~Part 2~

59 2 1
                                    


Bianca tengah berada disebuah keramaian di mall pusat kota. Sebuah cup Mc'flurry Oreo berada di genggaman tangan kirinya sementara tangan kanannya memainkan ponsel. Baru saja, gadis berambut dark brown tersebut mengupload sebuah foto dimana di dalamnya terdapat dirinya dan Kenzi tengah selfi bersama dengan latar gerai McDonald's di Plaza Senayan.

Di foto itu mereka terlihat dekat bagaikan sepasang kekasih. Kenzi mengalungkan tangannya di sepanjang bahu Bianca, sementara Bianca memeluk pinggang cowok itu. Di punggungnya tergantung slingbag dimana di dalamnya terdapat seragam sekolah yang ia lepas untuk jalan bersama Bianca. Kini, Bianca tengah menumpukan badannya pada pembatas mall di lantai dua. Kedua sikunya bertumpu pada besi pembatas menghadap sekumpulan orang yang tengah memadati lantai satu di bawah sana.

Keberadaan Bianca di sana nampaknya mengundang seluruh pasang mata untuk menatapnya. Tentu saja, siapa yang tak mengenal Bianca Latasya Putri sang modelling terkenal?

Tunggu, apa Bianca sudah pernah bercerita bahwa ia adalah seorang model? Anggap saja belum. Jadi, Bianca adalah seorang model cover majalah TiMe. Majalah yang digandrungi remaja hits masa kini. Bianca mulai menjadi seorang model ketika ia berada di bangku smp kelas 9 dimana mungkin saat itu usianya masih 14 tahun. Usia yang terbilang sangatlah belia untuk mengais rejeki. Awalnya, Noval---pacarnya saat itu yang kemudian putus dua minggu setelahnya---menawarinya karena kakak laki-lakinya adalah seorang fotografer dan ia ingin Bianca menjadi modelnya. Berawal dari iseng, akhirnya Bianca menjadikannya sebagai kerja sampingan hingga sekarang.

Maka tak heran banyak yang saat ini mengambil fotonya secara diam-diam. Hal ini juga tentunya tidak akan dilewatkan oleh para kaum adam dimana mereka bisa memandangi postur indahnya. Bagaimana tidak, gadis itu tengah mengenakan kaos bahan dengan rok jeans diatas lutut yang tentu saja menampilkan betis dan paha indahnya.

"Kok udah habis aja sih?" Tanyanya pada diri sendiri, "padahal gue juga baru beli--"

Gadis itu menghentikan ucapannya ketika teringat Kenzi membelikannya Mc'flurry dan begitu ia menerima minuman McD tersebut Kenzi segera ijin ke toilet dan itu telah berlangsung selama hampir 10 menit.

Sial. Dari tadi Bianca telah menghabiskan waktunya untuk menunggu cowok oplas itu selama 10 menit? Yang benar saja. Prinsip seorang Bianca adalah, wanita itu ditunggu bukan menunggu.

Bianca memutar pandangannya ke sekitar dan baru menyadari bahwa sejak tadi ia menjadi sorotan.

Pfft. Bianca cecans lelah. Bianca baru saja hendak mengayunkan kaki pergi dari sana tanpa perlu repot kembali menanti Kenzi ketika sebuah tepukan di bahunya besarta suara bariton milik seseorang menyapa pendengarannya.

"Bianca,"

Bianca menoleh dan mendapati seseorang yang sempat ia ceritakan tadi muncul berdiri selangkah darinya.

"Noval?"

"Hey darl," tanpa basa basi cowok jakun itu langsung menyambar tubuh ramping Bianca untuk dipeluknya.

Bianca yang terkejut tak berniat membalas pelukan cowok itu.

"How are you darl?"

Satu yang Bianca suka dari Noval. Cowok itu selalu menganggapnya teman walaupun ia pernah mencampakkan cowok itu di lapangan sekolah dulu. Dan sampai sekarang, ia dan Noval terkadang masih kontak-kontakan---dimana hanya cowok itu yang selalu mengisi bilik chat.

"Fine. And you?" Balas Bianca.

"Not fine."

"Because?"

"I miss you."

"Dari dulu sampai sekarang guyonan lo tetap receh ya?" Ledek Bianca tak urung bibir gadis itu merekah.

"Btw, lo sendiri Ca?" Tanya cowok berambut agak gondrong tersebut.

"Menurut Lo? Mana ada sejarahnya seorang Bianca Latasya Putri jalan sendirian di keramaian Mall?"

Noval tertawa. Masih keras menggelegar dan masih membuat Bianca malu karenanya. "Pelankan tawamu boy,"

"Oh oke oke."

"Btw, bisa minta tolong?" Tanya Bianca.

"Of course Darl," Cowok itu mengedikan bahu.

"Buangin cup minuman gue dong."

Bianca menyodorkan cup kosong yang tinggal tersisa tiga balok es batu itu kedepan Noval. Cowok itu menatap kosong pada cup yang disodorkan Bianca. Bianca tahu sebenarnya Noval keberatan jika pertolongannya seperti ini, tapi siapa yang bisa melawan Bianca? Dengan melempar senyuman manisnya, Noval akhirnya dengan senang hati---mungkin---mengambil cup itu dan berjalan tak jauh dari Bianca untuk membuang cup ke tempat sampah.

"Terimakasih," ujar Bianca ketika Noval tiba.

"Sama-sama."

"Btw lo sendiri? Enggak sekolah?"

"Aku lagi di skors." Adu cowok itu.

Bianca mengangguk paham. Noval masih sama, sama-sama suka membuat onar seperti dirinya.

"Lo?"

"Mabal." Balas Bianca ringan.

"Ck---"

"Bianca?"

Bianca menoleh ke sumber suara dan kini mendapati Kenzi. Okey, akhirnya cowok itu datang juga. Beruntungnya ia karena Noval berhasil menahan niat Bianca untuk meninggalkan cowok itu.

"Lo siapa?" Tanya Kenzi tajam pada Noval.

"Gue mantannya Bianca." Balas Noval tak kalah tajamnya.

Kenzi tersenyum remeh, "mantan? Ck, gue masa depannya."

"Masa depan? Maksud lo, Bianca bakalan jadian sama lo? Perlu gue ingatkan Bianca gak suka sama cowok yang bikin dia nunggu."

Bianca terdiam. Dalam hati ia tersenyum. Noval masih sama. Masih mengerti dirinya. Walaupun tidak sedalam-dalamnya.

"Noval makasih ya lo masih ngertiin gue. Gue sayang sama lo." Penuturan Bianca dan garis bawahi kata sayang membuat Noval terperangah.

"Ayo kita pergi Ca." Kenzi menarik paksa tangan Bianca.

Bianca mengikuti perintah Kenzi untuk pergi dari sana. Tapi ia masih menyempatkan diri untuk memberikan kiss bye serta kedipan sebelah mata pada Noval yang dibalas berbunga-bunga oleh Noval.

~·~

Maaf ya bila ada typo

Belum ketemu sama pemeran utama cowok nih. Tapi pas di prolog udah nyapa sekilas kan? Ditunggu aja ya, kayaknya next chap mungkin?Terimakasih telah bersedia membaca cerita Bad Girl. Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar. Terimakasih.Salam pena,


Jihan

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 07, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BAD GIRLWhere stories live. Discover now