KESAL YANG BERKEPANJANGAN

58 3 0
                                    

"Kok lemes banget sih Ras,kenapa sih ?" Tanya Eca

"Ngga bisa tidur aku Ca, tadi malam nyampe apartemen malam lanjut nerusin novel, lelah bangetlah pokoknya"

"Kok bisa malam banget, emang sampe jam berapa sih room tournya?" goda Eca

"Apaan sih, aku selesainya tuh udah sekitaran jam setengah 10an gitu mana hujan deras, ngga bawa mobil alhasillah aku balik sama si sok cool itu"

"Gimana-gimana, kamu pulang bareng sama siapa tadi ? si sok cool ? siapa tuh ?"

"Haaaaaaaa si Agung ?!" tambah Eca sendiri yang menjawab segala rentetan pertanyaannya

"Hussst! Eca jangan keras-keras dong, ntar semua orang dengar. Apalagi klo si dingin itu yang denger bisa besar kepala lagi dia"

"ya habisnya aku shock. Kok bisa sih kamu balik sama dia ? Oh My God, pertanda nih Ras"

"Pertanda apaan sih, jangan ngaco deh"

"Ceritain dong kok bisa pulang bareng"

"Males ah, lagian kenapa sih tadi malam ngga angkat telp?"

"Yaelah Ras, nidurin anak kali aku. Untung demamnya udah turun ini pagi, kalo ngga bisa ngga masuk kali aku hari ini. Ah udah, yang penting sekarang kamu cerita kenapa bisa pulang bareng ama doi"

"Ih apaan sih bilang doi, geli tau"

"Ah udahlah, cerita dulu. Jangan marah-marah gitu dong"

                                        ¤¤
"Wah sengaja deh kayanya Ras om kamu kaya gitu" respon Eca setelah mendengar cerita Rasti panjang lebar tentang insiden Rasti diantar pulang Agung

"Iya sih, aku sempet mikir negative gitu. Secara tetanggan apartemen, terus datang kesini buat gantiin om Hadar. Jangan-jangan nih rumah sakit bakalan dia nih direkturnya"

"Hust! Kamu ngomong apaan sih, mana mungkinlah ayah kamu ngasih jabatannya ke Agung"

"Ya secara kan ngga ada anak laki-laki dikeluarga aku Ca"

"Nah! Jangan-jangan kamu mau dijodohin sama Agung. Makanya sengaja Agung di minta datang disini terus tinggalnya di deketin ama apartemen kamu"

"Naudzubillah, kalau ngomong jangan halu gitu dong, kebanyakan nonton sinetron korea kamu Ca"

"Loh mana mungkin semuanya kebetulan Rasti Triana sayang. Pasti semuanya itu udah diatur"

"Eh diem-diem ada om Hadar kayanya jalan kearah kita deh" jawab Rasti meminta Eca berhenti mengoceh

"Rasti kamu keruang HRD sekarang" pinta om Hadar tanpa basa-basi

"Iya Prof" jawab Rasti patuh

Om Hadarpun meneruskan jalan menuju ruang ICU yang tidak jauh dari coffe shop tempat Rasti dan Eca duduk

"aku ke HRD dulu ya Ca" pamit Rasti

"Okay, semoga berhasil dengan jodohnya" goda Eca

"Yeeee" teriak Rasti yang sudah berjalan duluan.

Sesampainya di depan ruang HRD, Rasti mengintip sedikit dari kaca yang berada dipintu ruangan itu. Sambil tarik napas ia membuka pintu ruangan HRD

"Selamat pagi dr. Rasti, dokter sudah ditunggu dr.Agung dok" tegur karyawan HRD

"Dok ... dokter Agung?" jawab Rasti terbata

"Iya dok, mulai hari ini dr.Agung bertugas menjadi kepala HRD di rumahsakit ini"

'Ya Allah, apalagi sih ini ! jangan – jangan ini tentang pengajuan cuti gue' batin Rasti

Rastipun menuju ke salah satu pintu yang bertuliskan Head office of HRD. Iapun kembali menarik napas dan masuk

"Assalamualaikum dok" sapa Rasti sambil membuka pintu. Dilihatnya sosok dari belakang lelaki itu yang cukup gagah untuk ukuran cowo. Bahunya yang lebar dan postur tubuh yang bisa dibilang postur tubuh model dimiliki oleh lelaki ini. Sejenak Rasti tertegun dengan pemandangan itu.

"Bisa ketok pintu dulu ngga sih kalau mau masuk" tegur lelaki itu memecah lamunan Rasti

"Iya-iya maaf, Eh maaf dok. Mau saya ulangi lagi ?" jawab Rasti

"Sana, ulangi masuknya" jawaban Agung itu membuat Rasti kesal. Iapun mengulang kembali caranya masuk ke ruangan Agung

"Sini silahkan duduk" ucap Agung mempersilahkan Rasti duduk di sofa didepan meja Agung

"Ada apa ya saya dipanggil kesini?" Tanya Rasti dengan bahasa formal

"Kamu mengajukan cuti ? alasannya apa ?" Tanya Agung yang langsung to the point

Sesuai perkiraan Rasti bahwa cutinyalah yang dipermasalahkan

"saya sudah lama tidak ambil libur dok, jadi saya mengambil cuti tahunan saya sekarang" jelas Rasti

"Hanya itu ?" Tanya Agung lagi sambil menatap lurus kearah Rasti, sehingga membuat Rasti hampir gugup dengan pandangan itu

"Saya tidak bisa terima permohonan cuti kamu" tambah Agung

"Loh kok .. ?"

"Iya, rumahsakit lagi butuh seorang dokter untuk mengikuti pelatihan selama 3 hari diluar daerah. Saya menunjuk kamu untuk pergi mengikuti pelatihan itu"

"Ya, apa? Kok gue sih" jawab Rasti kesal dengan langsung menggunakan bahasa non formal

"Daripada cuti, mendingan pelatihan sekalian juga liburan kan"

"ya mana bisa dibilang liburan kalau pelatihan"

"Loh kan ngga mauk shift dirumahsakit, itu namanya liburkan ?" jawab Agung dengan santainya

"Lusa berangkat, tiket kereta dan hotel ditangguung rumahsakit, nanti dikirimkan via email. Sekarang, kamu bisa lanjut kerja lagi" sambung Agung menjelaskan

Rastipun berdiri kesal dari duduknya dan keluar dari ruang HRD

Emergency MateWhere stories live. Discover now