PEMBURU

241 24 5
                                    

Namaku Rayyan Verdian, panggil saja Ray, aku suka sekali berburu di hutan hanya untuk membuat masakan makan malam. Seperti kelinci,burung,rusa, ikan dan lain sebagainya. Saat hari mulai gelap aku dan ayahku selesai berburu, kemudian ayahku berjalan duluan ke mobil dan aku masih mencari buruan lagi.

"Wah ada rusa tuh," ucapku dalam hati.

Saat sudah mendekati mangsa,
Tiba-tiba aku melihat ada segerombolan srigala yang tengah mencari makanan mereka. Namun seketika aku lengah, ada seekor srigala yang berada di belakangku. Pelan-pelan aku mundur menjauhi area tersebut, tapi sayangnya srigala itu telah melihatku. Terpaksa dengan rasa takut yang menggebu-gebu, aku berlari sekuat tenaga.

"Tolong!!" teriakku minta tolong.

Ayah pun berlari kembali masuk hutan karena mendengar teriakkanku. Di hadapanku ada seekor srigala putih, Namun aku hanya bisa mematung tanpa melakukan perlawanan. Tiba-tiba srigala itu menerkam dan menggigit leherku. Sontak aku kaget dan brutal memukul srigala tersebut. Srigala lain menyusul berlari ke arahku.
Tapi untungnya ayahku segera datang dan srigala itu pun pergi.

"Kamu tidak apa-apa, Nak? "tanya ayahnya khawatir.

"Tidak apa-apa yah, cuman ada bekas gigitan di leher." jawabku.

Semenjak hari itu aku merasakan kalau srigala itu bukan hanya menggigit tapi menempelkan virus darah srigala didalam tubuh. Membuat sel srigala tumbuh menjulur ke semua bagian sel-sel yang lain, banyak emosi yang kini membingungkan. Rasa ingin makan daging pun tiba-tiba terlintas.

Sesampai di rumah hasil buruan pun dimasak dan disajikan diruang makan, hasil berburu yang dapat hari ini hanya beberapa daging kelinci sama belalang. Aku seketika muntah melihat daging yang dimasak dan akhir memilih pergi menuju kamar dan langsung tidur,

Yah mungkin karena gigitan srigala makanya tidak nafsu makan.

*-*

Paginya aku bersiap untuk berangkat kuliah. Sesampai di sekolah banyak teman-temanku mengobrol tentang hewan buas yang berkeliaran dari disekitar daerah tempat tinggalku.

"Lagi pada ngomongin apa sih?" tanyaku yang sedang masang raut wajah penasaran.

"Katanya ada singa yang bisa berjalan seperti manusia dan ukurannya ga biasa gitu..sangat besar." jawab Tomy.

"Iyahh..katanya juga polisi lagi melakukan pencarian." sambung Bagas

"Kira-kira sekarang singa itu dimana?" tanya Ray.

"Disekitar hutan sana tuhh..kan disana tempatnya sepi." tunjuk Frosa kearah hutan dekat tempat tinggal Ray.

Yang ditunjuk Frosa adalah hutan dimana itu jalan aku pulang dari kampus ke rumah jalanan yang sepi hanya pepohonan di samping jalan, dan memang tempat tersebut lebih cocok sebagai tempat persembunyian. Sepulang kuliah aku pun berpamitan pada teman-temannya.

"Aku pulang dulu yahh," ucapku pada teman-temannya.

"Yah hati-hati..kalo ketemu singa Salami buat aku aja," kata tomi dengan ledekannya.

"Mau aku temenin?" tanya bagas.

"Tidak usah, aku berani ko. Kan aku pemburu." jawabku tanpa merasa berdosa, padahal juga pingin di perhatikan.

"Kabarin kalo ada apa-apa?" kata Frosa.
Mereka pun pulang ke rumah masing-masing.

Parah, jalan sepi banget yah. Gimana kalau saja aku bertemu singa itu?Batinku.

Ada sesuatu yang sedang mendekat, aku bisa mendengarnya. Entah telinga ku ini bisa seperti radar jika ada yang mendekat.

KROSAKKKKK!!

Suara semak-semak yang bergerak kencang. Tiba-tiba seekor singa besar melompat tepat di depanku, saat aku mencoba kabur sayangnya itu tak mungkin. karena posisi mereka sangatlah dekat, ditambah aku yang sedang kaget saat ditemui hal yang janggal tersebut.

Mutant Olympus [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang