11+ Let's Try Again

900 159 1
                                    

You can tap the star (⭐)  icon there!

Thank you!

💙

Kamu duduk di halte dengan tambahan Jeongin di sampingmu. Berada pada jarak terdekat hingga kedua lengan kalian akan bersentuhan jika salah satunya bergerak.

Bukan tanpa alasan, karena sedari awal Jeongin yang kekeh mendekatimu meskipun kamu selalu bergeser menjauh agar gak terlalu dekat hingga helaan pasrahmu keluar setelah mendapati tempatmu habis.

Karena itulah jarak kalian terlampau dekat. Untungnya hanya ada kalian di sana, jadi gak perlu malu tingkah konyol kalian di saksikan sebagai bahan lelucon.

"Ah, busnya udah dateng. Ayo Kak," segera Jeongin berdiri begitupun kamu. Dia berusaha meraih tanganmu untuk digenggam, tapi dengan gerakan cepat kamu pergi mendahuluinya memasuki bus.

Membuat lelaki manis itu mendesah kecewa. Lalu segera melangkahkan kakinya untuk mengikutimu yang telah duduk di kursi belakang dengan tangan yang tersilang di depan dada.

Jeongin tersenyum kecil, menempatkan dirinya di sampingmu. Tengah berpikir akan topik yang akan dia bahas bersamamu agar gak canggung, tapi ternyata kamu memulainya lebih dulu.

Dia jadi makin melebarkan senyumnya.

"Jauh-jauh Jeong, masih banyak tempat."

Jeongin menggeleng, "Maunya samping Kakak, biar bisa terus pandangin wajah Kakak yang cantik."

Bola matamu berputar malas. "Basi." memilih abai akan kehadiran sang lelaki manis, kamu akhirnya mengeluarkan earphone lalu memasangkannya pada telingamu setelah lagu kesukaan terputar.

Lagi-lagi desahan kecewa Jeongin terdengar. Dia gak suka diacuhkan olehmu. Pokoknya dia harus mendapatkan perhatianmu. Apapun itu!

Srett

"Jeong!"

"Hmm... Bagus. Nggak berubah. Sama aja ya, kesukaan Kakak."

Kamu menghela napas malas, lebih membiarkan sebelah earphone-mu yang terpasang di telinganya daripada meributkan hal sepele sepagi ini. Nggak lagi. Meskipun nyatanya hatimu masih berdebar kala lelaki manis itu menurunkan kepalanya untuk bersandar pada pundakmu.

Tubuhmu kaku dalam sekejap, tapi berusaha menormalkannya kembali dengan bersikap dingin. "Tegakkan kepalamu. Berat."

Gak ada sahutan berarti dari Jeongin, membuatmu dengan ragu untuk meliriknya sekilas. Dengusan malas keluar dari bibirmu manakala melihatnya telah tertidur dengan nyaman di pundakmu.

Apa-apaan? Dia gak tidur semalaman atau gimana? Kamu benar-benar gak habis pikir dengan tingkahnya.

Tapi wajah dinginmu kini berubah sendu, kenapa di saat kamu menjauhinya dia terus mendekatimu tanpa henti? Bahkan kamu terpaksa bersikap ketus agar dia tahu bahwa kamu sungguh gak mau melihatnya lagi.

Tapi kenapa lelaki itu tetap hadir?

Padahal kamu sudah susah payah mengucapkan kata menyesakkan saat itu. Kamu pikir setelah kata 'ya' darinya itu akan membuat kalian benar-benar berakhir. Bahkan kamu menangis semalaman karena itu.

Tapi ternyata gak semudah itu.

Kamu kembali menatapnya yang tengah tenang dengan napas teratur serta bibir yang mengerucut gemas. Senyum tipismu terukir,

Kamu... Terlalu indah buat aku Jeongin. Aku gak mau kamu rasain hal menyakitkan kayak aku. Kamu.. harusnya lebih bahagia tanpa aku.

Tapi kenapa kamu ngejar aku lagi?

Kamu menatapnya cukup lama, hingga kamu tersadar telah hampir sampai pada pemberhentian bus yang pertama.

Tempat Jeongin sekolah.

Mau gak mau, kamu terpaksa membangunkannya. Jadi tanganmu bergerak untuk mengguncang pelan tubuhnya yang terbalut seragam SMA itu.

Dia menggeliat, lalu mengucek matanya perlahan. Pandangan sayunya mengarah padamu yang tengah menatapnya sengit.

Ya, dalam sekejap ekspresimu kembali dingin.

Jeongin menegakkan tubuhnya, menatapmu penuh tanya. Kamu menghela napas pelan. "Sekolah. Udah sampai."

"Oh? Ah.. makasih udah di bangunin. Pundak Kakak terlalu nyaman sih, jadi langsung ketiduran. Hehe,"

Dan tepat setelah tawa ringannya terdengar, bus berhenti. Lalu Jeongin segera bangkit berdiri sebelum merogoh tasnya untuk mengambil sesuatu dan memberikannya padamu.

Dahimu berkerut, Jeongin tersenyum senang. "Buat kamu ngemil. Kamu kan, suka ngantuk pas pelajaran. Hehe, dah Kak! Aku sayang kamu!"

Ucapnya kemudian berlalu turun, meninggalkanmu dengan degupan jantung yang kembali mengguncang dada dan menggerakkan tangan bebasmu untuk merematnya.

"Jeong, tolong jangan buat aku nyesel.." gumammu setelah bus kembali melaju untuk menuju tempatmu selanjutnya.

Kampus.

To be continued

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

To be continued.

Wednesday, 1 april 2020

Hello, Stay!

Thank you for always give me love, keep the support for me and Stray kids.
Thanks again for all your votment. I really appreciate it.

M.n

Publish: Saturday, 2 may 2020

Done | Y. JeonginWhere stories live. Discover now