10. Nonton

1.1K 128 3
                                    

Jangan lupa vote dan komen!
.
Instagram|@rahma_rohilatul
.

Aku membuka pintu rumahku. Aku terkejut melihat Angga sudah rapi dengan kaos polos warna hitam dibalut dengan kemeja kotak-kotak warna merah. Tampan! Sungguh aku tidak bohong!

"Lo kenapa? Terpesona ya?" pertanyaan Angga membuatku langsung salah tingkah.

"Apaan sih engga tuh." kataku mengelak.

"Udah siap nih?" tanya Angga.

Jujur aku sebenarnya tidak tega untuk meninggalkan mamah dan Kak Gemy di rumah berdua saja. Kasihan jika kak Gemy menjaga mamah sendiri. Dia kan baru pulang kerja. Aku merasa bersalah juga kepada Risa atas acara nonton ini. Apakah Risa akan memaafkan aku jika mengetahui aku pergi nonton bersama orang yang dia cintai?

"Lo kenapa?" tanya Angga sambil mengerutkan keningnya. Aku terdiam lalu tersenyum sambil menggelengkan kepalaku.

"Gue ngga apa-apa."

"Jadi nonton filmnya ngga?" tanya Angga yang sepertinya cemas.

"Jadi." jawabku dengan cepat.

Angga membawaku ke dalam motornya. Oke, seperti yang pernah Risa katakan, Angga itu orang kaya. Jadi tidak aneh jika ia memiliki motor keren seperti ini.

Sebenarnya aku bisa saja mengatakan tidak jadi. Tapi, aku kasihan kepada Angga yang sudah datang ke rumahku. Eh tunggu, dari mana dia mengetahui rumahku?

"Angga, kok lo tau rumah gue?" tanyaku bingung.

Angga tertawa, "Rahasia lelaki."

Aku bingung tapi aku ikut tertawa. Garing sih, tapi kalo ngedenger dia tertawa kok rasanya aku senang ya? Apa tertawanya itu bisa menular. Wah, hebat!

Terjadi keheningan diantara kami. Hanya terdengar suara mesin motor. Aku sibuk dengan fikiranku tentang mamah, kak Gemy dan Risa. Sedangkan Angga, mungkin sibuk mengemudi.

oOo

Akhirnya kami sampai di bioskop. Setelah Angga membeli tiket, dan aku membeli popcorn, kami berdua berjalan menuju studio 2. Tempat di mana di putarnya film yang ingin kami tonton.

"Seru nih kayaknya." kata Angga ketika ada iklan film baru bergendre action.

"Lo suka film action?" tanyaku basa basi. Ya, untuk memecahkan keheningan antar kami saja. Bosan kan kalau kami sama sekali tidak mengobrol.

"Iya gue suka film action. Romance juga suka. Apalagi kalo pemerannya kita berdua." kata Angga sambil tertawa. Perkataan Angga membuat pipiku berubah warna menjadi merah semerah kepiting.

"Apaan sih Ngga. Kalo film kita tuh bukan Romance." kataku asal sambil menutupi pipiku yanv sudah merona.

"Lho, kok bukan? Terus apa dong?" tanya Angga yang sepertinya bingung dengan perkataanku.

"Horor."

"Dih gila lu! Lo setannya ya Tha." kata Angga sambil terkekeh.

"Yaudah gue setan, lo iblis!" jawabku ikut terkekeh.

"Yaudah lo iblis gue malaikat." kata Angga membuatku mengerutkan kening.

"Dih ko malaikat sih? Curang!" kataku sebal sambil memajukan bibirku 5 cm. Khas seperti para cewek ketika marah. Hello, aku cuman mengikuti gaya mereka ya!

"Biarin." kata Angga sambil mencubit hidungku.

"Ihh sakit tau!" kataku sambil memegang hidungku yang baru saja dicubit oleh Angga. Sebenarnya, 5% sakit, 95% bahagia,ngefly,seneng, ngga nyangka, kaget, dan sebagainya.

"Abisnya lo lucu sih kalo lagi ngambek gitu. Kayak..." Angga menggantungkan ucapannya membuatku penasaran apa yang ingin dikatakan selanjutnya.

"Kayak apa?"

