua belok ke gang lahan kosong lah, mastiin mereka pada udah ga ngikutin. keputusan gila kalo gua langsung pulang kerumah. bokap gua bisa dalam bahaya" tutur Jeno dengan suara pelan

"iya juga ya, pinter juga lo" sahut Jaemin

sang empunya hanya merotasikan mata

"jadi chan, gue saranin lu kalo ketemu atau ngeliat mereka, abaikan aja. pura pura ga liat. dengan gitu mereka bakal ragu buat nyerang lu" jelas Renjun yang di balas dengan anggukan oleh Haechan

"ya tapi gapapa si kalo lo diserang. gue mah yang pasti pasti aja soalnya lo juga anak ares. gampang kali bantainya" ucap Jaemin

"ada bener nya, soalnya dia belom diclaim, jadi baiknya kalo mereka nyerang Haechan, dengan gitu kemampuan Haechan terdeteksi dan dia juga bakal cepet dapet claim setelah itu" Jeno menambahi

"ga segampang itu, kalo dia masih belom terbiasa itu bahaya banget sekalinya dia anak dewa perang. jangan ambil resiko dulu sebelum lo siap" Renjun menatap ketiganya

Haechan yang daritadi menyimak kemudian menarik seulas senyum tipis. beruntung, ia mendapatkan teman sejenis yang saling peduli. sehingga dia tidak terlalu kesulitan dengan dunia barunya.

"LEE JENO!!!!"










—tbc
—Il Est










sorry bgt kalo garing huhuuu:( aku agak ga yakin sama alur ceritanya beneran dehh:( terlalu belibet ga si? aku jadi ikut pusing:')
anyway, thanks yang udah ngikutin sampai sini. meskipun ga yakin ada yang ngikutin sampe sini atau nggak. pokoknya stay support me, with 1 vote and min 1 comment.

thank you so muchh—♡♡

Il Est, Demigod [✓]Where stories live. Discover now