five feet apart

🌃 eight

seungmin udah selesai dengan urusan perutnya, dia beranjak dari mejanya untuk bayar batagor.

"berapa mbak totalnya?" seungmin keluarin dompet monokurobo-nya.

"udah dibayar tadi, mas." sahut si mbak batagor.

seungmin keliatan bingung, "hah? dibayarin sama siapa mbak?"

"sama mas ganteng tuh, yang lagi minum pop es." sesembak nunjuk ke seseorang yang lagi nyesap pop es duriannya dengan khidmat.

"itu siapa ya mbak?" tanya seungmin.

"lah, saya gak tau. temen masnya kali?"

seungmin senyum aja daripada makin keliatan kayak orang linglung, "makasih ya, mbak."

seungmin langsung langkahin kakinya ke meja cowok asing yang udah bayarin batagornya.

"makasih ya udah repot-repot mau bayarin, tapi gue paling gak suka punya utang sama orang." seungmin letakin lembaran hijau di meja cowok itu.

cowok itu natap seungmin dan terkekeh kecil, "sama-sama, gak usah diganti. anggep aja gue traktir lo." cowok itu kembaliin uang seungmin.

"kenapa? bahkan lo aja gak kenal gue siapa."

"siapa bilang gue gak kenal lo?" cowok itu berdiri, lalu ulurin tangannya, mau ngajak seungmin kenalan.

"kenalin, gue hwang hyunjin. fakultas ekonomi bisnis angkatan 2018, tetangga masa kecil lo dulu."

seungmin mendadak jadi tukang kelomang.

"hah?"

oknum bermarga hwang ini dengan gak tau dirinya malah acak-acak rambut seungmin.

"yah, gue dilupain."

seungmin masih mikir-mikir, emangnya dulu dia punya temen seganteng ini?

"kasih gue waktu buat berpikir." titah seungmin.

hyunjin cengengesan, "lo amnesia apa gimana sih, min? masa lupa sama gue sih? padahal dulu kemana-mana selalu bareng. kecewa nih pemirsa."

"lo adeknya bang jinyoung bukan?"

"bang jinyoung aja diinget, giliran gue dilupain." hyunjin manyunin bibirnya.

ahshs gemeeeeees -author

"YA MOLLI! KOK LO GANTENG BANGET SEKARANG?! PADAHAL DULU MAIN DI GOT TERUS BARENG KECEBONG." seungmin semangat banget sambil nepuk-nepuk pundak hyunjin.

"puberty goals, dude. btw, yang main got bareng kecebong bisa diganti gak kata-katanya?"

"diganti gimana, anjir."

"gini 'padahal dulu main di got terus bareng got stepen' kan muka gue mirip jinyang got stepen." hyunjin naik turunin alisnya.

seungmin be like: cih, jinjja.

"lo kapan balik? kok gak ngabarin gue?" basa-basi seungmin.

"gimana mau ngabarin elo, kontak aja gak punya."

"oh iya, lupa. yaudah mana sini nomor lo." seungmin keluarin ponselnya.

"nanti pacar lo marah nggak?"

"tau darimana gue punya pacar?"

"ada deh." hyunjin mulai rahasia-rahasian.

seungmin tarik kursi untuk duduk, "sini duduk dulu, gue ceritain."

hyunjin nurut, dia duduk di sebelah seungmin.

"waktu lo pergi ninggalin gue ke amerika, gue ngerasa sedih dan lari ke taman sambil nangis. pas gue lagi duduk di ayunan, ada cowok yang ngasih gue coklat payung. terus, gue jadi sahabatan deh sama dia, disitu gue jadi lupa sama lo. lo juga gak ada niat hubungin gue atau kirim pos sih, jahat." jelas seungmin.

hyunjin cuma geleng-geleng, "secepat itu ya posisi gue terganti, gak nyangka gue min." mulai dramatisnya.

"gak usah dramatis." seungmin jitak kepala hyunjin.

hyunjin meringis, "gue tuh mau ngehubungin lo, tapi gue lupa minta nomor lo. alamat lo pun aja gue gak inget. pas gue mau berangkat, sebenernya gue mau kasih lo sesuatu. tapi lo malah pergi, gak mau ngeliat muka gue lagi. jadi yang jahat tuh disini, elo."

"yaudah lah, udah berlalu juga. btw, kabar lo baik?"

"baik. pacar lo siapa sekarang? kating?"

"bukan, sahabat gue yang ngasih gue coklat payung itu. namanya kak minho."

hyunjin tatap seungmin dengan intens.

"min." panggil hyunjin.

"apa?"

"andai dulu gue gak pergi ninggalin lo. mungkin yang sekarang jadi pacar lo, gue kali ya?"

seungmin jaw drops.