"Kayak boneka." jawabnya membuatku tersipu. Ternyata Angga sangat manis dan romantis. Ya ampunn kalau seperti ini caranya bagaimana aku bisa merelakan Angga yang manis ini untuk Risa?

"Boneka santet maksudnya." kata Angga sambil terkekeh geli aku mendengus sebal.

"Cie salting ya!" ledek Angga membuatku mendengus sebal.

"Ngebelin banget sih jadi cowok!" kataku kesal.

"Ngga apa-apa yang penting ganteng." kata Angga dengan pd tingkat dewa. Astaga! Ternyata makhluk ini juga bisa narsis.

"Ganteng dari mana!" kataku kesal sambil tertawa.

"Iya iya gue tau, lo pasti mau bilang kalo gantengan juga bokap lo. Ya kan?" kata Angga membuat tawaku hilang seketika.

Papah ku, aku bahkan sama sekali belum pernah bertemu dengannya. Aku tidak tau rupanya dan sikapnya. Saat mamah melahirkanku, papah yang sedang berada di negara Singapura langsung berangkat naik pesawat menuju Indonesia hanya untuk melihat diriku. Tapi, saat itu pesawat papahku mengalami kerusakan dan jatuh yang membuatnya kini tewas. Itulah yang membuat mamah sampai sekarang membenciku.

"Lo kenapa? Gue salah ngomong ya?" tanya Angga dan aku hanya menggeleng.

"Cerita aja!" kata Angga yang sepertinya bersedia untuk menjadi tempat ceritaku. Namun, aku tidak biasa membagi cerita hidupku dengan orang lain kecuali kakakku.

"Itu filmnya udah mulai." kataku mencoba mengalihkan topik sehingga kami fokus kepada film yang ditampilkan di layar besar ini.

Selesai menonton film yang durasinya hampir 2 jam itu, aku dan Angga memutuskan untuk pulang. Sebenarnya Angga mengajakku belanja, tapi aku menolak. Uang yang diberikan kak Gemy harus aku tabung, tidak mungkin ku habiskan.

"Lo yakin ngga mau belanja? Gue yang bayar deh." tanya Angga kepadaku. Namun, aku tetap pada pendirianku, aku menolak dengan cara menggelengkan kepala.

"Makan ngga mau?" tanya Angga lagi dan lagi lagi aku menggelengkan kepalaku.

"Kita pulang aja Ngga. Cape." kataku dan langsung diangguki oleh Angga. Kami duduk di motor dan menuju jalan pulang.

Akhirnya kini aku sampai di rumahku dengan selamat. Angga sungguh baik sehingga mengatarku sampai ke depan rumah. Katanya, ia mau bertanggung jawab karena telah membawa diriku pergi dari rumah untuk menonton. Astaga! Jawaban macam apa itu?

"Angga." panggilku sebelum motor Angga melaju menuju rumahnya.

Angga menoleh dan menatapku dengan pandangan seolah bertanya-tanya.

"Terima kasih untuk malam ini." jawabku sambil tersenyum senang. Angga membalas senyumanku lalu pergi meninggalkan rumahku dan menuju rumahnya.

Aku senang! Sangat senang! Aku bisa nonton bersama orang yang aku sukai. Aku masih bertanya-tanya apakah acara nonton Angga denganku di malam minggu ini bisa disebut dengan kencan? Jika itu benar, Angga adalah lelaki pertama yang berkencan denganku! Astaga!

Sebenarnya, banyak lelaki yang mengajakku pergi jalan-jalan. Mulai dari nonton, makan, belanja, atau segala macamnya. Namun, selalu aku tolak karena mamahku pasti tidak akan membiarkan diriku pergi bersama temanku. Hanya hari ini aku bisa pergi bersama temanku. Itu semua karena kak Gemy.

Bagaimana ya kalo Risa tau? Lagipula, Angga itu sebenarnya suka sama Risa kan? Dia bahkan memberikan surat cinta untuk Risa. Kok aku ngerasa dia deketin aku sih? Apa perasaanku saja yang kegeeran? Tapi, jika sikap Angga terus seperti ini, apakah aku salah jika menyukainya?

TBC?
18.05.2020

I'm Normal [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang