🌼02. She's Dead!

11.3K 1.3K 14
                                    

"Kita kembali ke kastil."

Tanpa menjawab, kusir memecut kudanya hingga kereta dengan lambang tameng tembaga berlatar putih khas keluarga Stanley itu bergerak ringan. Semilir angin malam menerbangkan beberapa anak rambut Mikayla yang berpendar indah. Namun itu tak penting, hal yang terpenting adalah hatinya yang tak bisa diobati.

Mikayla terisak sedih. Tak ada lagi yang tersisa selain Bibi Alie di sisinya, mendampinginya dimana pun dan kapan pun, melindunginya bila ada bahaya, dan menyayanginya. Cukup. Bagi Mikayla itu semua cukup.

Kereta berhenti. Mikayla baru tersadar bahwa tempat yang ia datangi saat ini bukanlah kastil Stanley, tapi hutan belantara yang gelap dan mencekam.

"Kita ke kastil Stanley, tuan Kusir. Bisakah Anda mengantarku ke sana?" tanya Mikayla yang sudah takut bukan main. Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres.

"Nona pertama, turunlah dulu. Ada seseorang yang menunggu Anda di sana," ujar kusir itu sambil menunjuk hutan yang lebat, sangat jauh dari keramaian. Wajahnya tersenyum, namun di dalamnya mengandung sesuatu yang keji.

Mikayla mengangguk. Gadis itu turun dari kereta kudanya, dan setelah ia benar-benar turun, kusir pergi tanpa sepatah kata padanya. Meninggalkan Mikayla sendirian.

"JANGAN TINGGALKAN AKU!" Terlambat. Kereta kuda telah berlari menjauh. Mikayla menatap keretanya dengan nanar.

"Apa aku harus berjalan kaki menuju kastil? Tapi aku tak hafal jalan," gumam Mikayla pada dirinya sendiri sambil menggosok lengannya untuk mengusir sedikit hawa dingin yang menyeruak.

"Ah, Anda sudah sampai, Lady Mikayla?"

Mikayla berbalik. Di hadapannya ada Marquis Torand dengan seringai kejamnya yang tak terlihat sama sekali di mata Mikayla.

"Tuan Torand? Syukurlah ada Anda disini. Kereta kuda meninggalkan saya di tengah hutan belantara seperti ini. Kalau tidak keberatan, apa saya boleh ikut dengan Anda menuju kastil Stanley?" Mikayla tenang saat mengetahui kalau pria itu adalah Marquis Torand, sahabat ayahnya.

"Kau bisa ikut," ujar Marquis Torand sambil menarik pedangnya dari sarung. "Tapi ku pastikan kalau hanya jenazah mu saja yang boleh ikut!"

Mikayla terkejut bukan main. Apakah pria ini berkhianat? Marquis Torand, pria yang mengabdikan hidupnya untuk menjaga keamanan negara dan lihai dengan pedang tiba-tiba saja menyerangnya yang sama sekali tak pernah memegang pedang sama sekali. Mikayla berkelit, pedang panjang milik Marquis hanya mengenai tudung rambutnya yang langsung terbelah menjadi dua.

"Kau!"

Marquis semakin murka. Tak membuang kesempatan, Mikayla lari secepat mungkin dengan gaunnya yang berat untuk menghindari Marquis dan pedang ganasnya yang hampir mencincang separuh lengannya jika ia tak bergerak cepat. Marquis tak tinggal diam, ia segera mengejar Mikayla yang berlari semakin jauh masuk ke dalam hutan.

"Jangan lari, Nona Bodoh!"

Mikayla tak menghiraukan apapun lagi. Kakinya yang sehalus porselen pun diacuhkan saat terkena goresan ranting hingga darahnya bertetesan di tanah. Berkali-kali ia terjatuh, tanpa melihat ke belakang, ia terus berlari sekuat tenaganya.

Berhenti. Mikayla mengambil jalan yang salah, jalan buntu. Jangan salahkan dia yang tak pernah hafal peta kerajaan Armovin yang penuh dikelilingi hutan dan perairan. Tak ada jalan dan celah sama sekali, dan di belakangnya Marquis Torand tersenyum seram.

"Mau ke mana kau?!"

"Ap-apa mau mu?" tanya Mikayla dengan takut-takut. Ia tak mengerti, selama ini Marquis Torand adalah pria yang baik padanya saat berkunjung ke kastil Stanley. Tapi malam ini, pria itu telah berubah menjadi sosok monster yang akan Mikayla ingat selamanya.

Rebirth Of The Duke's Daughter✓Where stories live. Discover now