si anak kelas 10

149 54 31
                                    

Langkahnya membawanya ke lantai dua , lantai dan lorong2 yang jarang ia lewati , lorong anak kelas 11.

Renza menghentikan langkahnya, berdiri didepan sekat entah apa menyebutnya dinding rendah yang memisahkan gedung dengan tempat tanaman bougenville itu ditanam, tempat siswa biasanya menatap lapangan saat bosan .

Tangan nya mengetik sesuatu pada ruang chatnya .

Renza: Gw depan kelas lo , tlg keluar

Setelah mengetik itu suara pintu terbuka terdengar . Si pembuka pintu menatap sosok tinggi itu dengan senyum lebar .

"Nza.." , kata Cewe dengan kerudung itu setelah menepuk bahu Renza pelan.

"Ah , bin ... ini surat izin buat salah satu temen kelas lo " , Renza memberikan kertas putih persegi itu pada Bina , salah satu anak dikelas Dipta yang juga anggota dari tim voli perempuan sekolah.

"Dipta? , dia kenapa emang? Lo kenal Dipta emang nya , nza?" , Cewe itu bertanya setelah membaca surat izin ditangannya .

"Tadi gak sengaja ehmm kena gebok gw pas lagi olahraga", jelas Renza yang akhirnya malah mengundang tawa pada cewe di depan nya itu .

"Hah?? Bwahahaha apaan si kok bisa ?parah banget lo " , tangan nya menepuk lengan Renza pelan saat tertawa atas alasan izin Dipta.

Renza hanya diam , kembali menatap cewe di depannya dengan senyum kecut . "Gw gak sengaja , pokoknya gw titip itu " , selepas mengatakan itu Renza pergi , naik ke lantai tiga dimana kelas nya berada .

"Tuh anak harus selalu sedingin itu sama gw apa?" , tanya Bina pada dirinya sendiri memberi senyum tipis pada wajahnya sedih.

***

Dipta membuka matanya , menguap dan mengucek matanya dengan kedua tangan nya . 7 menit lagi sebelum pulang . Mata Dipta menatap jam dinding di sisi ruangan UKS itu . Dipta adalah salah satu anak yang mengikuti ekskul PMR dia jelas tahu seluk beluk ruangan kubus itu .

"Ahh , males banget ngambil tas , tunggu nantian aja deh pas kelas udah sepi "

Dipta merapikan beberapa obat di laci kecil di meja UKS , memghubungi pelatih nya untuk menanyakan apakah bisa hadir lewat pesan . Setelah semua selesai bel pulang sekolah berbunyi .

"Perasaan udah hampir semester dua tapi anak yang tadi bahkan gak tahu gw anak kelas 11 , gw nolep banget apa dikelas mulu " , Dipta menggerutu sampai beberapa anak memasuki ruang UKS itu . Hari ini memang jadwal untuk ekskul jadi masing-masing dari mereka saling menyapa.

"Kak Dipta kok cepet banget , tumben " , sapa seorang anak berkerudung yang baru masuk ke ruang UKS itu .

"Hehehe, aku udah disini dari tadi , tadi sempet mimisan" , jelas Dipta dengan senyum lebar nya menjelaskan.

"Eh lu gak papa , dip? " saut seorang cowo , anak kelas 11 juga yang sedaru tadi hanya ikut mendengarkan .

"Gapapa , gausah khawatir gitu ah , Di " , goda Dipta yang membuat cowo bernama Abdi itu mendengus kesal diikuti tawa anak-anak lain di ruangan itu.

"Gw mau ambil tas dulu ya " , Dipta berdiri dari duduk nya setelah sempat mencolek Abdi untuk menggangu cowo itu lagi.

Saat tangan nya mendorong pintu kaca ruangan UKS itu , dia disana sekitar 3 meter dari pintu uks, si adik kelas tinggi yang hari ini membuat hidung Dipta mimisan .

Badannya yang tinggi berdiri tegak , punggungnya menggendong tas hitam miliknya sedang tangannya yang lain membawa tas punggung lain dibelakang punggungnya . Tas Dipta.

Dipta menatap anak itu dalam diam , sebelum akhirnya menyadari ada teman sekelasnya Bina disamping cowo itu. Dipta mengambil langkahnya setelah tersenyum pada Bina ,Dipta melukis senyum lain untuk Renza .

Renza menjulurkan tangannya menyerahkan tas hijau tua itu pada pemiliknya .

"Ah , iya"

Dipta mengambil tas nya sebelum memeluk tas nya lagi , " hehe , maap hari ini berat tasnya .. maaf ngerepotin"

"Lo udah gapapa , dip?" , tanya Bina khawatir.

"Ah gak apa-apa , itu cuman alasan cabut dari kelas pak yahya" , jawab Dipta .

"Ah ehm makasih ya sekali lagi buat tas nya" , lanjut dipta menatap wajah Renza yang masih memandangi wajahnya.

"Iya", jawab Renza singkat , cowo itu melangkah maju mengambil sisi kiri Dipta yang kosong diikuti Bina di belakangnya

"Dulua---" , kata-kata Bina terpotong , suara lain memotong kata-kata yang harusnya dia keluarkan saat melewati Dipta .

"Maaf, kak" , kata Cowo itu singkat lalu melangkah menjauh.

Dipta menoleh kebelakang menatap cowo itu aneh sebelum senyumnya mengembang .
'Aneh banget si bocah' .

***

"Masih gaada tenaganya! Ayok"

"Semangat!"

"Ayok ayok semua!"

Pukul jam 5 sore , hari Rabu hanya ada tiga ekskul yang memakai hari itu untuk hari ekskul; PMR ( Palang merah remaja) , voli dan saman .

Suara bel tanda semua kegiatan harus usai disekolah itu terdengar , semua anak ekskul membereskan ruangan nya dan bersiap pulang . Rasanya berbeda dengan anak voli yang masih berteriak sana-sini .

Dipta keluar dari ruang UKS bersama Abdi disampingnya ,  kedua nya memang memegang jabatan wakil dan ketua ekskul itu jadi mereka keluar belakangan untuk mengunci pintu UKS.

"Mereka mau ada lomba seinget gw " kata Abdi dengan tangan nya memainkan kunci motornya .

"Oalah , mungkin karena itu mereka jadi segitu semangatnya" kata Dipta menanggapi , tangan nya menyentuh wajahnya yang masih dihiasi lebam dan merah.

"Yang paling tinggi itu kan yang bikin muka lo gini? Ahahahaha bisa aja si buset dah" , tawa Abdi dengan tangan nya menunjuk hidung Dipta yang dihiasi biru.

"Gak usah ketawa dasar Abdi " , Dipta menatap Cowo itu marah sebelum kembali mengembangkan senyumnya .

"Uwaahhhh" , kagum dua orang itu Dipta dan Abdi saat melihat Renza melakukan smash terhadap passing atas dari timnya.

Cowo itu, Renza.. mengambil dua langkah tenang dan melompat diwaktu yang tepat . Tangan nya memukul keras bola yang masih melambung di Udara itu semangat .

"Gimana gak mimisan coba lu kalau kena gebok begituan , harusnya lu ampe pingsan kali ahahaha " ledek Abdi selagi kaki nya membawanya menjauh dari Dipta yang sudah menyiapkan pukulan besar pada tubuh Abdi yang menjauh.

.
.
.
.
.
.

Mata ku tak lepas dari orang itu , dia masih memegangi wajah nya . Tapi kenapa masih bisa tertawa sebesar itu?


Vote and comment love

Hi,Hello?Where stories live. Discover now