19. Teruntuk [Kamu]🍁

595 57 0
                                    

Shafa sedang berada di perpustakaan. Ia ingin mengembalikan buku keperawatan yang kemarin ia pinjam. Keadaan yang lumayan sepi karena hampir mahasiswa sudah pulang.

"Fa, mbak nitip perpus dulu ya. Ada urusan." ucap Vita si penjaga perpus. Vita hanya lebih tua darinya tiga tahun. Wajahnya yang masih cantik dan tetap kelihatan imut meskipun sudah memiliki dua anak. Shafa yang sering berkunjung di perpustakaan membuat mereka berdua cukup akrab.

"Iya, siap mbak!" 

Setelah kepergian Vita, Shafa menduduki kursi di perpus yang selalu Vita duduki. Berjaga-jaga saja jika ada yang datang meminjam buku, ia akan mencatatnya di buku yang telah disediakan. Sambil menunggu, ia membaca chat dari Fathia yang dikirim dua menit yang lalu.

Fathia
Fa, lo dimana?

Shafa
Perpus, kenapa?

Fathia
Yaudah, tanya doang.

"Gimana? Dia ada dimana?" tanya Raihan yang berada di parkiran bersama dengan Fathia. Raihan sengaja meminta Fathia untuk menanyakan dimana Shafa berada. Karena ia masih ragu untuk mengirim pesan pada Shafa.

"Dia di perpus, kalo lo emang udah nemuin jawaban lo. Lo segera temuin dia."

Bukan Shafa yang menceritakan permasalahannya dengan Raihan. Tapi Raihan lah yang menceritakan padanya.

Raihan mengangguk dan segera berlalu menuju perpustakaan tempat dimana Shafa berada.


Cklek!....

Pintu terbuka menampilkan sosok Raihan. Shafa kaget melihat kedatangan Raihan, namun sebisa mungkin ia menyembunyikan kegugupannya.

"Ada yang bisa saya bantu? Mau pinjam buku?" ucap Shafa tenang dan bergelagat seperti Vita yang sedang melayani pengunjung perpustakaan.

"Aku mau ngomong soal kemarin." Raihan menatap tajam ke arah Shafa

"Kenapa han? Aku udah tau jawaban kamu, kamu pasti masih suka kan sama Nazwa." Shafa tersenyum singkat.

Raihan diam dan terus menatap tajam ke arah Shafa. Shafa kembali menunduk.

"Jadi bener, kamu masih suka ya." ucap Shafa dengan lirih. Ia menggigiti bibir bawah nya karena gugup.

"Aku akan jauhin Nazwa."

Shafa terkejut. Apa yang Raihan katakan?

"Aku sayang sama kamu, aku akan jauhin Nazwa demi kamu." Raihan kembali menatap lembut ke arah Shafa.

"Ka--kamu beneran?" Shafa sangat gugup sekarang.

"Iya."

Ingin rasanya Shafa berteriak kencang. Hatinya sangat senang. Raihan mendekatkan wajahnya ke arah Shafa. Dan Shafa pun memejamkan matanya.
Shafa merasakan nafas Raihan berada di pipinya. Sebenarnya Raihan hanya ingin membisikkan kata untuk Shafa. Tapi entah kenapa gadis itu malah memejamkan matanya. Dan itu malah membuatnya semakin manis.

"Ehemm!"

Raihan segera kembali ke posisinya melihat penjaga perpus di ambang pintu sambil menatap ke arahnya dan juga Shafa. Shafa sangat malu dan jelas saat ini pipinya pasti sangat memerah.

Kamu [SELESAI]✔Where stories live. Discover now