31. Kematian Risa

800 85 2
                                    

Jangan lupa vote dan komentar!
.
.
.
.
.
@rahma_rohilatul // instagram
.
.
.
.
Happy reading♡

Hari ini, hari minggu tepatnya tanggal 28 Juni 2020. Kami melaksanakan acara pentas seni yang sudah dinanti-nantikan. Aku dan yang lain, sedang bersiap-siap di ruang khusus.

"Ntar berarti pas lo sama si Angga mau ciuman gue sama yang lain nyanyi diatas. Si Mega juga nari diatas." Kata Risa membuat pipiku memerah. Pasalnya, aku dan Angga tidak mungkin melakukan adegan itu. Aku tidak mau.

Mega terkekeh, "udah latihan berapa kali adegan ciumannya?"

"Ih apaan sih." Kataku sebal dan mereka berdua terkekeh geli.

Aku, Risa dan Mega memang mulai dekat. Mega tidak lagi mempermasalahkan Gama yang kini mmm mulai mendekatiku dan Risa. Entahlah. Mega juga tampak lebih baik.

Sedangkan Alya dan Zilfa tidak mau menatap Mega lagi. Ralat, bukan Alya dan Zilfa tapi hanya Alya yang tidak mau menatap Mega lagi. Nyatanya Zilfa masih berkomunikasi dengan Mega. Bahkan Zilfa beberapa kali mengirimi kami pesan permintaan maaf. Aku jadi kasihan kepadanya yang harus berteman dengan iblis seperti Alya.

"Alah putri salju bohongan aja harus pake gaun yang bagus. Ngga cocok banget." Sindir Alya saat melihatku sudah selesai dengan gaun cantik dan riasan di wajah.

"Iri? Bilang!" Kata Risa.

"Najis banget." Kata Alya yang langsung pergi.

Mega dan Risa terkekeh, "kasihan ya tuh cewek. Cuman dapet 1 adegan doang. Itu pun ngomongnya cuman dikit."

Ledekan yang diucapkan Mega membuat kami terkekeh bersamaan. Nyatanya Mega memang asik. Kalau saja Zilfa bersama kami pasti pertemanan ini lengkap. Dan kalau saja Alya tidak memiliki sifat seperti iblis, kami semua akan hidup tenang.

oOo

Acaranya sudah dimulai. Semuanya sudah melakukan yang terbaik. Hingga tiba dimasanya saat adegan paling ditunggu, paling memalukan, paling membuat aku deg-degan. Iya, adegan Angga menciumku.

Ketika Angga hampir menciumku, banyak yang menyanyi dan menari di atas panggung. Aku menutup mataku hingga tidak bisa melihat Risa dan Mega yang sedang berkolaborasi. Tapi, pasti mereka sedang menertawakan diriku. Aku jadi semakin malu karena membayangkan hal itu.

"RISA ILANG!" Teriakan Arsena membuat aku terbangun bahkan sebelum Angga menciumku. Semua yang ada di panggung sangat kaget. Bahkan yang menonton pun kaget.

Aku langsung melihat sekeliling, ternyata Risa memang tidak ada. Mega juga sudah turun dari atas panggung. Ia menangis. Aku ikut turun dari atas panggung. Semuanya turun dan mulai panik.

"Meg, ada apa ini? Risa dimana?" Tanyaku bingung. Aku benar-benar shock saat mendengar kabar hilangnya Risa. Apalagi melihat Mega yang sudah nangis bombay.

"Gue ngga tau. Dia tiba-tiba ilang gitu aja." Kata Mega masih dengan air mata yang mengalir.

"Telfon Risa sekarang!" Perintah Arsena dengan penuh penekanan. Aku tau ia juga sama khawatirnya dengan kami semua.

Aku mengambil ponselku dan mencoba menelfon Risa. Tapi ternyata, ponsel Risa ada di sini. Jadi, ponselnya tidak dibawa. Kemanakah dia?

Kling...

Suara notifikasi pesan itu bukan berasal dari ponselku. Tapi ponsel Mega. Mega langsung melihat pesan dari siapakah itu. Aku yang penasaran juga ikut menatap layar ponselnya.

I'm Normal [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora