Dua.

6 2 1
                                    


.

Memilih terjebak masa lalu?

Atau malah mencoba melupa hal pilu?

Sepertinya aku terjebak diantara keduanya.

*****

"Baris yang rapi!"

Aku menghembuskan nafas. Aku memang sangat jengkel ketika diatur sesukanya seperti ini. Matahari pagi ini cukup terik, wajar saja semua peserta orientasi malas kali ini. Ku lihat didepan ku sudah banyak kakak-kakak panitia orientasi yang menunggu kami agar berbaris dengan rapi.

Kak Kevin juga turut membantu temannya merapikan barisan peserta. Aku cukup jengkel dengan kakak perempuan yang sedari tadi berteriak menggunakan pengeras suara. Meskipun kakak tersebut memiliki paras yang cantik, namun sepertinya sangat berpengaruh dalam organisasi kepanitiaan.

"Kalian banyak terlambat. Kalian ini masih baru disini, belum resmi menjadi murid. Belum resmi saja sudah melanggar peraturan, bagaimana kedepannya?" ucap kakak cantik tersebut mengenakan Pengeras suara.

Kami semua hanya menunduk. Gia yang berada didepanku mengepalkan tangannya, memberi ku isyarat bahwa ia sangat kesal dengan kakak itu.

"Hari ini kalian akan diberi beberapa materi oleh calon guru kalian. Perhatikan materinya baik baik! Selanjutnya, kalian akan diambil alih oleh kami lagi." Kakak cantik itu menambahkan.

"Sekarang kalian semua boleh ke aula." Kak Kevin ikut bersuara.

Kami semua melaksanakan perintah dengan tertib. Aku tahu, Gia yang berjalan disebelahku sangat ingin mengomel. Namun karna posisinya sebagai anak baru, ini hanya sia sia.

"Kenapa banyak yang telat sih! Kita jadi kena omel kan. Kesel ih.." Fani yang sedari tadi diam mengeluarkan suaranya.

"Kampret emang kakak yang pake toa tadi!" Gia akhirnya melampiaskan emosinya.

"Gi, kalo lo ketauan ngomong gitu sama panitia, lo bisa diincer tau!" Rendy yang didepan kami bertiga menengok kebelakang.

"Bodo amat lah.."

Kami melewati beberapa ruangan ntuk sampai ke aula. Aku melihat beberapa ruangan. Tepat dua ruangan sebelum aula, terdapat kelas yang pintunya ditempel secarik kertas yang bertuliskan 'Ruang Panitia'. Saat melewatinya, tak sengaja aku melihatnya.

Seketika aku berhenti. Ini hanya aku yang berkhayal atau bagaimana? Tidak mungkin. Aku melihat sosok yang mirip sekali dengan kak Bayu disana. Seketika kenangan masalalu menghampiri.

"Cin?"

Fani membuyarkan semua lamunanku. Ku lihat didepanku Fani dan Gia ikut berhenti.

"Lo kenapa?"

"Ah enggak apa-apa kok. Ayo lanjut jalan." Ucapku tersenyum.

Aku segera sadar. Mana mungkin ia berada disini? di Surabaya? Mustahil. Tiba tiba aku teringat bagaimana ia meninggalkanku.

~*~

Tepat di ulang tahun ku yang keenam, tepat di hari orang tua ku mengadakan pesta ulang tahun, ia yang kutunggu kehadirannya tak kunjung datang. Aku merengek kepada bunda, aku tak mau meniup kue ulang tahun sebelum ada dirinya. Bunda saat itu sangat bingung, karna tamu lainnya menunggu acara dimulai.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 30, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Sweetest CandyWhere stories live. Discover now