Quattuor

757 75 3
                                    

"Kemarin aku janji akan mengantarmu membeli perlengkapan."

Pemuda bernama Warren terlihat sibuk sedari tadi. Ia bolak-balik ruang kerja, ruang tamu, kamar, lemari. Ametherd hanya menatap pemuda itu heran, namun ia urung untuk menanyakannya.

Beberapa kali ia meminta Ametherd untuk pindah tempat sebentar karena ingin memeriksa tempat duduknya.

Tiba-tiba Warren memekik keras, membuat Ametherd tidak sengaja menjatuhkan globe disampingnya. Globe itu menggelinding keluar rumah karena posisinya tepat disamping pintu. Ametherd mencoba untuk mengejar globe itu.

Ternyata diluar rumah Warren sangat ramai. Penuh dengan penyihir yang berdesakan. Membuatnya kesulitan untuk mengejar globe. Ia terseret oleh gerombolan penyihir dewasa yang tengah mengejar seseorang. Sepertinya orang penting.

Ametherd terbawa entah kemana gerombolan orang ini pergi. Mereka membawa kamera dan ada makhluk kecil yang membawa kertas juga pena dibelakang mengikuti penyihir-penyihir itu.

"Tuan Fitz bagaimana perjalanan anda kemarin?"

"Tuan Fitz apa ada yang ingin anda sampaikan?"

"Tuan Fitz bagaimana perasaan anda bertemu naga?"

"Tuan Fitz..Tuan Fitz.. Tuan Fitz...."

Ametherd pusing mendengar suara para
wartawan yang terus berteriak pada orang di depannya. Siapa tadi namanya? Tuan Fitz?

'Tuan Fitz makin tampan sepulang dari berburu naga.'

'Beruntung sekali orang yang akan menjadi istrinya. Muda, tampan, kuat pula. Aku mau jika menjadi selirnya sekalipun.'

Ametherd memasang wajah ngeri. Ia buru-buru pergi dari tempat berisik yang aneh itu. Tidak sengaja matanya bertatapan dengan orang yang dipanggil 'Tuan Fitz'. Ia merinding tanpa sebab ketika matanya melihat langsung kedalam mata orang itu.

Ametherd segera pergi sebelum Warren mencarinya. Ia melewati jalan sempit yang bau. Hidungnya mengernyit saat mencium aroma aneh dari kuali yang dipajang di depan toko. Ia segera menunduk begitu si pemilik toko melihatnya.

Ametherd terus saja berjalan entah kemana kakinya membawanya. Ia melihat seorang gadis kecil sedang menangis di pinggir jalan kecil. Ametherd segera menghampirinya.

Ia berbincang sebentar dengan gadis itu. Tak lama wajahnya berubah menjadi tegang dan tak kemudian ia tertawa berasama gadis itu.

"Ksexaste To Peristatiko. Ypakoui Ta Logia Mou."

Ametherd diantar pulang ke rumah Warren oleh gadis yang ditemuinya barusan. Mereka terlihat akrab bahkan Warren terlihat kebingungan di depan rumahnya.

Begitu sampai didepan rumah Warren, gadis itu segera pamit ingin pulang. Ia bilang ibunya akan mencarinya dan memarahinya jika tidak pulang sekarang.

Warren melihat Ametherd penuh tanda tanya, ia curiga pada gadis yang mengantar Ametherd pulang. Perasaannya mengatakan ada suatu hal yang tidak beres namun ia berusaha melenyapkannya.

"Ini surat undanganmu sudah kutemukan. Dan kali ini sudah ada namanya padahal kemarin jelas-jelas tidak bertujuan."

Warren memberikan surat berwarna hijau kepada Ametherd dengan terheran-heran.

"Kita akan membeli peralatan sekolahmu. Di suratmu sudah tertulis apa saja yang dibutuhkan murid baru."

Ametherd mengangguk kecil mendengar ucapan Warren. Ia mulai menyadari betapa cerewetnya Warren, mirip sekali dengan tante Merlin.

Emerald AcademyDonde viven las historias. Descúbrelo ahora