Sepintal Senyuman

19 1 0
                                    

"Semua kata kemarahan adalah jalur dari kesedihan dan kejatuhan hati."

Molekul air mata yang berjatuhan disambut hentakkan gertak suara Andin, molekul itu tak mau berhenti mengalir, menyandang kesengsaraan yang membuat peristiwa itu teringat layaknya layar lebar yang terus-terus terputar.

Langkahnya yang melambat, sekujur tubuhnya yang bergetar, mengingat hal-hal yang terlintas dalam sebuah tragedi yang menyangkut tubuh demi tubuh orang yang tak bersalah. Perpindahan dari semesta yang fana ini menjadi yang terbarui dan tak ada batasan waktu.

Berketakutan, berjauhan dengan cahaya tangisan yang tak kunjung henti, gertakan suara yang tak kunjung diam. Tangannya erat menggenggam memaparkan urat demi urat biru yang terlihat.

Sepasang suami beristri yang menjalin rumah tangganya dipenuhi canda tawa yang menghiasi kurapan bagian dari pekerjaan tersebut, merelakan diri mereka terjerumus dalam jurang perpindahan alam dengan upacara berbaju hitam.

"Ayah, Ibu, Andin rindu."

Pijakan hidupnya, keranjang kebahagiaannya tak terawat, berdebu, bernoda, segumpal asap berisikan memori-memori langkah demi langkah kebersamaan yang berakhir tidak seharusnya terjadi. Penyesalan itu, kesengsaraan itu, langkah baru berjalan tak sesuai rencana.

Setiap pejaman mata adalah kesalahan, setiap memori-memori mendahului pemilik sang jiwa. Manusia yang menangkis kebahagiaan dan membesarkan kesedihan. Kesendirian, kesepian, kerinduan, kerasnya kuasa kesedihan menghalang datangnya jalur yang dilewati setiap seluncur kebahagiaan.

Getaran kakinya, ketakutan tubuhnya, menyandera jalan demi jalan yang tempuhannya berpotensi melarutkan suatu kegelapan dan menyorot sang laras-laras kebahagiaan. Beribu derajat panasnya api kesedihan.

Kertas bergaris itu terlintas cepat dan tertangkap refleks sang jiwa untuk dibukanya. Mengganggu saja, kertas tak berguna itu selalu cekatan ingin dibuka dalam perasaan bimbang dan hampir jatuh itu. Kertas itu terbuka dengan bantuan jari - jari kecil itu dan seluruh perasaan, tubuh, dan jiwa menyimaknya dengan seksama.


"Hal-hal yang membuat jatuh

Segumpal hati yang mengendap perasaan layaknya batu, keras, tak mau luluh

Ingin menunjukkan keberadaannya dengan peperangan

Menanglah, aku menunggumu di depan pintu dengan berjuta kebahagiaan

Berusahalah, suasana dan kenyamanan yang berbeda ingin menarik tanganmu

Rebut tubuhmu kembali dan jangan lengah

Selaras kesenyuman adalah sesuatu yang mereka takuti

Segumpal kebahagiaan adalah sesuatu yang mereka hindari

Sebuah cahanya yang kau tangkis, memuat berjuta harapan

Kuasai kembali itu."

        - Bima Arkaganda-


Gerakan air demi air yang keluar dari tempat indra pengelihatan itu mulai tertahan. Pengelihatan yang terasah kembali, melihat segalanya dengan dimensi yang berbeda. Cerita sebuah cangkir kopi yang terbentuk dari pahitnya kesedihan dan manisnya cahaya kebahagiaan di hari-hari nanti. 


"PERJUANGAN ADALAH SUATU KEMENANGAN BAGI MEREKA YANG MAU MENCOBA DAN MELAKUKAN HAL ITU DEMI SUATU TUJUAN DAN KEMURAHAN HATI. KERAMAHAN KEBAHAGIAAN ADALAH SUATU HAL YANG BERISIKAN SURAT SENYUMAN"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 03, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Slice Of LoveWhere stories live. Discover now