prolog

4.7K 461 50
                                    

[EXO SC - Borderline]

Lelaki jangkung itu berdiri di sana, bersandar pada mobil hitam miliknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lelaki jangkung itu berdiri di sana, bersandar pada mobil hitam miliknya. Ia tidak pernah mau repot-repot berkeliling Fakultas Ilmu Budaya untuk mencariku. Baginya, lebih baik menunggu seraya memborbardir notifikasi ponsel milikku dengan banyak pesan dan serangkaian panggilan tak terjawab. Pemilik rambut raven itu tak akan berhenti melakukannya sebelum aku menampakkan diri.

Terdengar posesif, bukan?

"Kau terlambat sepuluh menit, Sakura," ucap Sasuke tak peduli bahwa aku baru saja berlari agar tak mendengar protesnya. Bahkan, napasku masih terdengar ngos-ngosan karena harus menuruni ratusan anak tangga dari lantai tiga perpustakaan. Lift sedang dalam perbaikan. Sial.

"Hanya sepuluh menit," aku berusaha mengelak, sama kesalnya.

"Tetap saja itu disebut terlambat," ucap Sasuke dengan kekehan. Lelaki itu selalu senang jika berhasil membuatku jengkel. Entah apakah seseorang yang sangat tepat waktu adalah kebanggaan atau bumerang bagiku karena Sasuke tak pernah mentolerir keterlambatan. Aku hanya mengendikkan bahu dan segera masuk ke dalam mobil miliknya. Ia tak pernah mau repot-repot membuka pintu untukku.

Yah, mendapat tumpangan gratis berfasilitas AC dengan pewangi eksklusif yang harum telah membuatku senang setelah kesibukan melelahkan sepanjang pagi. Mesin dinyalakan setelah Sasuke memastikan bahwa aku telah mengenakan sabuk pengaman dengan benar.

"Bagaimana dengan makan siang?" tanya Sasuke sembari memutar kemudi keluar dari area parkir. Mobil masih berjalan dengan kecepatan lambat sebelum melewati gerbang kampus. Aku mengulum senyum akan perhatiannya itu.

Jangan salah paham! Dia itu bukan pacarku. Dia hanya sahabat.

Ya, saat ini hanya sebatas sahabat.

🛫
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

© Copyright by Daeaera
Time-lapse (Sasusaku vers.)
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Butir-butir air hujan mulai membasahi kaca jendela dan memburamkan penglihatan ketika mobil telah berjalan selama sepuluh menit. Detik demi detik berlalu tanpa sebuah obrolan yang berarti, bahkan sejak mobil berbelok memasuki jalan utama. Playlist yang dipenuhi dengan band kenamaan Jepang bernama Reol menjadi peramai suasana yang kian lama bertambah syahdu.

"Benar kan? Jika kau terlambat lebih lama lagi kita akan kehujanan di luar," ucap Sasuke membuyarkan lamunan gadis merah muda di sampingnya yang sedari tadi menatap kosong gerakan berulang wiper di jendela. Sakura hanya memutar bola mata melihat senyum miring penuh kemenangan di bibir lelaki itu.

Time-lapse (Sasusaku)✔Where stories live. Discover now