Part XXV 👑

3 0 0
                                    

Happy Reading :)

...

Aran Pov.

"Ayah!." Ucapku setelah melihat pria itu berbalik.

"Aran." Ucap Ayah dan langsung memelukku.

"Maafin Ayah, Ayah udah banyak salah sama kamu, bagaimana pun Ayah minta maaf sama kamu, ga akan bisa tebus kesalahan yang udah Ayah perbuat sama kamu." Ucap Ayah masih memelukku.

Aku terisak dalam pelukan Ayah, pelukan yang sangat aku rindukan selama ini, seperti mimpi yang menjadi kenyataan.

"Aran udah maafin Ayah. Aran rindu sama Ayah." Ucapku.

"Ayah juga rindu sama kamu nak, selama ini Ayah benar benar kehilangan kamu, Ayah menyesal udah ngucapin kata kata yang ga pantas buat kamu, maafin Ayah sayang." Balas Ayah.

"Ayah ga perlu minta maaf terus, Aran udah lupain semuanya, bagaimana pun Ayah tetap Ayahnya Aran. Dan kita ga usah bahas masalah itu lagi, yang terpenting Ayah udah ada disini sama Aran." Ucapku.

"Iya sayang, Ayah udah ada disini buat Aran." Balas Ayah.

"Ayah sekarang tinggal dimana?." Tanyaku.

"Ayah bakal pindah kesini lagi, Ayah udah beli rumah disini, jadi ga akan jauh dari Aran lagi." Jawab Ayah.

"Tapi bagaimana dengan Istri Ayah?." Tanyaku.

"Ayah udah ga sama dia lagi, Ayah nempatin rumah baru Ayah sendiri, jadi kamu bisa datang kerumah Ayah kapan aja, karena itu juga rumah kamu dan Angga." Jawab Ayah.

"Kalau Aran nginap dirumah Ayah malam ini boleh?." Tanyaku.

"Boleh dong, tapi kamu minta izin sama Mama juga Papa kamu." Jawab Ayah.

"Mah, Pah, gimana? Aran boleh nginap dirumah Ayah?." Tanyaku kepada mereka.

"Boleh sayang, masa kami ga ngebolehin kamu nginap dirumah Ayah kamu." Jawab Papa.

"Makasih Pah." Balasku.

"Tapi sebelum itu solat magrib dan kita makan malam bareng, bi Sum udah masak banyak." Balas Mama.

...

Entah kata apa yang bisa mendefiniskan diriku hari ini, aku benar benar bahagia. Sekarang aku dan juga Angga sudah berada dirumah Ayah, lumayan jauh dari rumah Papa. Rumah Ayah cukup besar dengan dua lantai.

Aku tengah duduk diruang tengah rumah berdua dengan Ayah, sedangkan Angga dia sedang keluar mencoba motor baru yang dibelikan oleh Ayah.

"Ran, besok sekolah biar Ayah yang antar kamu." Ucap Ayah.

"Ya udah kalau gitu Yah." Balasku, namun aku mengingat sesuatu, "bantar Yah Aran mau nelfon teman Aran." Ucapku kepada Ayah. Aku pun langsung menelfon Willyo.

"Halo Yo."

"Iya Ran ada apa."

"Besok kamu ga usah jemput aku ya, soalnya besok aku dianter."

"Kok gitu? Tumben dianter? Emangnya ada apa?."

"Pokonya ga usah jempat, besok aku bakal ngasi tau kamu alasannya."

"Ya udah kalau gitu, sampai ketemu besok."

"Iya iya."

Aku langsung memutuskan panggilan telfon itu.

"Sayang, emang kamu kalau sekolah bisa dijemput teman kamu ya?." Tanya Ayah.

"Ya gitu deh Yah, Aran sih ga mau dijemput kayak gitu takut ngerepotin, tapi mereka malah maksa Aran, ya mau ga mau Aran ikut aja." Jawabku.

Just Best Fri(end)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt