Kencan pertama Haechan dan Mark

3.2K 287 41
                                    

Kelas terakhir Haechan bersama dengan asisten profesor bernama Huang Renjun yang terkenal galak dan pelit buat ngasih nilai akhirnya berakhir. Haechan mati-matian menahan kantuk mendengar penjelasan dari asisten profesor tersebut.

"Apa kau akan langsung pulang?" tanya Jaemin yang jalan beriringan dengan Haechan.

"Ya, aku perlu memasak buat makan malam."

Sejak kejadian minggu lalu, Haechan merasa tidak enak dengan Jaemin. Tapi, sepertinya laki-laki itu biasa saja seperti tidak terjadi apapun minggu lalu.

"Sayang sekali, padahal aku ingin mengajakmu makan malam bersama."

Jaemin sejak kejadian minggu lalu pun tidak berubah. Tetap mengajak Haechan makan malam dan sayangnya selalu ditolak karena Haechan takut Mark bakalan marak padanya.

"Mungkin lain waktu," kata Haechan ragu.

"Ya, lain waktu. Aku duluan, Haechan."

Mobil jemputan buat Jaemin ternyata sudah menunggu. Laki-laki itu melambaikan tangannya dan tersenyum manis pada Haechan sebelum mobil melaju meninggalkan area kampus.

"Dia sangat baik, tampan lagi. Semakin sempurna karena dia lahir dari keluarga berada."

Haechan tidak menyangka bisa berteman dengan orang seperti Jaemin. Dia bersyukur dalam hati masih ada yang mau berteman dengannya.

Jika orang-orang tidak melihatku dengan Mark, mungkin aku sudah berteman dengan banyak orang.

Meratapi nasib pun tidak ada gunanya lagi sekarang. Yang terpenting sekarang bagi Haechan dia tidak sendirian lagi di kampus. Dia sudah memiliki teman baik sekarang.

"Hari ini aku ingin makan makanan yang pedas."

Suasana hati Haechan sekarang ini sedang baik, Mark tidak menjemputnya dan tidak ada pandangan buruk yang diperlihatkan oleh orang-orang kampus untuknya.

Jadi, hari ini Haechan akan semakin menyenangkan hatinya dengan makanan pedas kesukaannya. Tidak peduli dengan Mark yang tidak suka dengan makanan pedas, Haechan akan tetap memasaknya.

Omong-omong tentang Mark, Haechan jadi teringat kejadian pagi tadi. Koeun datang ke apartemen mendiskusikan hal penting mengenai alur dari novel yang dibuat oleh Mark.

Mereka sangat serius mendiskusikan tentang alur cerita pasangan gay.

Jika dia tidak tahu kalau yang didiskusikan oleh mereka adalah alur cerita gay, maka Haechan pasti mengira mereka sedang berdiskusi mengenai alur novel Mark yang normal.

Akan lebih baik kalau dia tidak mencantumkan namaku ke dalam novel terlarangnya.

Haechan sangat berharap namanya dihapus dalam novel terlarang yang dibuat oleh Mark. Sayangnya, Mark tidak mau mendengarkan ketidaksukaannya itu dan malah berkata.

"Pekerjaanku membebaskanku untuk berimajinasi sesuai dengan minatku hingga aku bebas menuangkan segala fantasiku. Apa itu masalah untukmu?"

Menyebalkan sekali setiap Mark mengatakan itu.

"Aku ingin sosisnya bentuk gurita."

Haechan yang lagi memasak buat sarapan terkejut saat Mark sudah berada di depan counter.

"Buat apa? Kau sudah dewasa."

Mark memasang wajah sedih seperti anak hilang. "Aku melihat di televisi kalau kebanyakan keluarga membentuk sosisnya seperti gurita," katanya dengan nada yang dibuat-buat.

"Mereka membuatnya untuk anak kecil dan kau bukanlah anak kecil lagi."

Haechan tetap dengan pendiriannya untuk tidak mengabulkan permintaan Mark.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pure RomanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang