Arwah Penari

194 27 1
                                    

Oleh: @Iqbuual

Aku berjalan melewati lorong,melewati setiap ruangan dengan cahaya redup yang menerangi.Degup jantung ku semakin kecang saat semakin dekat dengan ruangan yang ku tuju.

Aku memasuki ruang rias itu dengan penuh tekad.Benar benar beruntung ruangan itu hanya ada mereka berdua sekarang.Gadis di depanku berdiri memunggungiku,mungkin tidak sadar kehadiranku.

Dengan pakaian kebaya yang menutupi tubuhnya dan kain batik melilit kakinya serta hiasan rambut yang ditata indah dengan selendang merah yang menempel di pinggulnya,ia terlihat cantik penari yang begitu menarik.

"Rikma!" teriakku lantang memanggilnya.

Gadis itu terlonjak kaget dan tak sengaja menyenggol piring di sampingnya jatuh ke lantai dan pecah.

Piring itu berisi penuh bunga mawar merah.Aku sudah menduga bahwa dia sedang di bawah kendali Arwah Penari,dan bunga itu makanannya sebelum tampil satu jam lagi.

"Ngapain kamu disini?!" teriak gadis itu terkejut dan ketakutan jika rahasianya akan terbongkar.

"Jadi benar kamu berkerja sama dengan Arwah penari" ucap ku benar benar kecewa dan tak habis pikir dengan dengan temanku.

Seketika pintu menutup keras, angin kencang membuat gorden dan kain kain di ruangan wardrobe itu berantakan.Aku waspada menatap sekeliling.Apa yang terjadi?Namun seketika itulah Sosok Rikma berubah.Wajahnya putih pucat,matanya hitam tanpa putih,dan rambutnya yang indah berubah berantakan.Perlahan darah menetes dari keningnya.

Aku segera berlari mencoba membuka pintu,tapi malang pintu terkunci.

Sosok Rikma yang berubah mengerikan semakin mendekat dengannya.

"KAUUU AKAN MATI" teriak sosok itu tertawa menyeringai padaku.Tubuhku jatuh terpenjarat di lantai dingin, aku beringsut menjauhinya.

"Rikma sadar rikma!" teriakku dengan wajah pucat dan bergetar.Sosok itu tersenyum mengerikan lalu melayang setinggi satu meter.Dengan cepat menggerakkan selendang merahnya melilit kedua kakiku.

Perlahan tubuhku terseret mendekat ke arahnya,tawanya semakin pecah mengerikan.Aku sekuat tenaga menyambar apa saja yang bisa menghambat agar dia tidak mudah menarik tubuhku.

Namun sosok itu menggerakkan pecahan piring mendekat ke arahku.Aku semakin cemas dan berusaha lepas.Tarikan selendang itu semakin kuat di iringi angin kencang dan tawa mengerikan.

Aku menggenggam kaki meja dengan sangat kuat.Namun aku sempat merasa kakiku sudah berdarah tergores pecahan piring itu,perih.

Namun senyumku segera mengembang saat melihat korek api di atas meja itu.Aku mencoba meraihnya walau kakiku terasa perih dan tarikan selendang itu tak kunjung melemah.Malah semakin menguat.

Tapi semua akan berakhir.Korek api sudah berada di tangan.Dengan tangan bergetar aku membakar selendang itu begitupun rasa panas yang juga terada di kakiku.Aku meringis sakit.

"Pergi ke alam mu"teriakku menang lalu aku membaca surat pendek.Api dengan cepat membakar selendang itu lenyap.

"ARRRGGGHHHHH!!!" teriak Arwah penari yang merasuki tubuh rikma kesakitan.

Hingga tubuh rikma jatuh ke lantai.Aku menghampirinya dengan rasa perih di kakiku.

Setelah berteriak meminta pertolongan, aku dan rikma segera di bawa ke klinik.Aku bernafas lega saat Rikma sadar.

Sekarang aku bisa merasa tenang.Karena Rikma tidak di kendalikan lagi oleh Arwah penari.Karena dulu ketika Rikma selesai pentas pasti dia akan jatuh sakit tanpa di ketahui sakit apa.

Entah kenapa aku peduli terhadapnya.Dugaan ku tentang Arwah penari itu benar dan sekarang aku bisa melihat Rikma menari seperti biasa, tanpa jatuh sakit setelah pentas usai.

Kumpulan Cerpen HorrorWhere stories live. Discover now