7

3.7K 451 77
                                    

Sudah seminggu setelah pernyataan mengejutkan Jongin kepadanya waktu itu. Sehun sudah berusaha keras untuk tidak memikirkan pemuda itu lagi. Namun dia tak bisa. Keadaannya tak jauh berbeda dengan orang gila. Pakaiannya yang selalu rapih, kini terlihat berantakan karena beberapa kancing ia biarkan terbuka. Rambut yang biasanya memperlihatkan dahi mulusnya kini tak pernah lagi ia sisir.

Jika saja ibunya tidak memaksanya untuk sekolah, Sehun pasti akan mengurung diri selamanya di dalam kamar.

Seperti saat ini, disaat dimana kedua orangtua serta kakek nenek kesayangannya tengah berkumpul untuk makan bersama. Sehun yang biasanya paling sering mengadu pun hanya dapat mengatupkan mulutnya rapat-rapat sementara kedua tangannya masih memotong daging steak yang ada di piringnya.

"Kau kenapa Sehun? Tidak biasanya kau seperti ini?" Tanya sang kakek dengan nada khawatir.

"Kami juga tidak tahu ayah, semenjak dia pergi ke tempat les itu, dia jadi seperti ini." Jawab ibu Sehun.

"Apakah ada yang menganggumu? Apakah kakek harus meratakan gedung itu dan membuat para guru dan karyawan disana mati kelaparan?" Bujuk pria tua itu, namun Sehun masih bungkam juga.

"Aku juga sudah menyelidiki tempat itu ayah. Tapi mereka tidak melakukan apa-apa pada Sehun."

"Sehun bicaralah, kau ingin nenek sedih dan jatuh sakit hah?"

Sehun menaruh pisau dan garpunya dengan mata yang masih terpaku menatap meja makan.

"Aku rasa aku menyukai pria ayah."

"Apa?!" Semua orang dimeja makan tersebut sontak berseru terkejut setelah mendengar satu kalimat pendek yang Sehun lontarkan.

"Aku juga tidak tahu bagaimana caranya aku bisa menyukai pria itu. Tapi aku benar-benar tidak bisa berhenti memikirkannya."

"Jika itu memang kemauanmu, kakek ijinkan. Sekarang ini, hubungan sesama jenis sudah tidak setabu yang dulu. Kakek tidak bisa melarang kemauanmu." Sehun terkejut dengan ucapan sang kakek. Ditambah lagi dengan usapan lembut sang ibu di punggungnya.

"Ibu tahu bagaimana perasaanmu sayang, apalagi pemuda itu sampai bisa membuatmu seperti ini. Ibu jadi ingin bertemu dengan pria itu."

"Tapi bagaimana jika dia tidak menyukai mu, Hun?" Ujar sang ayah yang dibalas senyuman penuh arti oleh Sehun.

"Tak perlu khawatir. Dia lah yang pertama kali menyatakan perasaannya padaku."

   




Dahee dan Hanna sudah kehabisan ide untuk membujuk Jongin yang sudah seminggu lebih ini menyendiri di perpustakaan sekolah.

Jongin sendiri pun sudah menceritakan kejadian malam itu pada kedua sahabatnya. Dahee dan Hanna tentu saja terkejut saat Jongin bilang bahwa ia menyukai Sehun waktu itu. Jongin adalah orang yang paling membenci Sehun, namun sekarang berbalik menyukainya.

"Ayolah Jong, kita makan dikantin. Ibumu bilang jika kau jarang makan saat dirumah."

"Pergilah, aku tidak lapar."

"Jangan menyiksa dirimu sendiri Jongin. Kalau kau seperti ini terus, kau akan jatuh sakit." Balas Hanna. Jongin hanya menghela nafas pelan namun tidak kunjung menerima ajakan tersebut.

"Yakkk!"

Suara ricuh terdengar dari luar perpustakaan yang membuat Hanna langsung ke luar untuk mengintip tentang apa yang terjadi.

"Astaga!"

Hanna buru-buru masuk dan menarik tangan Dahee ke luar perpustakaan lalu berbisik pelan. "Bagaimana ini, Sehun ada dibawah?"

Crush (Hunkai) -End-✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang